Kata Wibu Sudah Ada di KBBI, Apa Maknanya?

Hitekno.com - Istilah wibu kini sudah diakui secara resmi oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai kata yang artinya adalah: "Seseorang yang terobsesi dengan budaya dan gaya hidup orang Jepang."

Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh budaya Jepang semakin kuat di Indonesia dan telah membentuk subkultur yang khas.

Wibu berasal dari kata "weeaboo" yang awalnya digunakan sebagai candaan di forum internet. Istilah ini kemudian menjadi populer dan sering digunakan oleh para penggemar budaya Jepang di seluruh dunia untuk merujuk pada diri mereka sendiri atau orang lain yang memiliki ketertarikan yang sangat besar terhadap budaya Jepang.

Baca Juga: Daftar Fatality Mortal Kombat PS2 Terbaru 2023

Penggunaan istilah wibu sering dikaitkan dengan hobi menonton anime dan membaca manga, dua bentuk hiburan populer asal Jepang. Namun, minat pada budaya Jepang juga meliputi hal-hal lain seperti musik J-Pop, game, dan fashion.

Beberapa wibu bahkan belajar bahasa Jepang atau mengadopsi gaya hidup yang terinspirasi oleh budaya Jepang.

Namun, istilah wibu juga sering mendapatkan kritik dari beberapa pihak. Beberapa menganggap bahwa terlalu fanatik pada budaya asing dapat merusak identitas budaya lokal.

Selain itu, penggunaan istilah wibu juga dapat digunakan sebagai ejekan dan merendahkan seseorang yang dianggap terlalu terobsesi dengan budaya Jepang.

Meskipun demikian, pengakuan KBBI terhadap istilah wibu menunjukkan bahwa subkultur penggemar budaya Jepang telah menjadi bagian dari budaya populer di Indonesia.

Sebagai negara yang memiliki sejarah panjang hubungan dengan Jepang, tidak mengherankan jika masyarakat Indonesia tertarik pada budaya asal negeri Sakura tersebut.

Dalam hal ini, penggunaan istilah wibu sebaiknya tidak digunakan secara merendahkan atau ejekan. Sebaliknya, penggunaan istilah tersebut sebaiknya digunakan dengan pemahaman yang baik dan tidak menimbulkan perdebatan atau perpecahan.

Dengan begitu, subkultur wibu dapat menjadi bagian dari keragaman budaya Indonesia dan tetap mempertahankan identitas budaya lokal yang kuat.