Ini Alasan Mengapa HP Xiaomi Tak Lagi Berwarna Cerah Mencolok

Alasan mengapa Xiaomi meninggalkan warna-warna cerah pada perangkatnya.

Lintang Siltya Utami

Posted: Rabu, 12 November 2025 | 12:21 WIB
Xiaomi Redmi Note 7. (mi.co.id)

Xiaomi Redmi Note 7. (mi.co.id)

Hitekno.com - Perkembangan industri ponsel pintar terus menunjukkan perubahan yang cepat, baik dalam hal teknologi maupun estetika desain. Sekitar tahun 2018 hingga 2019, Xiaomi dan submerek seperti Redmi serta Mi dikenal dengan produk-produk yang tampil berani dan penuh warna. Beberapa model HP Xiaomi populer seperti Mi A2, Redmi Note 7, Mi 8 SE, hingga Mi 9 menghadirkan pilihan warna mencolok dengan gradasi memukau yang disebut sebagai “seni refleksi”.

Pada masa itu, tampilan menarik bukan sekadar gaya, tetapi juga strategi pemasaran yang efektif. Contohnya, Redmi Note 7 berhasil terjual lebih dari 20 juta unit hanya dalam tujuh bulan. Namun, seiring hadirnya seri-seri baru seperti Xiaomi 12, 13, 14, hingga 15, warna-warna cerah mulai ditinggalkan.

Pergeseran ini bukan hanya akibat tren sementara, melainkan hasil dari perubahan arah pasar dan filosofi merek Xiaomi yang kini mengedepankan kesan premium dan profesional.

Pada masa awal, warna merah menjadi simbol energi, semangat muda, dan keunikan identitas Xiaomi. Produk seperti Redmi Note 6 Pro dan Mi 8 SE mengandalkan warna merah menyala untuk menarik perhatian konsumen muda.

Namun, seiring perkembangan selera pasar, strategi visual yang “ceria” mulai dianggap tidak lagi sesuai dengan citra produk kelas atas.

Dilansir dari Xiaomi Time pada Rabu (12/11/2025), konsumen premium kini lebih mengutamakan kesan elegan dibandingkan keceriaan visual. Apple, misalnya, melalui lini (PRODUCT)RED, berhasil mengubah citra warna merah menjadi simbol kepedulian dan kemewahan.

Kini, warna merah tidak lagi sekadar pilihan umum, melainkan menandakan eksklusivitas dan prestise. Dalam tren desain CMF (Color, Material, Finishing) tahun 2025, warna-warna seperti Burgundy dan Cherry Red dipilih bukan karena kecerahannya, tetapi karena memancarkan kesan matang dan berkelas.

Artinya, fokus desain tidak lagi menonjolkan “kegembiraan muda”, melainkan menggambarkan “kemapanan dan ketenangan”.

Perubahan juga terjadi pada gaya desain keseluruhan. Jika sebelumnya model seperti Mi 9 atau Mi 11 memamerkan gradasi warna reflektif, seri terbaru seperti Xiaomi 12 dan 13 justru tampil lebih sederhana dengan lapisan matte yang halus.

Xiaomi Redmi Note 6 Pro. (Firstpost)
Xiaomi Redmi Note 6 Pro. (Firstpost)

Dalam pandangan desain kontemporer, kemewahan kini identik dengan kesederhanaan. Penelitian bahkan menunjukkan bahwa garis desain yang bersih, warna netral, dan permukaan minimalis lebih sering dianggap mencerminkan kualitas tinggi dan autentik. Sebaliknya, desain yang terlalu mencolok justru sering diasosiasikan dengan produk yang kurang premium.

Baca Juga: Rekomendasi HP Baterai 7000 mAh November 2025, Tahan 2 Hari Tanpa Charger

Pendekatan ini sejalan dengan ambisi Xiaomi menempatkan produk unggulannya sejajar dengan Apple dan Samsung di pasar kelas atas. Kolaborasi dengan Leica memperkuat arah tersebut, menggabungkan estetika minimalis khas kamera klasik dengan keahlian manufaktur tingkat tinggi.

Kemitraan strategis antara Xiaomi dan Leica menjadi titik balik besar dalam identitas desain perusahaan. Leica, dengan sejarah lebih dari seabad, dikenal karena rekayasa presisi dan desain minimalisnya. Mengadopsi prinsip estetika ini membuat Xiaomi meninggalkan warna gradasi yang dulu menjadi ciri khasnya.

Hasilnya terlihat pada seri seperti Xiaomi 15 Ultra, yang menggunakan bodi metal, lapisan kulit sintetis, serta desain kamera bergaya retro yang elegan. Fokus desain kini bukan lagi pada seberapa mencolok perangkat terlihat, tetapi pada nilai simbolis yang diwakilinya, seperti keahlian, keandalan, dan keunggulan dalam fotografi.

Dalam era modern yang penuh rangsangan visual, konsumen mulai mencari ketenangan melalui desain yang lembut dan menenangkan. Karena itu, warna-warna lembut seperti Peach Fuzz, Mocha Mousse, atau pastel netral kini banyak dipilih karena memberi rasa damai dan keseimbangan emosional.

Smartphone bukan lagi sekadar alat hiburan, melainkan perpanjangan dari gaya hidup yang menekankan kesederhanaan dan kenyamanan.

Xiaomi pun sepenuhnya mengadopsi pendekatan ini, beralih dari material plastik berwarna cerah ke bahan seperti kaca matte, titanium, dan kulit yang terasa lebih eksklusif.

Pergeseran ini mencerminkan kedewasaan desain, bukan penurunan kreativitas. Evolusi dari Redmi Note 7 yang penuh warna menuju Xiaomi 15 Ultra yang berkolaborasi dengan Leica menandai transformasi identitas Xiaomi menuju kematangan.

Kini, bukan lagi warna cerah yang menentukan nilai sebuah perangkat, melainkan harmoni antara minimalisme, keanggunan visual, dan kualitas desain. Pertarungan di dunia smartphone modern bukan lagi tentang kecerahan warna, tetapi tentang ketenangan, keanggunan, dan ketepatan dalam setiap detail.

×
Zoomed
Berita Terkait Berita Terkini

iQOO 15 merusak pasar flagship dengan harga di bawah Rp10 juta. Ditenagai Snapdragon 8 Elite Gen 5 dan chip gaming Q3, i...

gadget | 09:38 WIB

Lupakan kamera gimmick! Di tahun 2025, kamera 0.5 (kamera ultrawide) kini menjadi fitur wajib di HP Rp2 jutaan. Simak ba...

gadget | 08:42 WIB

Fitur Foto Live tak lagi eksklusif di iPhone. Kini, brand Android seperti OPPO, POCO, dan Realme saling 'berperang' mena...

gadget | 08:06 WIB

Motorola secara berani memadukan dua inovasi yang biasanya ditemukan di segmen yang berbeda pada Moto G67 Power....

gadget | 23:58 WIB

Redmi Note 15 series terkonfirmasi masuk Indonesia, namun bocoran terbaru mengungkap versi global akan punya 'jeroan' be...

gadget | 23:43 WIB