5 Bahaya Membuka Kunci Bootloader di HP Xiaomi, Bikin Rugi!

Beberapa bahaya membuka kunci bootloader HP Xiaomi.

Lintang Siltya Utami

Posted: Selasa, 14 Oktober 2025 | 13:06 WIB
Ilustrasi HP Xiaomi. [Unsplash/Amanz]

Ilustrasi HP Xiaomi. [Unsplash/Amanz]

Hitekno.com - Meskipun membuka kunci bootloader pada perangkat Xiaomi memberikan akses tingkat lanjut seperti pemasangan ROM kustom dan hak akses root, langkah ini tidak datang tanpa konsekuensi. Banyak pengguna, terutama yang baru dalam dunia modifikasi perangkat, sering kali mengabaikan dampak negatif dan bahaya yang dapat ditimbulkan. Dilansir dari Xiaomi Time pada Selasa (14/10/2025), berikut ini adalah berbagai kerugian yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk membuka kunci bootloader pada HP Xiaomi:

1. Terhentinya Pembaruan OTA (Over-The-Air)

Kehilangan Pembaruan Otomatis

Setelah bootloader perangkat dibuka, salah satu dampak langsung yang akan dirasakan pengguna adalah berhentinya pembaruan sistem otomatis atau OTA. Xiaomi, sebagaimana produsen lainnya, memiliki kebijakan hanya memberikan pembaruan OTA kepada perangkat dengan status bootloader yang terkunci.

Alasan Keamanan

Kebijakan ini diterapkan sebagai bentuk perlindungan perangkat. Sistem akan menganggap bahwa perangkat dengan bootloader terbuka berpotensi telah dimodifikasi, dan karenanya dianggap tidak lagi aman untuk menerima pembaruan resmi dari perusahaan. Akibatnya, sistem Xiaomi akan menghentikan dukungan pembaruan bagi perangkat tersebut.

2. Konsekuensi Kehilangan Update OTA

Rentan Terhadap Ancaman Keamanan

Tanpa pembaruan OTA, perangkat tidak akan menerima tambalan keamanan terbaru. Hal ini membuka celah bagi peretas dan malware untuk mengeksploitasi kelemahan yang belum ditambal.

Kehilangan Fitur Baru

Baca Juga: Buru Link DANA Kaget Hari Ini, Begini Cara Bedakan Link Asli dan Penipuan

Setiap pembaruan sistem biasanya membawa peningkatan fitur dan perbaikan performa. Jika pengguna tidak lagi menerima pembaruan ini, maka pengguna akan ketinggalan berbagai peningkatan yang seharusnya bisa dinikmati.

Kesulitan Pembaruan Manual

Alternatif dari OTA adalah melakukan pembaruan secara manual. Namun, proses ini memerlukan pengetahuan teknis dan waktu yang tidak sedikit, serta meningkatkan risiko kesalahan instalasi jika tidak dilakukan dengan benar.

Ilustrasi HP Xiaomi. [Unsplash/c Trnh]
Ilustrasi HP Xiaomi. [Unsplash/c Trnh]

3. Dampak pada Garansi dan Dukungan Resmi

Garansi Bisa Dibatalkan

Xiaomi, seperti produsen lain, memiliki kebijakan yang dapat membatalkan garansi perangkat jika pengguna membuka kunci bootloader. Hal ini karena tindakan tersebut dianggap dapat menyebabkan ketidakstabilan perangkat.

Penolakan Layanan Purna Jual

Apabila perangkat pengguna mengalami kerusakan dan masih dalam masa garansi, Xiaomi dapat menolak untuk memperbaikinya jika diketahui bahwa bootloader telah dibuka. Ini berarti pengguna harus menanggung sendiri biaya perbaikan.

4. Risiko Keamanan yang Ditingkatkan

Meningkatnya Risiko Malware

Bootloader yang tidak terkunci memungkinkan pemasangan sistem atau aplikasi dari sumber tidak resmi. Jika tidak berhati-hati, pengguna bisa saja menginstal perangkat lunak berbahaya yang menginfeksi perangkat.

Ancaman terhadap Integritas Data

Perangkat dengan bootloader terbuka lebih mudah dimanipulasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Mereka dapat mengakses sistem, mencuri informasi pribadi, atau bahkan memasang keylogger untuk merekam aktivitas pengguna.

Perlindungan Sistem Melemah

Fitur keamanan penting seperti perlindungan pengaturan ulang pabrik dan enkripsi data bisa menjadi tidak efektif jika bootloader telah dibuka. Ini membuat perangkat lebih rentan jika jatuh ke tangan yang salah.

5. Masalah Performa dan Stabilitas Sistem

Ketidakstabilan dari ROM Kustom

Meskipun banyak ROM kustom menawarkan fitur menarik dan personalisasi tinggi, tidak semua dari mereka stabil. Beberapa ROM bisa menyebabkan perangkat sering mengalami error, restart sendiri, atau bahkan bootloop (tidak bisa masuk ke sistem).

Kompatibilitas Aplikasi Menurun

Beberapa aplikasi, terutama yang membutuhkan sistem keamanan tinggi seperti aplikasi perbankan atau dompet digital, mungkin tidak berfungsi dengan baik pada perangkat dengan sistem yang telah dimodifikasi. Selain itu, fungsi dasar seperti panggilan telepon dan pengiriman pesan juga bisa terganggu.

Membuka kunci bootloader pada HP Xiaomi memang menawarkan kebebasan yang lebih besar dalam hal kontrol dan kustomisasi. Namun, manfaat tersebut datang bersama sejumlah risiko serius. Kerugian seperti kehilangan pembaruan OTA, potensi dibatalkannya garansi, risiko keamanan, serta penurunan performa dan stabilitas perangkat perlu diperhitungkan dengan matang.

Untuk sebagian orang, risiko-risiko ini mungkin bisa diterima karena keinginan mereka untuk melakukan kustomisasi penuh. Namun, bagi pengguna biasa yang hanya ingin perangkat yang stabil, aman, dan selalu diperbarui secara resmi, membuka bootloader bukanlah pilihan bijak.

Pertimbangkan baik-baik, apakah manfaat dari membuka bootloader sebanding dengan berbagai potensi kerugian dan masalah yang mungkin timbul? Jangan sampai keputusan yang diambil demi kustomisasi justru berujung pada penyesalan karena perangkat menjadi tidak aman, tidak stabil, dan tidak lagi mendapat dukungan resmi.

×
Zoomed
Berita Terkait Berita Terkini

Tablet RAM besar 812GB memungkinkan semua aplikasi berjalan lancar tanpa lag, sementara fitur NFC menambah kemudahan unt...

gadget | 23:58 WIB

Meski dibanderol murah, deretan HP Redmi ini tetap menawarkan performa yang solid, desain kekinian, hingga daya tahan ba...

gadget | 23:41 WIB

Daftar enam rekomendasi HP Rp5 jutaan terbaik Oktober 2025 berikut bisa jadi panduan tepat sebelum membeli. Cek sebelum ...

gadget | 23:25 WIB

Butuh HP murah tapi tangguh? Simak rekomendasi 4 HP Xiaomi Rp2 jutaan dengan baterai besar, kamera canggih, dan performa...

gadget | 23:07 WIB

Live Shopee menjadi arena berburu HP murah dengan harga di bawah Rp 1 jutaan. Simak 5 rekomendasi HP terbaik, dari Itel ...

gadget | 15:32 WIB