Ilustrasi fast charging - Pengisi daya dengan kemampuan fast charging 260 W milik Infinix. (GSMArena)
Hitekno.com - Banyak pengguna smartphone sering mendengar istilah fast charging dan quick charging, tetapi tidak semua orang memahami perbedaan di antara keduanya.
Kedua istilah ini sama-sama merujuk pada teknologi pengisian daya cepat, namun memiliki standar, metode, dan kompatibilitas yang berbeda.
Fast charging biasanya digunakan sebagai istilah umum untuk menyebut teknologi pengisian daya dengan daya lebih besar dibandingkan charger standar 5W.
Sementara itu, quick charging merupakan nama teknologi khusus dari Qualcomm yang dirancang untuk perangkat dengan prosesor Snapdragon.
Perbedaan mendasar antara keduanya adalah fast charging bisa merujuk pada berbagai standar dari banyak produsen seperti VOOC (Oppo), SuperCharge (Huawei), Warp Charge (OnePlus), hingga Adaptive Fast Charging (Samsung).
Quick Charging atau Qualcomm Quick Charge adalah salah satu standar fast charging yang populer karena banyak digunakan di perangkat Android dengan chipset Snapdragon.
Kecepatan pengisian fast charging sangat bervariasi tergantung teknologi masing-masing produsen, mulai dari 18W, 30W, 65W, bahkan lebih dari 100W.
Sementara itu, Quick Charge memiliki beberapa versi, misalnya Quick Charge 3.0 yang mendukung daya hingga 18W, Quick Charge 4.0 hingga 28W, dan Quick Charge 5 yang mendukung hingga 100W lebih.
Dari sisi kompatibilitas, fast charging tidak selalu bisa digunakan di semua smartphone karena tiap merek punya protokol berbeda yang harus didukung oleh charger dan perangkat.
Quick Charging cenderung lebih universal di perangkat dengan chipset Qualcomm, meski tetap memerlukan charger yang kompatibel.
Baca Juga: Tanggal Rilis Seri Xiaomi 16 Terungkap, Bulan Ini?
Soal keamanan, baik fast charging maupun quick charging sudah dilengkapi teknologi proteksi seperti pengaturan suhu, kontrol arus, hingga perlindungan dari korsleting.
Namun, penggunaan charger asli atau bersertifikasi tetap sangat penting agar proses pengisian daya tidak merusak baterai dalam jangka panjang.
Dari sisi daya tahan baterai, keduanya sebenarnya relatif aman jika digunakan sesuai standar, meskipun pengisian cepat dalam jangka panjang bisa memengaruhi kesehatan baterai.
Maka dari itu, disarankan sesekali menggunakan pengisian normal untuk menjaga siklus baterai lebih awet.
Kesimpulannya, fast charging adalah istilah umum untuk berbagai teknologi pengisian cepat dari berbagai produsen, sedangkan quick charging adalah teknologi spesifik milik Qualcomm.
Mana yang lebih baik sangat tergantung pada perangkat yang Anda gunakan karena keduanya sama-sama menawarkan kecepatan dan keamanan pengisian daya yang lebih baik dibanding charger biasa.
Jika Anda pengguna smartphone dengan Snapdragon, quick charging tentu lebih optimal, sedangkan fast charging lain lebih cocok untuk perangkat dari brand tertentu seperti Oppo, Samsung, atau Huawei.