3 Mumi yang Jadi Korban Ritual Sadis di Masa Lampau, Kisahnya Bikin Merinding

Berikut 3 mumi yang jadi korban ritual sadis di masa lampau.

Amelia Prisilia
Rabu, 21 September 2022 | 11:43 WIB
La Doncella. (MAAM (Museum of High Altitude Archaeology) in Salta, Argentina)

La Doncella. (MAAM (Museum of High Altitude Archaeology) in Salta, Argentina)

Hitekno.com - Mumi dikenal sebagai salah satu sisa sejarah yang mampu memberi gambaran jelas bagi manusia modern saat ini mengenai kehidupan di masa lampau. Ditemukan di waktu yang berbeda, berikut 3 mumi yang jadi korban ritual sadis di masa lalu.

Keberadaan mumi-mumi yang ditemukan ini menjadi saksi bisu dari sejarah-sejarah dunia yang telah ada sejak zaman dahulu kala. Proses mumifikasi biasanya dilakukan dengan membawa jasad yang dicuci kemudian dioleskan minyak suci.

Sebelum melewati proses ini, organ-organ dalam dari jasad tersebut seperti usus, hati dan paru-paru akan dikeluarkan. Hal ini untuk mencegah proses pembusukkan terjadi.

Baca Juga: 40 Istilah dalam Dunia Game yang Sering Digunakan, Pahami Agar Tak Salah Strategi

Tidak hanya pada manusia, pada masanya, proses mumifikasi juga dilakukan pada hewan seperti kucing, anjing, burung hingga ikan.

Dilansir dari List Verse, berikut 3 mumi yang jadi korban ritual sadis di masa lampau. Kisah-kisah dari deretan mumi ini akan membuat siapa saja merinding saat membacanya.

1. La Doncella

Baca Juga: Bukti Bahwa Naruto Adalah Ayah yang Buruk, Kasihan Boruto dan Himawari?

Ilustrasi mumi. (pixabay/albertr)
Ilustrasi mumi. (pixabay/albertr)

Pada 16 Maret 1999 lalu, arkeolog bernama Johan Reinhard menemukan mumi anak perempuan di puncak Mount Llullaillaco yang berada di perbatasan Chille dan Argentina pada ketinggian 212.000 kaki.

Saat pertama kali ditemukan, mumi ini nampak utuh dengan kulit dan rambut yang masih dalam kondisi yang baik. Organ dalam mumi ini pun tidah hancur dengan darah yang membeku di bagian jantung.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, mumi ini diduga adalah korban persembahan dari Suku Inca. Seperti yang diketahui, anak-anak Suku Inca yang memiliki fisik baik akan dibawa ke puncak gunung untuk dijadikan persembahan sebagai bentuk ritual.

Baca Juga: Pakar Keamanan Siber: UU PDP Tak Langsung Mengurangi Aksi Peretasan

2. Mumi 500 tahun di Jerman

Mumi seorang perempuan yang diduga berusia 500 tahun mengejutkan arkeolog usai mengetahui penyebab dirinya tewas. Setelah diteliti, mumi tersebut rupanya meninggal akibat penyakit Chagas yang pernah menjadi endemik di Amerika Selatan.

Sulit untuk menyebut jika mumi gadis muda ini adalah korban ritual pengorbanan manusia. Pasalnya, tidak ada bukti khusus yang bisa menjelaskan hal ini. Di sisi lain, melihat waktunya ditemukan, mumi ini hidup di kekaisaran Inca yang kerap kali mengorbankan gadis-gadis muda sebagai korban untuk dewa matahari.

Baca Juga: Spoiler One Piece 1061: Kondisi Boa Hancock Mengkhawatirkan

3. Mumi tiga anak perempuan di Pegunungan Andes

Pegunungan Andes. (Wikipedia/Jorge Morales Piderit)
Pegunungan Andes. (Wikipedia/Jorge Morales Piderit)

Di tahun 1999 lalu, arkeolog menemukan mayat tiga anak perempuan di Pegunungan Andes. Sudah lama meninggal, tubuh ketiga anak perempuan ini justru nampak baru karena diawetkan dengan sangat baik. Penemuan ini menambah panjang korban ptrik pengorbanan manusia di Suku Inca.

Anak-anak perempuan ini diduga menjadi korban ritual Capacocha yang kerap mengorbankan manusia. Anak-anak ini dibawa ke gunung tersebut lalu dibiarkan mati atau mendapat pukulan keras hingga akhirnya tewas di tempat. Sebelumnya, anak-anak ini diberi berbagai makanan dan alkohol serta daun koka.

Itu tadi 3 mumi yang menjadi korban ritual sadis di masa lampau. Sebelum munculnnya peradaban yang serba modern, orang-orang di masa lalu kerap kali melakukan ritual-ritual persembahan yang menjadi bagian dari kepercayaan masing-masing.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak