Mengarah ke Bumi, Bintik Matahari Mati Lepaskan Bola Plasma

Apakah membahayakan Bumi?

Agung Pratnyawan
Rabu, 13 April 2022 | 15:31 WIB
Video timelapse Matahari. (YouTube/ NASA Goddard)

Video timelapse Matahari. (YouTube/ NASA Goddard)

Hitekno.com - Menurut laporan terbaru, Bintik Matahari mati meledak pada Senin (11/4/2022) kemarin. Kejadian ini memicu ejeksi massal material Matahari yang menuju ke arah Bumi.

Dikutip HiTekno.com dari Suara.com, ledakan Matahari tersebut berasal dari bintik Matahari mati disebut AR2987.

Ledakan tersebut melepaskan banyak energi dalam bentuk radiasi, yang juga menyebabkan coronal mass ejection (CME).

Baca Juga: Terjadi 17 Letusan, Apakah Bumi Berpotensi Kena Badai Matahari?

Keduanya dapat memicu aurora yang lebih intens di atmosfer atas Bumi.

Menurut SpaceWeather, materi dalam CME itu kemungkinan akan berdampak pada Bumi pada 14 April 2022.

Bintik Matahari sendiri merupakan daerah gelap di permukaan Matahari. Itu disebabkan oleh fluks magnet yang kuat dari interior Matahari.

Baca Juga: Manfaat Energi Matahari untuk Kehidupan Sehari-hari, Bukan Hanya Menerangi

Dilansir dari Space.com, Rabu (13/4/2022), bintik-bintik ini bersifat sementara dan dapat berlangsung selama berjam-jam hingga berbulan-bulan.

Suar matahari dan lontaran massa korona diamati diluncurkan dari bintik matahari "mati" AR 2987. [Space.com]
Suar matahari dan lontaran massa korona diamati diluncurkan dari bintik matahari "mati" AR 2987. [Space.com]

Bintik Matahari AR2987 mengeluarkan ledakan Matahari kelas C pada pukul 5:21 Waktu Universal.

Ledakan seperti itu terjadi ketika plasma dan medan magnet di atas bintik Matahari memberi jalan di bawah tekanan dan berakselerasi ke luar.

Baca Juga: Apakah Gerhana Matahari Total 4 Desember Bisa Dilihat dari Indonesia?

Suar kelas C cukup umum dan jarang menimbulkan dampak langsung ke Bumi.

Terkadang, letusan Matahari dapat memicu lontaran massa korona, yang merupakan letusan besar plasma dan medan magnet dari Matahari yang bergerak ke luar angkasa dengan kecepatan jutaan mil per jam.

"Ledakan Matahari kelas C jarang memicu CME dan ketika terjadi, CME biasanya lambat dan lemah," tulis SpaceWeatherLive.

Baca Juga: Ditemukan Patung Kepala Domba Raksasa Terkait Dewa Matahari, Mirip Sphinx?

Ketika CME menghantam medan magnet di sekitar Bumi, partikel bermuatan dalam ejeksi dapat melakukan perjalanan menuruni garis medan magnet yang berasal dari Kutub Utara dan Selatan.

Kemudian berinteraksi dengan gas di atmosfer, melepaskan energi dalam bentuk foton dan menciptakan aurora.

Bintik Matahari. [NASA]
Bintik Matahari. [NASA]

Selama masa tenang di permukaan Matahari, aliran partikel yang dikenal sebagai angin Matahari cukup untuk memicu aurora di daerah kutub.

Selama CME yang lebih besar, maka gangguan yang ditimbulkan juga akan lebih besar pada medan magnet planet. Artinya, aurora mungkin muncul dalam rentang yang lebih luas.

CME yang dilepaskan pada Senin mungkin menghasilkan badai geomagnetik kecil (G1) pada 14 April.

Ini mungkin akan memberikan dampak kecil pada operasi satelit dan fluktuasi lemah di jaringan listrik.

Itulah laporan terkini adanya ledakan dari bintik Matahari yang memicu ejeksi massal material ke arah Bumi. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak