Prediksi Ilmuwan, Beruang Kutub Bisa Punah Akhir Abad Ini

Tidak hanya beruang kutub, namun spesies lain yang hidup di lingkungan dingin terancam punah.

Agung Pratnyawan

Posted: Jum'at, 15 Oktober 2021 | 18:00 WIB
Ilustrasi kutub utara. (Pixabay)

Ilustrasi kutub utara. (Pixabay)

Hitekno.com - Beruang kutub menjadi salah satu spesies yang terancam punah bersama spesies lain yang hidup di lingkungan dingin.

Bahkan para ilmuwan memprediksi beruang kutup bisa punah pada akhir abad ini.

Menurut ilmuwan, kepunahan ini disebabkan es laut Arktik yang terus menghilang sejak 1979 selama musim panas.

Baca Juga: Miris, Beruang Kutub Tertangkap Kamera Memakan Plastik

Last Ice Area adalah wilayah yang mengandung es Arktik tertua dan paling tebal. Ini mencakup area seluas lebih dari 1 juta kilometer persegi.

Ketika para ilmuwan menamai wilayah es setebal 4 meter itu, mereka mengira es tersebut akan bertahan setidaknya dalam beberapa dekade.

Tetapi sekarang dengan adanya pemanasan terkait perubahan iklim, es tersebut akan menipis secara dramatis pada 2050.

Baca Juga: Ilmuwan Prediksi Popoulasi Beruang Kutub Punah Pada 2100, Menyedihkan

Skenario paling pesimis dari menipisnya lapisan es tersebut adalah beruang kutub dan anjing laut yang hidup di atasnya dapat punah pada 2100.

"Jika es sepanjang tahun hilang, seluruh ekosistem yang bergantung pada es akan runtuh," kata Robert Newton, peneliti senior di Lamont-Doherty Earth Observatory Universitas Columbia, seperti dikutip dari Live Science, Jumat (15/10/2021).

Beruang kutub. [Shutterstock]
Beruang kutub. [Shutterstock]

Lapisan es laut Arktik tumbuh dan menyusut setiap tahun, mencapai batas minimumnya pada akhir musim panas, sebelum pulih kembali pada musim gugur dan musim dingin untuk mencapai batas maksimumnya.

Baca Juga: Tambahkan 65 Emoji Baru, Unicode Tampilkan Boba Hingga Beruang Kutub

Tetapi karena karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya semakin mempengaruhi pemanasan atmosfer, rentang es laut semakin menyusut dalam 15 tahun terakhir.

Menurut laporan National Snow and Ice Data Center (NSIDC), jumlah es Arktik lebih tua dan lebih tebal yang bertahan setidaknya satu musim pencairan berada pada rekor terendah.

Tercatatkan oleh survei satelit pertama 40 tahun lalu, hanya sekitar seperempat dari total.

Baca Juga: Beruang Kutub Jadi Korban Corat-coret, Potretnya Bikin Miris

Penurunan lapisan es yang signifikan dapat berdampak pada kehidupan hewan yang tinggal di atas dan di bawah lapisan es.

Termasuk ganggang fotosintesis, krustasea kecil, ikan, anjing laut, narwhal, paus kepala busur, dan beruang kutub.

Mengingat beruang kutub adalah predator khusus yang mengintai di atas es laut, populasi beruang kutub akan sangat rentan terhadap kepunahan jika es menghilang.

Global warming di Arktik, Kutub Utara. [Shutterstock]
Global warming di Arktik, Kutub Utara. [Shutterstock]

Meskipun hewan berbulu itu dapat menyantap telur burung laut dan karibu saat berada di darat, tetapi studi pada 2015 menunjukkan kalori yang diperoleh dari sumber-sumber tersebut tidak mengimbangi kalori yang dibakar beruang.

Pergeseran habitat yang cepat ini dapat menyebabkan beruang kutub punah atau melakukan kawin silang yang lebih luas dengan beruang grizzly (Ursus arctos horribilis).

Proses ini dikhawatirkan dapat menggantikan beruang kutub dengan beruang "pizzly" hibrida.

Sebelumnya, laporan dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB pada Agustus, mengeluarkan peringatan keras.

Bumi diperkirakan akan mencapai ambang kritis, di mana peningkatan suhu global 1,5 derajat Celcius dapat terjadi karena perubahan iklim dalam 20 tahun ke depan.

Itulah prediksi ilmuwan yang menyebut beruang kutup dan spesies lingkungan dingin lainnya bisa punah pada akhir abad ini. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
Berita Terkini

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB