Hitekno.com - Para ahli dibuat terkejut menemukan penyu berkepala dua yang sangat langka. Satwa ini ditemukan ketika menjelajahi sebuah pantai di Carolina Selatan, Amerika Serikat,
Temuan penyu berkepala dua itu dibagikan di halaman Facebook South Carolina State Parks, usai para pekerja dan sukarelawan melakukan inventarisasi di sarang penyu pada 21 Juli.
Baca Juga
Realme 9i dan Narzo 50 5G Masuk Indonesia 24 Mei
Harga Poco M3 Pro 5G Turun Jadi Rp 2,5 Jutaan
Deretan Fitur Infinix Note 12 VIP, Bawa Layar 120 Hz dan Hyper Charge 120 W
PBESI Sambut Timnas Free Fire Indonesia Usai Raih Emas dan Perak di SEA Games Vietnam
Genshin Impact Jadi Game Mobile Gacha Terlaris Q1 2022, Segini Pendapatannya
"Kami menemukan tiga penyu hidup di sarang, tetapi satu penyu secara khusus memiliki bagian menonjol karena mempunyai dua kepala," tulis halaman Facebook tersebut.
Meskipun penyu berkepala dua lainnya telah ditemukan di Carolina Selatan sebelumnya, ini adalah temuan pertama bagi tim patroli di Edisto Beach State Park.
Apa yan membuat penyu ini bisa memiliki lebih dari satu kepala? Para peneliti masih mencari tahu secara pastinya. Namun dalam postingan ini dijelaskan dugaan awal.
![Penyu berkepala dua.[Facebook]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/08/04/68474-kura-kura-berkepala-dua.jpg)
Dilansir dari New York Post, Rabu (4/8/2021), unggahan menjelaskan bahwa dua kepala itu disebabkan oleh mutasi genetik dan disebut sebagai polycephaly.
Kondisi tersebut umumnya diakibatkan oleh malformasi embrio yang sedang berkembang, baik karena faktor genetik atau lingkungan.
Para sukarelawan sejak saat itu melepaskan hewan tersebut kembali ke laut dan membuat peluang bertahan hidupnya menjadi tidak jelas.
Umumnya, hewan yang memiliki dua kepala tidak hidup lama atau bereproduksi karena keduanya akan sering bersaing untuk mendapatkan sumber daya.
Ini bukan pertama kalinya hewan polycephaly ditemukan. Pada 2019, seekor ular derik kayu berkepala dua ditemukan di New Jersey.
Itulah penemuan penyu berkepala dua yang diduga karena adanya mutasi genetik yang disebut polycephaly. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).