Astronom Berhasil Rekam "Tangan Kosmik" Raksasa, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Kira-kira kenapa ya "tangan raksasa" ini bisa tercipta di luar angkasa?

Rezza Dwi Rachmanta
Rabu, 30 Juni 2021 | 18:00 WIB
Puing-puing dari ledakan bintang membentuk ''tangan kosmik''. (NASA/SAO/NCSU/Borkowski)

Puing-puing dari ledakan bintang membentuk ''tangan kosmik''. (NASA/SAO/NCSU/Borkowski)

Hitekno.com - Salah satu observatorium dari NASA membuat astronom bisa merekam gambar menakjubkan di luar angkasa. Terlihat seperti "tangan kosmik" raksasa, ini merupakan pemandangan menarik dari pengukuran gerakan supernova.

Gambar mengenai "tangan kosmik" ini direkam oleh Chandra X-Ray Observatory milik NASA. Menggunakan data dari 2004, 2008, serta gabungan gambar dari 2017 dan 2018, para astronom telah mengungkapkan gambar tangan raksasa bergerak melalui luar angkasa untuk menabrak dinding gas kosmik merah.

Supernova sendiri merupakan ledakan super energik dari suatu bintang yang berada di titik tertentu dalam siklus hidupnya.

Baca Juga: Bintang Paling Terang Mulai Meredup, Ilmuwan Ungkap Penyebabnya

Channel YouTube Chandra X-ray Observatory membagikan beberapa pemandangan mengenai kumpulan kosmik berupa tangan yang seolah-olah menabrak dinding berwarna merah.

"Para astronom telah menangkap 'tangan kosmik' yang menabrak dinding. Tangan ini sebenarnya adalah energi nebula dan partikel yang dihasilkan oleh pulsar. Saat gelombang ledakan dari bintang yang meledak bergerak melalui luar angkasa, ia berlari ke awan gas," tulis channel YouTube Chandra X-ray Observatory.

''Tangan kosmik'' berhasil direkam oleh astronom. (NASA/SAO/NCSU/Borkowski)
''Tangan kosmik'' berhasil direkam oleh astronom. (NASA/SAO/NCSU/Borkowski)

Hasil itu berasal dari rekaman Chandra X-ray Observatory milik NASA selama 14 tahun. Dilansir dari IFLScience, gambar-gambar tersebut menunjukkan gerakan gelombang ledakan di sekitar salah satu "ujung jari".

Baca Juga: Bikin Takjub, Astronot Bagikan Foto Gerhana Bulan Total dari Luar Angkasa

Gelombang ledakan ini bergerak melalui luar angkasa dengan kecepatan sekitar 14,5 juta kilometer per jam.

Beberapa sisa bintang, yang tertinggal sebagai puing-puing kosmik ketika menjadi supernova, bergerak lebih cepat, dengan kecepatan lebih dari 17,7 juta km per jam.

Ujung MSH 15-52 yang bergerak melalui kosmos. (NASA/SAO/Borkowski via IFLScience)
Ujung MSH 15-52 yang bergerak melalui kosmos. (NASA/SAO/Borkowski via IFLScience)

Menurut sebuah penelitian dari tim Chandra yang diterbitkan oleh The Astrophysical Journal Letters, meski sangat cepat di mata manusia, sebenarnya tangan kosmik ini mengalami perlambatan yang dramatis.

Baca Juga: Jangan Tertipu, Ini 5 Kebohongan di Film Soal Kehidupan di Luar Angkasa

Astronom menamai pemandangan tangan kosmik ini sebagai MSH 15-52. Puing-puing kosmik mengalami perlambatan kemungkinan besar karena RCW 89, awan gas yang bertabrakan dengannya.

Menurut tim, puing-puing kosmik pertama-tama harus melakukan perjalanan melalui rongga gas berdensitas rendah, yang terbentuk ketika bintang melepaskan lapisan luar hidrogennya sebelum meledak, kemudian melambat secara dramatis ketika menabrak RCW 89.

Baca Juga: Pemburu Alien Klaim Deteksi Sinyal Misterius, dari Sistem Bintang Terdekat

Ilmuwan memperkirakan bahwa MSH 15-52 harus melakukan perjalanan rata-rata dengan kecepatan hampir 50 juta km/jam. Sebagai catatan, itu adalah kecepatan rata-rata, bukan maksimal.

Ketika bintang meledak, ia meninggalkan pulsar super padat. Pulsar ini (inti runtuh dari sebuah bintang masif, yang berputar cepat dan memuntahkan energi ke luar angkasa) merupakan penyebab terciptanya tangan kosmik raksasa. Ia berputar dengan kecepatan hampir tujuh putaran per detik dan melepaskan sejumlah energi yang luar biasa ke dalam kosmos di sekitarnya.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak