Meteor yang Melintas di Atas Gunung Merapi Diduga Jatuh di Gunung Merbabu

Di mana tepatnya meteor Merapi ini jatuh?

Agung Pratnyawan
Minggu, 30 Mei 2021 | 11:03 WIB
Puncak Gunung Merapi pada 26 September 2020. (BPPTKG)

Puncak Gunung Merapi pada 26 September 2020. (BPPTKG)

Hitekno.com - Sempat ramai gambar tangkapan CCTV yang menampilkan kilatan cahaya di atas Gunung Merari. Diduga merupakan meteor yang jatuh, namun dimana lokasi pastinya belum diketahui.

Meski begitu, Lembaga Penerbagan dan Antariksa Nasional (Lapan) memperkirakan bahwa meteor merapi yang melesat di atas Gunung Merapi Kamis (27/5/2021) tersebut jatuh di sekitar puncak Gunung Merbabu, Jawa Tengah.

Andi Pangerang, peneliti pada Pusat Sains dan Antariksa Lapan, mengatakan jika meteor yang terlihat di atas Merapi itu tidak terbakar habis di atmosfer, maka sisa-sisanya bisa ditemukan di Puncak Merbabu. Meteor yang tak terbakar habis dan jatuh ke permukaan Bumi dinamai meteorit.

Baca Juga: Viral Kilatan Cahaya Misterius di Gunung Merapi, Ini Tanggapan BPPTKG

"Jika memang meteor Merapi ini masih menyisakan meteorit, kira-kira di mana jatuhnya? Perkiraan menggunakan metode paralaks sederhana menyimpulkan bahwa kemungkinan sekiranya terdapat meteorit, lokasi jatuhnya justru bukan berada di lereng Merapi melainkan agak di sekitar puncak Merbabu," beber Andi di alan Edukasi Sains Antariksa Lapan, Sabtu (29/5/2021).

Perkiraan lokasi jatuh meteorit ini dibuat berdasarkan posisi kilatan cahaya yang nyaris vertikal menjulang ke langit, demikian jelas Andi.

Kilatan cahaya di puncak Gunung Merapi - (Twitter/@merapi_uncover)
Kilatan cahaya di puncak Gunung Merapi - (Twitter/@merapi_uncover)

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa dari kilatan cahaya yang secara visual tidak terlalu besar dan ditambah pula dengan tidak adanya ledakan, diperkirakan meteor yang jatuh tidak terlalu besar, setidaknya berukuran seperti kerikil dan bisa jadi habis terbakar di atmosfer.

Baca Juga: Ramai Diduga Jatuh di Puncak Merapi, Ini 5 Kasus Ledakan Meteor di Bumi

"Bagi Sahabat Edusainsa yang menemukan benda antariksa di sekitar lokasi jatuhnya meteor, dapat menghubungi pihak yang berwajib dan diimbau agar tidak berada di dekat benda tersebut," anjur dia.

Sebelumnya Andi mengatakan bahwa kilatan cahaya di atas Gunung Merapi yang terekam kamera fotografer dan CCTV Merapi tersebut diduga adalah bagian dari dua hujan meteor yang memang sedang terjadi di Bumi.

Hujan meteor Eta Aquarid adalah yang pertama. Ia terjadi selama 19 April sampai 28 Mei, dengan intensitas rata-rata 50 meteor per jam. Fenomena langit ini bisa diamati di titik radian dekat konstelasi Aquarius.

Baca Juga: Ilmuwan Deteksi Bekas Hantaman Meteor 430 Ribu Tahun Lalu, Ada di Antartika

Sementara hujan meteor Arietid aktif sejak 14 Mei sampai 24 Juni. Dengan intensitas 30 meteor per jam, peristiwa ini bisa dilihat di titik radian dekat konstelasi Aries.

Tak diketahui meteor Merapi berasal dari kelompok hujan meteor yang mana. Namun diperkirakan meteor tersebut tidak jatuh di Gunung Merapi, melain kan diduga di Gunung Merbabu. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Baca Juga: Ditemukan Meteorit Seberat 14 KG, Mengandung Mineral yang Tak Ada di Bumi

Berita Terkait
TERKINI
Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...
sains | 14:04 WIB
Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....
sains | 16:10 WIB
Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...
sains | 16:22 WIB
Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....
sains | 15:44 WIB
Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....
sains | 13:54 WIB
Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....
sains | 18:50 WIB
Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....
sains | 18:26 WIB
Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...
sains | 10:19 WIB
Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....
sains | 20:20 WIB
Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....
sains | 17:01 WIB
Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...
sains | 10:25 WIB
SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....
sains | 15:42 WIB
Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....
sains | 15:59 WIB
Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....
sains | 15:48 WIB
Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...
sains | 16:38 WIB
Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...
sains | 13:09 WIB
Pernah melihat kucing yang bermain atau sekadar rehat secara syahdu di dalam kardus? Ternyata inilah sebabnya....
sains | 19:41 WIB
Berikut adalah sederet bahan makanan sumber vitamin K. Apa saja?...
sains | 18:41 WIB
Tampilkan lebih banyak