Pertama Kalinya, Ilmuwan Temukan Air dan Bahan Organik pada Asteroid

Kandungan ini didapatkan dari asteroid Itokawa.

Agung Pratnyawan
Selasa, 09 Maret 2021 | 06:00 WIB
Ilustrasi asteroid. (pixabay/Buddy_Nath)

Ilustrasi asteroid. (pixabay/Buddy_Nath)

Hitekno.com - Penelitian dan penjelajahan luar angkasa kembali menghasilkan seuatu temuan yang mengejutkan. Yakni dengan ditemukannya air dan bahan organik pada sample asteroid untuk pertama kalinya.

Para ilmuwan menemukan dua kandungan ini selteah mempelajadi sampel asteroid Itokawa yang diambil oleh misi Hayabusa pertama.

Misi yang dilakukan Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (Jaxa) pada 2010 silam dalam rangka mengambil sampel material dari asteroid. Yang kini berbuah hasil.

Baca Juga: LAPAN: Suara Ledakan di Buleleng Diduga karena Asteroid

Meski hanya butiran, para ilmuwan bisa menemukan adanya kandungan air dan bahan organid dari asteroid Itokawa tersebut.

Namun sampel asteroid ini menunjukkan air dan bahan organik yang bukan berasal dari dunia asing, tetapi dari asteroid itu sendiri.

Para ilmuwan dari Royal Holloway, Universitas London, menyatakan bahwa asteroid telah berevolusi selama milyaran tahun dengan memasukkan bahan cair dan organik dengan cara yang sama seperti Bumi.

Baca Juga: Badan Antariksa Jepang Bagikan Foto Sampel Asteroid Ryugu

Asteroid tersebut telah mengalami panas yang ekstrem, dehidrasi, dan pecah, tetapi berhasil membentuk dan menghidrasi kembali menggunakan bahan yang diambilnya.

Air dan bahan organik di asteroid. [Nature.com]
Air dan bahan organik di asteroid. [Nature.com]

Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa asteroid tipe-S atau asteroid yang paling umum datang ke Bumi dapat mengandung komponen yang penting bagi kehidupan.

Temuan ini bisa mengubah informasi tentang pengetahuan manusia mengenai sejarah kehidupan di Bumi, yang sebelumnya berfokus pada asteroid tipe C yang kaya karbon.

Baca Juga: Klaim Ilmuwan, Asteroid Ini Ungkap Pembentukan Tata Surya

"Misi Hayabusa bertujuan untuk mengembalikan sampel dari asteroid kecil di dekat Bumi bernama Itokawa, untuk analisis terperinci di laboratorium di Bumi," kata Dr. Queenie Chan, ilmuwan dari Departemen Ilmu Bumi di Royal Holloway, seperti dikutip dari Independent, Senin (8/3/2021).

Setelah dipelajari dengan sangat rinci oleh tim peneliti internasional, analisis terhadap sampel yang dijuluki Amazon menunjukkan telah mengawetkan bahan organik primitif (tidak dipanaskan) dan diproses (dipanaskan) dalam jarak sepuluh mikron.

Bahan organik yang dipanaskan menunjukkan bahwa asteroid telah dipanaskan hingga lebih dari 600 derajat Celcius di masa lalu.

Baca Juga: Sempat Bocor, NASA Akhirnya Berhasil Selamatkan Sampel Asteroid Bennu

Kehadiran bahan organik yang tidak dipanaskan sangat dekat dengannya. Dengan kata lain, bahan organik primitif yang berjatuhan tiba di permukaan Itokawa setelah asteroid itu mendingin.

Para ahli telah mempublikasikan penelitian ini di jurnal Scientific Reports dengan judul "Organic matter and water from asteroid Itokawa".

Asteroid Itokawa. [NASA]
Asteroid Itokawa. [NASA]

"Temuan ini sangat menarik karena mengungkap detail kompleks dari sejarah asteroid dan bagaimana jalur evolusinya sangat mirip dengan Bumi prebiotik," tambah Dr. Chan.

Analisis sampel ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi analisis sampel lain yang lebih rinci.

Misi Hayabusa 2 telah mengembalikan sampel asteroid Ryugu tahun lalu dan berhasil membawa batuan luar angkasa berdiameter 38 sentimeter.

Sebelumnya, sampel dari asteroid Bennu pada 2019 juga mengungkapkan wawasan baru bahwa batuan itu berumur lebih tua dari perkiraan para ilmuwan. Hal ini kembali memberikan pandangan baru tentang bagaimana evolusi tata surya berkembang.

Itulah temuan kandungan air dan bahan organik dari sampel asteroid Itokawa yang diambil misi Hayabusa. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak