Ditemukan Spesies Baru Sugar Glider, Ilmuwan Malah Khawatirkan Hal Ini

Dulunya dianggap satu, ternyata sugar glider terbagi menjadi tiga spesies berbeda.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Minggu, 19 Juli 2020 | 19:45 WIB
Penampakan sugar glider di Australia. (Pixabay/ andyround62)

Penampakan sugar glider di Australia. (Pixabay/ andyround62)

Hitekno.com - Kabar gembira, ilmuwan baru saja menemukan spesies baru sugar glider yang ada di Australia. Meski begitu, ilmuwan langsung merasa khawatir mengenai status konservasi hewan imut tersebut.

Dua spesies baru sugar glider berhasil diidentifikasi oleh ilmuwan dari Charles Darwin University (CDU).

Penelitian mengungkapkan bahwa hewan imut ini sebenarnya merupakan tiga spesies yang berbeda.

Baca Juga: Spesies Baru Kadal Buaya Ditemukan, Punya Kulit Gelap dengan Mata Lebar!

Sebelumnya, sugar glider (Petaurus breviceps) dianggap satu spesies tunggal.

Namun kini terdapat dua spesies baru yang bergabung yaitu savanna glider (Petaurus ariel) dan Kreft's glider (Petaurus notatus).

Savanna glider, terpisah dari spesies sugar glider. (Press Release Charles Darwin University/ Michael J. Barritt)
Savanna glider, terpisah dari spesies sugar glider. (Press Release Charles Darwin University/ Michael J. Barritt)

Sugar glider atau wupih sirsik merupakan hewan endemik asli dari Papua, beberapa pulau di Indonesia, Papua Nugini, dan Australia.

Baca Juga: Berbentuk Menyeramkan, Spesies Baru Hewan Laut Dalam Ditemukan Ilmuwan

Nama tersebut mengacu pada selera mereka akan makanan nektar manis dan kemampuan mereka untuk meluncur di udara (glide).

Dilaporkan dalam Zoological Journal of Linnean Society, para peneliti di Charles Darwin University (CDU) mencari perbedaan genetik dan morfologis kunci di lebih dari 300 spesimen glider yang hidup dan diawetkan dari koleksi Australia.

Hasilnya, mereka menilai bahwa sugar glider merupakan tiga spesies yang berbeda di mana sebelumnya kita mengira hanya satu spesies saja.

Baca Juga: Dinamai Mirip Karakter Harry Potter, Spesies Baru Ular Punya Warna Eksotis

Komunitas pecinta sugar glider KSGI. (Suara.com/ Firsta Nodia)
Komunitas pecinta sugar glider KSGI. (Suara.com/ Firsta Nodia)

Khusus untuk spesies baru yaitu savanna glider (Petaurus ariel), ilmuwan mengkhawatirkan status konservasinya mengingat habitat mereka telah berkurang drastis.

Savanna glider yang dapat ditemukan di hutan sabana Australia bagian utara memiliki ukuran tubuh yang jauh lebih kecil jika dibandingkan sugar glider biasa.

Dikutip dari IFLScience, dua spesies yang tersisa (sugar glider dan Kreft's glider) terlihat sangat mirip pada pandangan pertama, meskipun memiliki perbedaan genetik yang cukup untuk didefinisikan sebagai dua spesies yang terpisah.

Baca Juga: Punya Warna Unik, Spesies Baru Iguana Ditemukan Ilmuwan

"Ketika dianggap sebagai satu spesies, sugar glider dianggap tersebar luas dan melimpah, dan digolongkan sebagai Least Concern. Perbedaan ketiga spesies ini berarti distribusi yang berkurang secara substansial untuk sugar glider, membuat spesies tersebut rentan terhadap perusakan habitat skala besar," kata Dr Teigan Cremona, peneliti dari CDU dalam sebuah rilis resmi.

Kebakaran hutan Australia bikin netizen sedih. (Twitter/ @flawlesspetsch)
Kebakaran hutan Australia membuat habitat hewan ikut hilang. (Twitter/ @flawlesspetsch)

Musim kebakaran yang terjadi antara 2019 hingga 2020 di Australia membuat habitat savanna glider berkurang drastis.

Para peneliti sangat khawatir tentang savanna glider yang ada di Australia utara.

Dr Alyson Stobo-Wilson, peneliti lain dari CDU memperkirakan spesies tertentu ini telah kehilangan lebih dari sepertiga habitat aslinya selama 30 tahun terakhir.

Kita perlu segera menilai status konservasi sugar glider gula dan savanna glider sebelum hilang,” kata Dr Stobo-Wilson.

Adanya spesies baru sugar glider membuat ilmuwan harus berusaha kembali menghitung jumlah hewan tersebut agar status konservasinya terkuak.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak