WHO Sebut Lockdown Saja Tak Cukup untuk Lawan Virus Corona, Lalu Apa?

"Kita menemukan mereka yang sakit, mereka yang terinfeksi virus, dan mengisolasi mereka," kata ahli dari WHO.

Agung Pratnyawan

Posted: Selasa, 24 Maret 2020 | 08:01 WIB
Logo WHO. (WHO)

Logo WHO. (WHO)

Hitekno.com - Lockdown alias mengunci warganya untuk tidak berkeliaran dilakukan sejumlah negara untuk mencegah penyebaran virus corona penyebab COVID-19. Namun ini saja disebut tidak cukup.

Ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan kalau tindakan lockdown saja masih kurang dalam melawan virus corona.

WHO menambahkan bahwa diperlukan langkah-langkah kesehatan masyarakat diperlukan guna menghindari kebangkitan virus di kemudian hari.

"Yang benar-benar perlu kita fokuskan adalah menemukan mereka yang sakit, mereka yang terinfeksi virus, dan mengisolasi mereka, menemukan kontak mereka dan mengisolasi mereka," kata Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Mike Ryan dalam sebuah wawancara di BBC Andrew Marr Show.

"Bahaya saat ini dengan karantina wilayah (lockdown)... jika kita tidak menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang kuat sekarang, ketika batasan pergerakan dan karantina itu dicabut, bahayanya penyakit ini akan muncul kembali," ia menambahkan.

Sebagian besar Eropa dan Amerika Serikat menyusul langkah yang diambil China dan negara-negara Asia lainnya, serta memberlakukan pembatasan drastis untuk memerangi virus corona baru, dengan sebagian besar pekerja diperintahkan bekerja dari rumah dan sekolah, bar, pub, dan restoran ditutup.

Ryan mengatakan bahwa contoh-contoh dari China, Singapura, dan Korea Selatan, yang ditambah pembatasan dengan langkah-langkah keras untuk menguji setiap orang yang mungkin terinfeksi, memberikan model untuk Eropa, yang WHO katakan telah menggantikan Asia sebagai pusat pandemi.

Ilustrasi Virus Corona COVID-19. (Centers for Disease Control and Prevention)
Ilustrasi Virus Corona COVID-19. (Centers for Disease Control and Prevention)

"Setelah kita menekan penularan, kita harus mengejar virus. Kita harus berjuang melawan virus," kata Ryan.

Italia sekarang menjadi negara yang paling parah terdampak virus di dunia, dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah memperingatkan bahwa sistem kesehatan Inggris bisa kewalahan kecuali orang menghindari interaksi sosial.

Menteri perumahan Inggris Robert Jenrick mengatakan bahwa produksi alat tes akan berlipat ganda minggu depan dan meningkat setelahnya.

Baca Juga: Ilmuwan: Iklim Panas Perlambat Penyebaran COVID-19, Tapi Tak Matikan Virus

Ryan juga mengatakan bahwa beberapa vaksin sedang dikembangkan, tetapi hanya satu yang telah memulai uji coba di Amerika Serikat. Ketika ditanya berapa lama sebelum tersedia vaksin di Inggris, dia mengatakan bahwa orang-orang perlu realistis.

"Kami harus memastikan bahwa vaksin itu benar-benar aman ... kami memperkirakan setidaknya satu tahun," kata dia.

"Vaksin akan datang, tetapi kita harus bereaksi dan melakukan apa yang perlu kita lakukan sekarang," ujar Ryan.

Itulah kata ahli dari WHO yang menyebutkan dibutuhkan lebih banyak langkah kesehatan untuk melawan virus corona tak sekadar lockdown. (Suara.com/ Bangun Santoso).

Berita Terkait Berita Terkini

Salah satu pohon tertinggi di dunia yang berusia 450 tahun terbakar....

sains | 20:11 WIB

Fenomena langka Bulan hitam akan terjadi pada 23 Agustus 2025....

sains | 19:06 WIB

Ahli kimia memaparkan bahayanya menggunakan gas air mata yang sudah kedaluwarsa....

sains | 11:17 WIB

Sejumlah fakta tentang paus orca atau paus pembunuh....

sains | 17:31 WIB

Jika kalian melihat 9 makhluk di atas untuk segera menjauh dan segera keluar dari air untuk menyelamatkan diri dari sera...

sains | 15:06 WIB