Picu Gelombang Laut Setinggi 23 Meter, Bomb Cyclone Terekam Satelit!

Menurut ilmuwan, gelombang laut ini merupakan yang tertinggi dalam 15 tahun terakhir.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Selasa, 10 Desember 2019 | 11:00 WIB
Bomb Cyclone yang terekam satelit di lepas pantai California sebelah utara. (NOAA)

Bomb Cyclone yang terekam satelit di lepas pantai California sebelah utara. (NOAA)

Hitekno.com - Fenomena cuaca yang disebabkan oleh penurunan tekanan udara tajam berhasil terekam satelit. Disebut ilmuwan sebagai Bomb Cyclone, badai ini menghasilkan gelombang laut raksasa di perairan Pantai Barat Amerika Serikat.

Badai yang juga menghasilkan kekuatan angin dengan kecepatan lebih dari 100 mph atau 160 kmh juga termasuk yang tertinggi di kelasnya.

Para ilmuwan dari University of California menjelaskan bahwa data tersebut merupakan yang tertinggi dalam 15 tahun terakhir.

Baca Juga: Hidup di Laut Dalam, Cumi-Cumi Raksasa Terekam Kamera

Dalam kurun waktu itu, rata-rata tinggi gelombang laut tak pernah menyentuh 10 kaki atau 3 meter di musim dingin.

Namun, data yang terekam pada tanggal 20 hingga 31 November 2019 menghasilkan titik pusat badai yang mengerikan.

Data yang menyebutkan bahwa gelombang laut super besar terjadi di lepas pantai California. (Twitter/ CDIPBuoys)
Data yang menyebutkan bahwa gelombang laut super besar terjadi di lepas pantai California. (Twitter/ CDIPBuoys)

Hembusan angin mencapai lebih dari 160 kilometer per jam dengan ketinggian rata-rata gelombang laut mencapai 45 kaki atau 14 meter.

Baca Juga: Kejamnya Laut Dalam, Hiu Saja Tak Berdaya dengan Hewan Menyeramkan Ini

Sementara gelombang laut tertinggi tercatat sebesar 75 kaki atau hampir 23 meter.

Badai yang disebut Bomb Cyclone atau Bom Topan ini berhasil direkam oleh satelit dan terjadi di sekitar 32 kilometer sebelah utara pada lepas pantai Cape Mendocino, California, Amerika Serikat.

Dikutip dari Sky News, James Behrens dari Coastal Data Information Program (CDIP) menjelaskan bahwa ketinggian gelombang laut "jelas tidak biasa" untuk sepanjang tahun 2019.

Baca Juga: Menakjubkan! Begini Gaya Paus saat Tidur di Bawah Laut

"Gelombang laut yang sangat besar semacam ini biasanya hanya terdeteksi di tengah lautan, ketika angin super kencang biasanya juga ikut dihasilkan," kata James Behrens.

Bomb Cyclone yang terekam satelit di lepas pantai California sebelah utara. (NOAA)
Bomb Cyclone yang terekam satelit di lepas pantai California sebelah utara. (NOAA)

NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) langsung memperingatkan agar kapal-kapal dan perahu nelayan menjauh dari titik pusat badai.

Untungnya, gelombang laut tidak memicu ombak besar di tepi pantai karena titik badai datang bersamaan saat air surut.

Baca Juga: Topan Hagibis Porak-porandakan Jepang, Kerugiannya Capai Puluhan Triliun

"Ini seperti sebuah permainan yang kebetulan. Jika mereka (Bom Topan) datang pada waktu puncak, mereka akan menyebabkan kerusakan signifikan," kata Troy Nicolini selaku kepala dinas cuaca di NOAA.

Ilmuwan masih memantau titik datangnya badai sebagai antisipasi apabila Bomb Cyclone atau Bom Topan tersebut terbentuk lagi.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak