Ditemukan Gula dalam Meteor, Ini Kata Ilmuwan

Gula ini mendukung teori kehidupan bermula dari meteor-meteor yang menghantam Bumi.

Agung Pratnyawan
Senin, 25 November 2019 | 08:30 WIB
Ilustrasi meteor. (Shutterstock)

Ilustrasi meteor. (Shutterstock)

Hitekno.com - Untuk pertama kalinya, ilmuwan menemukan adanya kandungan gula dalam meteor. Temuan ini menjadi bukti pendukung dari teori awal mula Bumi.

Seperti diwartakan UPI (20/11/2019), temuan kandungan senyawa gula di meteor ini baru pertama kalinya dalam sejarah.

Temuan yang diterbitkan dalam jurnal PNAS pekan ini, mendukung teori yang mengatakan bahwa kehidupan bermula dari meteor-meteor yang menghantam Bumi jutaan tahun silam.

Baca Juga: Sempat Dikira Pesawat, Bola Api yang Terbelah di Langit Ternyata Meteor

Meteor-meteor itu membawa serta blok-blok bangunan kehidupan.

Dalam penelitian itu dijelaskan bahwa para ilmuwan berhasil mengidentifikasi tiga senyawa gula, yakni ribosa, arabinosa, dan xilosa di dalam dua buah meteor kaya karbon.

"Ribosa adalah senyawa gula yang biasa ditemukan dalam mahluk hidup, sebagai sebuah blok bangunan kehidupan dari RNA - yang berfungsi untuk menyimpan informasi dan mengatalisasi reaksi dalam kehidupan primitif di Bumi," tulis para ilmuwan.

Baca Juga: Dikira Meteor yang Jatuh dari Langit, Bongkahan Ini Ternyata Tinja Beku

Sebelumnya para ilmuwan pernah menemukan biomolekul seperti asam amino - yang bisa menghasilkan protein - dan nucleobases - blok bangunan kehidupan dari DNA serta RNA - pada beberapa meteor.

Meteorit berbentuk hati yang langka bernama The Heart of Space. [Dok. Rumah Lelang Christie's]
Meteorit berbentuk hati yang langka bernama The Heart of Space. [Dok. Rumah Lelang Christie's]

Tetapi ini adalah untuk pertama kalinya gula ditemukan pada benda-benda dari luar Bumi.

"Penelitian ini menyajikan bukti langsung adanya ribose di luar angkasa dan proses masuknya gula ke Bumi," kata Yoshihiro Furukawa, ilmuwan dari Universitas Tohoku, Jepang, yang terlibat dalam penelitian tersebut.

Baca Juga: Tertangkap Kamera, Ini Penampakan Meteor Hantam Amerika Serikat

"Gula dari antariksa itu mungkin telah berkontribusi dalam pembentukan RNA di Bumi di masa sebelum adanya kehidupan dan ia memantik munculnya kehidupan," lanjut Furukawa.

Dalam studi itu, para ilmuwan menganalisis komponen-komponen kimiwai dari sampel debu meteor menggunakan Gas Chromatography Mass Spectrometry. Metode ini mengidentifikasi molekul dengan menghitung massa serta aliran listriknya.

Mereka menggunakan analisis isotop untuk memastikan bahwa gula-gula tersebut berasal dari luar Bumi.

Baca Juga: NASA Beri Penjelasan Mengenai Meteor yang Meledak di Laut Bering

Ilustrasi meteor. (Pixabay/AlexAntropov86)
Ilustrasi meteor. (Pixabay/AlexAntropov86)

Hasilnya, mereka menemukan konsentrasi tinggi Carbon 13 pada gula-gula tersebut. Carbon 13 adalah jenis karbon isotop berat yang cukup jarang ditemukan di Bumi.

Kini para ilmuwan terus meneliti lebih banyak sampel meteor di Bumi untuk menemukan lebih banyak lagi senyawa gula di dalamnya.

Penemuan gula dalam sampel meteor diharapkan membantu menemukan asal-muasal kehidupan. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak