Penelitian Unik dan Lucu, Tikus Diminta Menyetir Mobil Mini Milik Ilmuwan

Meski terlihat lucu, tikus yang diminta menyetir mobil mini ini bisa berguna untuk memprediksi cara kerja otak.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Senin, 28 Oktober 2019 | 10:00 WIB
Mobil mini milik ilmuwan ketika dinyalakan. (University of Richmond)

Mobil mini milik ilmuwan ketika dinyalakan. (University of Richmond)

Hitekno.com - Macet dan terjebak berjam-jam di mobil adalah permasalahan yang membuat manusia bisa stres. Tak hanya manusia, ternyata hewan seperti tikus juga bisa menjadi stres ketika diminta untuk menyetir mobil mini milik illmuwan.

Sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Kelly Lambert, seorang profesor ilmu saraf di University of Richmond berhasil membuat penelitian yang cukup unik dan lucu.

Mereka menempatkan seekor tikus sebagai pengemudi dan tikus lainnya sebagai penumpang di sebuah mobil mini.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Gugusan Asteroid Misterius dekat Jupiter, Apa Itu?

Santai saja, tikus tidak perlu mengganti persneling karena mobil mini milik ilmuwan ini bukan mobil bertipe manual, melainkan "otomatis".

Menggunakan robot pendeteksi arah, tikus hanya perlu mencondongkan badan atau giginya ke luar agar mobil mini bisa melaju sesuai keinginannya.

Tes kecerdasan, tikus ini diberikan oleh ilmuwan sebuah mobil mini. (University of Richmond)
Tes kecerdasan, tikus ini diberikan oleh ilmuwan sebuah mobil mini. (University of Richmond)

Beberapa ilmuwan dari University of Richmond, Virginia, Amerika Serikat meneliti sekitar 17 ekor tikus yang diatur secara acak sebagai "sopir" dan "penumpang".

Baca Juga: Mirip Rambo, Tikus Gokil Ini Melawan 5 Kucing Seorang Diri

Penelitian ini bertujuan meneliti tingkat stres pada otak tikus (dan mungkin juga manusia) atas tekanan yang dipengaruhi oleh lingkungan luar.

Ilmuwan meyakini bahwa dalam menghadapi stres, otak tikus kemungkinan adalah ukuran mini dari versi otak manusia.

Peneliti menguji kotoran tikus khususnya terkait dengan keberadaan dua zat kimia yaitu kortikosteron (zat penyebab stres) dan dehydroepiandrosterone (zat yang menghilangkan stres).

Baca Juga: Tikus Ukuran Jumbo Ditemukan, Netizen Buat Meme Kocak Kepanikan Para Kucing

Pada pengujian tinja, tikus yang mendominasi dan memegang kendali memiliki tingkat stres yang rendah.

Tikus ini diminta untuk mengendarai mobil mini milik ilmuwan. (University of Richmond)
Tikus ini diminta untuk mengendarai mobil mini milik ilmuwan. (University of Richmond)

Tikus yang merasa memiliki kendali lebih besar terhadap lingkungannya (menjadi supir) memiliki bahan kimia penginduksi stres yang sangat sedikit.

Sementara tikus yang hanya naik sebagai penumpang dan "pasrah", memiliki tinja yang kurang sehat dan diyakini mempunyai tingkat stres tinggi.

Baca Juga: Gali Kuburan Purba di Mesir, Arkeolog Temukan Mumi Tikus

Dikutip dari Mashable, Kelly Lambert menjelaskan bahwa jika dilihat secara lebih besar, maka penelitian bisa dihubungkan untuk memahami otak manusia.

"Penelitian tikus baik untuk memahami otak manusia karena pada dasarnya mereka bekerja dengan versi yang lebih kecil dari apa yang kita dapatkan," kata Kelly Lambert.

Otak yang beradaptasi pada tantangan unik dan bisa menyelesaikan masalah dengan baik biasanya memiliki zat penghasil stres yang sangat sedikit.

Sementara otak yang tidak bisa mengendalikan tantangan dan tidak mengerti bagaimana sesuatu bisa terjadi membuatnya menghasilkan zat stres cukup tinggi.

Meski terlihat lucu, tikus yang menyetir mobil mini milik ilmuwan sangat berguna terutama dalam memprediksi cara kerja otak.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak