Dihantam Mega Tsunami, Bukti Mars Layak Huni?

Hal ini melihat pada implikasi astrobiologis yang melihat ukuran Lomonosov lautan utara Mars yang lingkungannya berpotensi dihuni dalam waktu yang lama.

Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia
Sabtu, 10 Agustus 2019 | 18:15 WIB
Mars. (NASA)

Mars. (NASA)

Hitekno.com - Laporan sebelumnya menyebutkan jika sebuah meteor telah jatuh di Mars hingga menyebabkan terjadinya mega tsunami pada 3 miliar tahun yang lalu. Penelitian terbaru menyebutkan jika hal ini merupakan bukti Mars layak huni.

Tsunami penyebab meteor purba ini disebut-sebut membuat efek aplifikasi pada pembentukan Kawah Lomonosov berukuran 120 kilometer di Kutub Utara Mars.

Dilansir dari NY Times, ukuran ini menurut para ahli setara dengan asteroid yang melanda semenanjung Yucatan Meksiko pada 66 juta tahun yang lalu. Akibatnya terjadi kepunahan massal yang membunuh 75 persen dari spesies Bumi termasuk dinosaurus.

Baca Juga: Dalam Sehari 12,5 Miliar Ton Es di Greenland Meleleh

Menurut Alexis Rodriguez, seorang ilmuwan senior dari Planetary Science Institute di Tucson, Arizona, hal ini kemungkinan menunjukan bahwa pernah ada kehidupan di planet merah tersebut.

Hal ini melihat pada implikasi astrobiologis yang melihat ukuran Lomonosov lautan utara Mars yang lingkungannya berpotensi dihuni dalam waktu yang lama.

Kawah Losmonosov dicurigai sebagai titik awal pemicu mega tsunami di Mars. (NASA/ JPL Caltech)
Kawah Losmonosov dicurigai sebagai titik awal pemicu mega tsunami di Mars. (NASA/ JPL Caltech)

Para ilmuwan percaya jika energi luar biasa dari meteor dapat melelehkan banyak es yang kemudian dapat menciptakan sistem hidrotermal di Lomonosov.

Baca Juga: Jakarta Potensial Jadi Ekosistem Startup Global, Bersaing dengan Seoul

Kawah yang terbentuk dari mega tsunami ini lalu dapat digunakan untuk pencarian kehidupan di Mars untuk masa depan. Menggunakan robot penjelajah untuk meneliti lokasi ini terasa sangat mustahil. Pasalnya, daerah tersebut ditutupi oleh lapisan es setebal 10 meter.

Namun, para ilmuwan percaya jika manusia dapat menelusuri daerah tersebut hingga mengakses sedimen di lantai kawah yang bisa saja memberikan petunjuk untuk kehidupan di Mars.

Ilustrasi planet penuh air. (Pixabay/ 95C)
Ilustrasi planet penuh air. (Pixabay/ 95C)

Saat meteor menghantam Mars dan menimbulkan mega tsunami, wilayah tersebut dibanjiri lebih dari 3 miliar tahun yang lalu. Karena Mars tidak memiliki aktivitas lempeng tektonik yang signifikan, ombak besar yang terjadi tentu akibat meteori.

Baca Juga: Ilmuwan Menemukan Fosil Hutan Tertua di Dunia, Umurnya 400 Juta Tahun!

Keberadaan Lomonosov di Mars ini yang memiliki tempat yang sama dan usia yang sama berdasarkan jumlah kawah membuatnya terlihat mirip dengan kawah laut di Bumi. Selain itu Lomonosov juga menunjukan kriteria dan karakteristik yang sama dengan Bumi.

Penelitian terkait Mars yang pernah dihantam mega tsunami dan membuatnya layak huni ini memang masih dilakukan.

Baca Juga: Jika Meninggal di Luar Angkasa, Ini 5 Perlakuan Pada Tubuh Astronot

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak