Jauh di Dalam Bumi, Ilmuwan Temukan Gunung Raksasa Lebih Besar dari Everest

Penemuan gunung raksasa di dalam Bumi membuat penelitian ini menjadi terobosan penting.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Kamis, 25 April 2019 | 20:15 WIB
Ilustrasi lapisan Bumi. (Wikipedia/ Kevinsong)

Ilustrasi lapisan Bumi. (Wikipedia/ Kevinsong)

Hitekno.com - Jika manusia merasa sudah 100 persen mengenal Bumi, maka mereka salah besar. Jauh di dalam Bumi, ilmuwan menemukan gumpalan aneh dan gunung raksasa yang lebih tinggi dari Gunung Everest.

Ilmu yang bisa dicapai manusia untuk bisa menembus Bumi diketahui hanya mencapai 0,2 persen saja.

Lubang terdalam yang pernah dibor oleh manusia di Arktik Rusia diketahui hanya mencapai 0,2 persen dari inti Bumi.

Baca Juga: Penelitian Genetik Ungkap Siapa Pembuat Stonehenge Sebenarnya

Bahkan peta ilmiah terbaik pun tidak terlihat jauh lebih baik daripada kartun teks di bangku sekolah yang memperlihatkan lapisan luar, inti bagian dalam dan lapisan mantel Bumi.

Tapi keterbatasan itu sudah berhasil dijangkau lebih dalam lagi oleh para peneliti ini.

Seorang peneliti seperti Barbara Romanowicz dari University of California berhasil memindai lebih jauh bagian dalam planet Bumi.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan dari Mana Mimpi Buruk Berasal, Ini Hasil Penelitiannya

Ia dibantu dengan beberapa peneliti internasional untuk memecahkan misteri di dalam Bumi.

Penelitian mereka telah dipublikasikan di dalam jurnal Science pada Februari 2019.

Warna biru pirus yang mengelilingi inti Bumi berwarna merah adalah struktur yang mirip dengan pegunungan. (Arizona State University/ Mingming Li)
Warna biru pirus yang mengelilingi inti Bumi berwarna merah adalah struktur yang mirip dengan pegunungan. (Arizona State University/ Mingming Li)

Mereka menggunakan gelombang seismik (gempa Bumi) untuk memindai bagian dalam planet kita.

Baca Juga: Bikin Takjub, Peneliti Temukan Kulit Dinosaurus Pertama di Dunia

Itu seperti halnya para dokter yang menggunakan ultrasound untuk mengintip ke dalam tubuh pasien.

Ilmuwan menemukan bahwa lapisan Bumi seperti ''onion layer'' atau lapisan bawang.

Lapisan tersebut mempunyai transisi 402 hingga 660 kilometer ke bawah Bumi.

Baca Juga: Kontroversial, Penelitian Ini Mengungkapkan Ada Jamur dan Mikroba di Mars

Pada tingkat 660 kilometer ke bawah, ilmuwan mengidentifikasi jajaran pegunungan di dalam Bumi yang luar biasa.

Bahkan puncaknya kemungkinan lebih tinggi dari Gunung Everest.

''Baru-baru ini, kami telah menemukan perubahan lain pada kedalaman sekitar 1000 kilometer,'' kata Romanowicz dikutip dari NBC News.

Ilustrasi struktur mirip pegunungan dengan puncak yang lebih tinggi dari Everest dan 2 gumpalan misterius. (NASA/ Sanne Cottaar)
Ilustrasi struktur mirip pegunungan dengan puncak yang lebih tinggi dari Everest dan 2 gumpalan misterius. (NASA/ Sanne Cottaar)

Lapisan-lapisan super besar itu terbelah oleh gumpalan (blobs) batu panas.

Peneliti menemukan gumpalan aneh (blobs) di bawah Afrika dan satunya lagi di bawah Samudra Pasifik.

Menurut penelitian terbaru yang terpisah dari penelitian ini, gumpalan tersebut berhubungan dengan letusan super vulkanik.

Gumpalan Afrika dan bulu mantel Bumi di bawah Pulau Reunion (Sebelah timur Madgaskar) pernah berkontribusi dalam letusan besar 67 juta tahun lalu yang diprediksi ikut memusnahkan dinosaurus.

Peneliti masih akan mendalami bentuk gumpalan dan beberapa struktur yang masih belum dipahami.

Penemuan gunung raksasa di bawah permukaan Bumi dan gumpalan aneh ini bagi ahli geodinamika sebagai revolusi total penelitian.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak