10 Cara Mengatasi Laptop yang Overheating Agar Tidak Cepat Panas saat Digunakan Sehari-hari

Beberapa cara ampuh untuk mengatasi laptop yang overheating.

Lintang Siltya Utami

Posted: Selasa, 18 November 2025 | 09:13 WIB
Ilustrasi laptop. (Unsplash/ Štefan Štefančík)

Ilustrasi laptop. (Unsplash/ Štefan Štefančík)

Hitekno.com - Laptop yang cepat panas atau overheating bukan hanya membuat performa menurun, tapi juga bisa merusak komponen penting dan memperpendek umur perangkat. Masalah ini sering terjadi saat laptop digunakan untuk aktivitas berat seperti gaming, editing, atau multitasking dalam waktu lama.

Untungnya, ada beberapa langkah sederhana dan efektif yang bisa diterapkan untuk mendinginkan laptop, menjaga kinerjanya tetap optimal, dan mencegah kerusakan akibat panas berlebihan. Jadi, penting untuk para pengguna mengetahui cara mengatasi laptop yang overheating agar kinerja laptop tetap optimal.

Suhu yang terlalu tinggi akan membuat performa laptop menurun karena CPU dan GPU menurunkan kecepatan secara otomatis untuk mendinginkan diri, sementara komponen penting seperti prosesor, motherboard, RAM, dan hard drive atau SSD bisa mengalami kerusakan.

Baterai juga akan lebih cepat menurun kualitasnya, dan laptop berisiko mati mendadak atau restart sendiri sebagai upaya perlindungan. Jika kondisi ini berlangsung terus, kerusakan bisa menjadi permanen, membuat laptop tidak stabil, dan akhirnya memerlukan biaya perbaikan yang mahal.

Berikut 10 tips atasi laptop yang overheating:

1. Bersihkan debu secara rutin

Debu yang menumpuk di kipas dan heatsink adalah penyebab utama. Minimal enam hingga 12 bulan sekali buka casing atau bawa ke tempat servis untuk dibersihkan dengan blower atau air duster. Jika ingin melakukannya sendiri, gunakan compressed air canister (bukan vacuum biasa, takut statis).

2. Ganti thermal paste (thermal compound)

Thermal paste biasanya kering setelah satu hingga tiga tahun, akibatnya panas tidak tersalur baik ke heatsink. Oleh karena itu, ganti dengan thermal paste bagus (contoh: Arctic MX-6, Noctua NT-H2, atau Kryonaut).

3. Gunakan cooling pad atau laptop stand

Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Oppo A5x Terbaru, Wajib Baca Sebelum Beli!

Cooling pad dengan kipas besar (140–200 mm) jauh lebih efektif daripada yang banyak kipas kecil atau cukup pakai laptop stand biasa agar sirkulasi udara bawah laptop lebih lancar.

4. Atur posisi dan permukaan

Jangan taruh laptop di kasur, sofa, atau paha (menutup lubang udara). Taruh di meja keras dan pastikan lubang ventilasi tidak tertutup apa pun.

5. Batasi performa CPU atau GPU (undervolt atau limit power)

Pakai software:

  • Intel > Intel XTU atau ThrottleStop
  • AMD > Ryzen Controller atau AATU
  • Bisa turunkan suhu 10–20 derajat Celcius tanpa kehilangan performa terlalu banyak.

6. Atur Power Plan dan Game Settings

  • Windows: pilih “Balanced” atau “Power Saver” saat tidak butuh performa tinggi.
  • Game: turunkan FPS limit (misal 60 FPS), aktifkan V-Sync, turunkan grafik sedikit.
Ilustrasi laptop. [Unsplash/Alex Knight]
Ilustrasi laptop. [Unsplash/Alex Knight]

7. Update BIOS dan driver VGA

  • Kadang produsen rilis BIOS baru yang memperbaiki manajemen termal.
  • Driver VGA terbaru (NVIDIA atau AMD) juga sering bawa optimasi suhu.

8. Tambah RAM (kalau masih 8 GB atau kurang)

Jika RAM laptop terlalu kecil, sistem akan sering memakai SSD atau HDD sebagai memori cadangan. Proses ini membuat CPU harus bekerja lebih keras sehingga suhu laptop ikut meningkat.

9. Nonaktifkan Turbo Boost sementara (kalau lagi sangat panas)

Bisa via ThrottleStop atau Registry (cara cepat):

  • Windows + R > ketik powercfg -attributes SUB_PROCESSOR CPMINCORES -ATTRIBUTE_HIDE lalu buka
  • Power Options > Processor power management > turunkan Maximum processor state ke 99 persen.

10. Pantau suhu secara rutin

Software rekomendasi:

  • HWMonitor
  • HWiNFO
  • Core Temp
  • MSI Afterburner (untuk GPU juga)
  • Suhu normal idle: 40–60 °C Gaming atau load berat: 80–90 °C masih aman, >95 °C mulai bahaya (throttling atau mati mendadak).

Jika semua cara di atas sudah dilakukan tapi masih sangat panas (95–100 °C terus), kemungkinan heatsink atau copper pipe sudah bengkok atau rusak atau kipas mati, oleh karna itu harus servis/ganti.

Jika overheating pada laptop dibiarkan terus-menerus, dampaknya bisa serius, baik dari segi performa maupun umur perangkat. Berikut beberapa hal yang biasanya terjadi:

  1. Penurunan performa: CPU dan GPU otomatis menurunkan kecepatan (throttling) untuk mendinginkan diri, sehingga laptop terasa lambat.
  2. Kerusakan komponen: Panas berlebih bisa merusak prosesor, motherboard, RAM, atau bahkan hard drive/SSD.
  3. Baterai cepat menurun: Suhu tinggi mempercepat degradasi baterai, sehingga umur pakainya lebih pendek.
  4. Laptop mati mendadak atau restart sendiri: Sistem mencoba melindungi komponen dari panas ekstrem dengan mematikan laptop secara otomatis.
  5. Risiko jangka panjang: Overheating kronis bisa menimbulkan kerusakan permanen dan membuat laptop tidak stabil atau rusak total.

Itulah beberapa tips supaya laptop pengguna tidak cepat panas dan tetap nyaman dipakai.

Kontributor: Sofia Ainun Nisa
×
Zoomed
Berita Terkait Berita Terkini

Link DANA Kaget berisi saldo gratis yang dapat pengguna gunakan pada 18 November 2025....

internet | 07:16 WIB

Link DANA Kaget yang berisi saldo gratis dan dapat digunakan pada 17 November 2025....

internet | 11:07 WIB

Link DANA Kaget berisi saldo gratis yang dapat digunakan pada 17 November 2025....

internet | 10:11 WIB

Dalam keadaan seperti ini, Word akan membatasi fitur sehingga pengguna hanya bisa membuka dokumen tanpa bisa melakukan p...

internet | 20:49 WIB

Pembuatan Mail merge dari Excel ke Word ini banyak dimanfaatkan oleh kantor, sekolah, hingga pelaku usaha agar tidak per...

internet | 20:33 WIB