Ilustrasi jaringan internet. (unsplash/ Thomas Jensen)
Hitekno.com - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Nezar Patria, secara terbuka mengakui ketertinggalan signifikan kualitas internet Indonesia, khususnya dalam hal adopsi jaringan 5G, jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia.
Pengakuan blak-blakan soal kualitas internet Indonesia kalah dari Malaysia ini menyoroti tantangan besar yang masih dihadapi Indonesia di tengah upaya transformasi digital.
Dalam acara Empowering Indonesia Report 2025 di Jakarta, Senin 27 Oktober 2025 lalu, Nezar memaparkan data perbandingan yang mencolok terkait internet Indonesia dengan Malaysia
"Jika kita bandingkan dengan Malaysia, Malaysia sudah 80 persen, kita mungkin kurang dari 10 persen untuk jaringan 5G," kata Nezar, menunjukkan jurang yang lebar antara kedua negara.
Kecepatan Rendah, Akses Belum Merata
Selain jangkauan 5G yang minim, Wamenkomdigi juga mengakui bahwa "kecepatan internet Indonesia masih rendah dan harus ditingkatkan." Angka rata-rata saat ini yang berada di kisaran 39,7 Mbps masih jauh dari ideal.
"Kecepatan internet masih harus terus ditingkatkan, memang masih belum sampai kepada 100 Mbps, masih sekitar 39,7 Mbps," lanjutnya.
Meskipun ada klaim kemajuan, seperti konektivitas jaringan yang telah mencapai 97 persen di wilayah perumahan dan penetrasi internet 80 persen, Nezar tidak menampik bahwa masih ada PR besar.
Sekitar 20 persen penduduk Indonesia hingga kini masih belum tersentuh akses internet sama sekali, menunjukkan adanya kesenjangan digital yang nyata.
Target Ambisius Lima Tahun ke Depan
Menghadapi kenyataan ini, pemerintah tidak tinggal diam. Nezar mengungkapkan bahwa pemerintah telah mencanangkan target ambisius untuk mengejar ketertinggalan dalam lima tahun ke depan.
Fokus utamanya adalah memperluas jangkauan konektivitas 5G ke lebih banyak wilayah di seluruh Indonesia.
"Pemerintah mencanangkan 32 persen setidaknya jaringan 5G itu bisa tersambung hingga tahun 2030," jelasnya.
Meskipun target 32 persen pada tahun 2030 masih jauh dari pencapaian Malaysia saat ini, ini adalah sebuah langkah awal yang menandakan keseriusan pemerintah dalam mengatasi ketertinggalan infrastruktur digital.
Pengakuan jujur dari Wamenkomdigi ini menjadi sinyal penting bahwa pemerintah sadar akan tantangan yang ada dan tengah menyusun peta jalan untuk mengatasinya.