Ilustrasi Xiaomi. (Xiaomi)
Hitekno.com - Lanskap pasar HP Indonesia mengalami pergeseran tektonik pada Kuartal Kedua (Q2) 2025. Laporan terbaru dari firma riset pasar ternama, Counterpoint, menunjukkan sebuah realitas baru: pasar kini terpolarisasi menjadi sebuah duel maut antara Xiaomi dan Samsung yang sama-sama tumbuh pesat.
Sementara para pemain besar lainnya seperti Oppo, Vivo, dan Infinix justru mengalami kemunduran.
Xiaomi berhasil mempertahankan mahkotanya sebagai raja pasar HP Indonesia untuk dua kuartal berturut-turut.
Namun, cerita sesungguhnya tidak hanya tentang sang juara bertahan, tetapi juga tentang kebangkitan fenomenal Samsung yang menempel ketat di posisi kedua, serta pelajaran pahit yang harus diterima oleh para rivalnya.
Strategi Gempuran Total: Kunci Kemenangan Xiaomi
Xiaomi kembali membuktikan keampuhan strategi agresifnya dengan mengamankan pangsa pasar tertinggi sebesar 21 persen, dengan pertumbuhan tahun-ke-tahun (YoY) yang solid sebesar 10 persen. Kemenangan ini, menurut Counterpoint, bukan sebuah kebetulan.
Alasan Xiaomi berhasil menduduki puncak lantaran mereka terus memperluas jangkauan toko offline maupun portofolio produknya.
Kekuatan Xiaomi terletak pada kemampuannya untuk menyerang semua lini secara bersamaan. Di segmen premium, ponsel premium seperti Xiaomi 15, Xiaomi 15 Ultra, Poco F7, Poco F7 Pro, dan Poco F7 Ultra disebut-sebut menjadi faktor kesuksesan Xiaomi.
Sementara di segmen bawah, mereka tetap dominan. Kunci utamanya adalah "strategi harga lebih kompetitif dan promosi konsisten.
Kebangkitan Sang Raksasa: Manuver Cerdas Samsung
Pesaing terdekat dan yang paling mengancam adalah Samsung. Dengan pertumbuhan YoY paling masif di antara lima besar, yakni melejit hingga 20 persen, Samsung sukses merebut pangsa pasar sebesar 20 persen.
Baca Juga: Cara Menggunakan Smartphone Lama sebagai Kamera CCTV Rumah
Kebangkitan ini didorong oleh fokus yang tajam dan eksekusi strategi yang brilian. Counterpoint mencatat bahwa Samsung sukses menempel ketat Xiaomi lantaran mereka fokus pada segmen HP 5G di model Galaxy A series.
Ini dipadukan dengan "promosi kuat, program tukar tambah, dan opsi cicilan menarik" yang berhasil menarik minat konsumen secara signifikan.
Pelajaran Pahit: Saat Oppo dan Vivo Kehilangan Momentum
Di sisi lain spektrum, nasib kontras dialami oleh Oppo dan Vivo. Keduanya mengalami penurunan tajam yang mengkhawatirkan.
Oppo, meskipun berada di posisi ketiga dengan pangsa pasar 16 persen, harus menelan pil pahit dengan penurunan 14 persen YoY.
Nasib yang lebih buruk dialami Vivo di posisi keempat, yang hanya meraih 13 persen pangsa pasar setelah terjun bebas sebesar 29 persen YoY.
Menurut analisis Counterpoint, penurunan pengiriman ponsel Oppo dan Vivo dikarenakan keduanya fokus di segmen ponsel dengan harga tinggi.
Kegagalan mereka untuk mengisi segmen entry level dengan produk baru yang menarik, ditambah dengan melemahnya permintaan di kelas premium, menjadi resep dari keterpurukan mereka di kuartal ini.
Sementara itu, Infinix yang berada di posisi kelima dengan pangsa pasar 10 persen, juga mengalami sedikit penurunan sebesar 5 persen YoY.
Peringkat Pangsa Pasar Ponsel Indonesia Q2 2025 (Counterpoint):