Jadwal Gerhana Matahari Hibrid 2023 di Indonesia, Terjadi Jelang Lebaran

Lengkap setiap wilayah, ini jadwal Gerhana Mathari Hibrid 2023 di Indonesia yang terjadi menjelang Lebaran.

Agung Pratnyawan

Posted: Rabu, 12 April 2023 | 10:31 WIB
Ilustrasi Gerhana Matahari. (BMKG)

Ilustrasi Gerhana Matahari. (BMKG)

Hitekno.com - Fenomena alam Gerhana Matahari Hibrid 2023 di Indonesia akan terjadi pada 20 April 2023 seperti dilaporkan BMKG.

Dipastikan sejumlah wilayah di Indonesia bisa menyaksikan fenomena Gerhana Matahari Hibrid 2023 tersebut.

Namun masing-masing wilayah Indonesia ternyata punya jam berbeda kapan fenomena alam ini bisa disaksikan.

Baca Juga: Apa Itu Gerhana Matahari Hibrid, Fenomena yang Meramaikan Ramadhan 2023

Selain itu tidak semua wilayah di Indonesia bisa menyaksikan Gerhana Matahari Hibrid secara total pada 20 April 2023 mendatang.

Banya Biak dan Pulau Kisar yang bisa melihat Gerhana Matahari Total sebagai puncak dari fenomena alam ini.

Sedangkan wilayah Indonesia lainnya akan disajikan dengan fenomena Gerhana Matahari Sebagian.

Baca Juga: Gerhana Matahari Hibrida 2023 Bisa Disaksikan dari Indonesia

Dirangkum dari Instagram resmi BMKG @infoBMKG, berikut ini jadwal Gerhana Matahari Hibrid 2023 yang terjadi di Indonesia:

Gerhana Matahari Hibrid 20 April 2023: Gerhana Matahari Total

  • Biak: puncak gerhana pukul 13.57 WIT (durasi 1 menit 2 detik)
  • Pulau Kisar: puncak gerhana pukul 13.22 WIT (durasi 1 menit 5 detik)

Gerhana Matahari Hibrid 20 April 2023: Gerhana Matahari Sebagian

Baca Juga: Link Live Streaming Gerhana Bulan yang Terjadi Hari Ini, Lengkap dengan Peta Visibilitas

  • Aceh: puncak gerhana pukul 10.43 WIB
  • Sumatera Utara: puncak gerhana pukul 10.24 WIB
  • Sumatera Barat: puncak gerhana pukul 11.40 WIB
  • Riau: puncak gerhana pukul 10.47 WIB
  • Bengkulu: puncak gerhana pukul 10.41 WIB
  • Jambi: puncak gerhana pukul 10.43 WIB
  • Kepulauan Riau: puncak gerhana pukul 10.53 WIB
  • Sumatera Selatan: puncak gerhana pukul 10.42 WIB
  • Lampung: puncak gerhana pukul 10.41 WIB
  • Bangka Belitung: puncak gerhana pukul 10.50 WIB
  • Banten: puncak gerhana pukul 10.43 WIB
  • DKI Jakarta: puncak gerhana pukul 10.45 WIB
  • Jawa Barat: puncak gerhana pukul 10.43 WIB
  • Jawa Tengah: puncak gerhana pukul 10.46 WIB
  • DI Yogyakarta: puncak gerhana pukul 10.45 WIB
  • Jawa Timur: puncak gerhana pukul 10.49 WIB
  • Kalimantan Barat: puncak gerhana pukul 11.00 WIB
  • Kalimantan Tengah: puncak gerhana pukul 11.00 WIB
  • Kalimantan Selatan: puncak gerhana pukul 12.05 WITA
  • Kalimantan Timur: puncak gerhana pukul 12.12 WITA
  • Kalimantan Utara: puncak gerhana pukul 12.25 WITA
  • Bali: puncak gerhana pukul 11.55 WITA
  • Nusa Tenggara Barat: puncak gerhana pukul 11.58 WITA
  • Nusa Tengga Timur: puncak gerhana pukul 12.02 WITA
  • Sulawesi Barat: puncak gerhana pukul 12.14 WITA
  • Sulawesi Selatan: puncak gerhana pukul 12.11 WITA
  • Sulawesi Tengah: puncak gerhana pukul 12.22 WITA
  • Sulawesi Tenggara: puncak gerhana pukul 12.18 WITA
  • Gorontalo: puncak gerhana pukul 12.29 WITA
  • Sulawesi Utara: puncak gerhana pukul 12.33 WITA
  • Maluku Utara: puncak gerhana pukul 13.29 WIT
  • Maluku: puncak gerhana pukul 13.24 WIT
  • Papua Barat: puncak gerhana pukul 13.45 WIT
  • Papua: puncak gerhana pukul 13.51 WIT

Apa Itu Gerhana Matahari Hibrid

Gerhana Matahari hibrid adalah fenomena alam yang menyerupai gerhana Matahari total dan gerhana Matahari cincin di mana peristiwa ini terjadi secara berurutan dan cukup langka.

Jika dilihat dari proses, sebenarnya semua jenis gerhana Matahari mengalami proses yang sama. Satu-satunya hal yang membedakan hanya letak daerah yang ada di bumi.

Baca Juga: Daftar Kota di Indonesia yang Bisa Menyaksikan Gerhana Bulan Total Hari Ini

Ada daerah yang hanya mendapatkan gerhana Matahari sebagian tapi ada juga yang bisa merasakan gerhana Matahari total, hal ini tergantung berbagai faktor yang mempengaruhi.

Proses terjadinya gerhana Matahari hibrid diawali dengan sejajarnya posisi Matahari, bulan,dan bumi pada satu garis lurus sehingga terjadi fenomena gerhana Matahari pada umumnya.

Karena jarak antara bulan dan bumi sangat bervariasi di setiap titik wilayah di bumi, maka terjadilah gerhana Matahari hibrid.

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya gerhana jenis ini adalah bentuk bumi yang berbeda dengan orbit bulan di mana bumi berbentuk bulat sementara orbit bulan elips.

Gerhana Matahari hibrid dimulai dengan fenomena gerhana Matahari cincin, ketika jarak bulan terlalu jauh dari bumi lalu setelah itu menjadi gerhana Matahari total.

Setelah gerhana Matahari cincin dengan bulan mengitari orbitnya, bulan berada di jarak yang tidak jauh, sehingga menutup cahaya Matahari dengan sempurna.

Gerhana Matahari cincin terjadi kembali setelah terjadinya gerhana Matahari total karena posisi bulan yang terus bergerak.

Dalam proses ini, bulan akan berada di jarak yang cukup jauh sehingga tidak dapat menutupi cahaya Matahari secara sempurna.

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB