7 Fakta Sains tentang Warna Pelangi Ini Wajib Kamu Tau, Dijamin Bikin Penasaran

Bikin penasaran, berikut adalah deretan fakta tentang warna dari pelangi.

Cesar Uji Tawakal
Rabu, 19 Oktober 2022 | 17:36 WIB
Fenomena pelangi api. (Wikipedia/ Jankovoy)

Fenomena pelangi api. (Wikipedia/ Jankovoy)

Hitekno.com - Siapa yang tak tahu pelangi? Tentu semua orang tahu pelangi. Sebagai salah satu ciptaan alam yang paling indah, pelangi banyak menginspirasi puisi, lagu, lukisan, dan bentuk seni lainnya.

Pelangi adalah fenomena ilmiah yang sangat sederhana dari pembiasan cahaya yang menciptakan spektrum warna yang menakjubkan saat melewati tetesan air.

Bagaimana sebenarnya pelangi terbentuk tidak diketahui sampai abad ke-17, sampai Isaac Newton menemukan tujuh spektrum cahaya.

Baca Juga: Bleach: Sejarah Nama Kenpachi dan Pemilikinya, Gelar yang Tak Cuma Disandang oleh Zaraki

Ketika busur indah tujuh warna (Violet, Indigo, Biru, Hijau, Kuning, Oranye, Merah) muncul di langit, itu membawa senyum di wajah semua orang. Ada beberapa fakta menarik lainnya tentang pelangi ini.

Penasaran fakta menarik apa saja? Berikut deretan fakta sains tentang warna pelangi yang tim HiTekno.com rangkum untuk kamu.

Ilustrasi pelangi api. (Wikipedia/ Nbarr)
Ilustrasi pelangi api. (Wikipedia/ Nbarr)

1. Ilmuwan Isaac Newton lah yang menjelaskan bagaimana pelangi terbentuk. Dia mengidentifikasi tujuh warna dari spektrum elektromagnetik yang terlihat yang membentuk cahaya putih secara keseluruhan. Ketujuh warna itu adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu, yang kesemuanya hadir dalam pelangi dengan urutan yang sama.

Baca Juga: Spesifikasi Oppo Reno8 Z 5G di Indonesia Lengkap dengan Harga, Apa Saja Keunggulannya?

Akronim ROY G BIV digunakan untuk mengingat warna-warna ini serta urutan penampilannya dengan mudah. Ini juga disebut sebagai VIBGYOR dalam urutan terbalik. Warna-warna dalam Pelangi menyatu dengan warna berikutnya tanpa batas yang tegas.

2. Busur warna-warni yang kita lihat di langit adalah pelangi. Ini bukan objek tetapi fenomena optik. Kamu tidak dapat menyentuh atau merasakannya karena tidak memiliki keberadaan fisik. Pelangi terdiri dari cahaya yang memantulkan dan menekuk. Kamu tidak akan pernah bisa mencapai ujung pelangi karena pelangi bergerak seiring dengan pemandangan dan tidak memiliki posisi statis atau stasioner di langit.

3. Kebanyakan pelangi yang kita lihat akan menjadi "pelangi primer" dimana warna merah dapat terlihat di tepi luar hingga ungu di tepi dalam.

Baca Juga: Zoho One Pecahkan Rekor Pertumbuhan dan Momentum Pasar Kelas Atas

4. Langit di dalam pelangi primer lebih terang daripada langit di luar busur. Hal ini disebabkan fakta bahwa jutaan tetesan yang dibutuhkan untuk membuat pelangi berbentuk bola dan tumpang tindih untuk menciptakan cahaya putih. Namun di bagian tepi, cakram berwarna ini tidak tumpang tindih sehingga menampilkan warna masing-masing yang menghasilkan busur pelangi.

5. Homer, penyair epik Yunani, percaya bahwa Pelangi hanya terbuat dari satu warna, Ungu. Pada masa Renaisans, orang mengira ada empat warna: Merah, Biru, Hijau, dan Kuning. Sampai saat ini, rata-rata orang Cina mengklaim bahwa pelangi hanya memiliki lima warna.

6. Moonbows adalah pelangi bulan langka atau pelangi malam hari yang terjadi ketika cahaya bulan dipantulkan melalui tetesan hujan. Ini sama dengan busur pelangi, tetapi kamu akan melihat semuanya putih meskipun ketujuh warna ada secara samar.

Baca Juga: Mark Zuckerberg Sindir iMessage, Faktor Keamanan Jadi Sorotan

7. Pelangi supernumerary atau pelangi susun adalah fenomena yang jarang terjadi, terdiri dari beberapa pelangi samar dengan pola pita warna pastel yang tidak biasa di sisi dalam pelangi primer, dan dalam kesempatan yang paling langka, juga di luar pelangi sekunder.

Inilah deretan fakta sains tentang warna pelangi yang bisa menambah pengetahuan kamu. Semoga informasi ini bermanfaat.

Kontributor: Pasha Aiga Wilkins
Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak