Pantang Pelit, Ilmuwan Ungkap Orang yang Rajin Berderma akan Lebih Bahagia, Depresi Auto Sirna

Ilmuwan mengungkap bahwa sikap dermawan berhubungan dengan penurunan kecemasan dan depresi.

Cesar Uji Tawakal
Senin, 10 Oktober 2022 | 16:35 WIB
Ilustrasi orang tertawa. (Pexels)

Ilustrasi orang tertawa. (Pexels)

Hitekno.com - Temuan para peneliti tampaknya menunjukkan bahwa bagi orang-orang yang terlibat dalam tindakan baik mengalami pengurangan kecemasan dan depresi.

Banyak agama setuju bahwa melakukan tindakan kebaikan adalah baik untuk kesejahteraan rohani seseorang. Terlebih lagi, para peneliti telah mendalilkan bahwa perilaku seperti itu juga dapat membantu meningkatkan kebahagiaan seseorang secara keseluruhan.

Dilansir dari Sputnik News, tahun lalu, seorang ilmuwan sosial bernama Meena Andiappan dan rekan-rekannya memutuskan untuk mempelajari bagaimana orang dapat meningkatkan rasa kesejahteraan mereka dan mengatasi kecemasan, yang menjadi cukup umum di tengah pandemi global COVID.

Baca Juga: Dibekali Kamera Handal dan Memori Lega, Cek Harga Vivo V25e di Indonesia

Andiappan, asisten profesor manajemen dan organisasi di University of Toronto yang mempelajari persimpangan perilaku etis dan kesejahteraan, dan hasilnya telah dijelaskan dalam sebuah artikel yang diterbitkan di The Conversation bahwa timnya berusaha untuk menyelidiki lebih lanjut cara terbaik untuk meningkatkan kebahagiaan dan kesehatan mental seseorang.

Ilustrasi orang tertawa. (Pexels)
Ilustrasi orang tertawa. (Pexels)

Untuk mencapai tujuan itu, tim membandingkan orang-orang yang beramal secara langsung dengan orang yang menghimpun barang dan uang untuk disumbangkan ke badan amal.

"Apa yang kami temukan mengejutkan: bagi orang-orang yang tidak secara konsisten berderma maka kesejahteraannya tidak terpengaruh ," tulis Andiappan.

Baca Juga: Asal Ngikut Aplikasi Navigasi, Pengendara Mobil Ini Malah Celaka, Kisahnya Bikin Prihatin

"Namun, bagi mereka yang sepenuhnya terlibat dalam penelitian ini dengan secara konsisten memberlakukan perilaku di luar rutinitas normal mereka, tindakan kebaikan memiliki dorongan yang lebih besar untuk kesejahteraan dan kesehatan mental mereka dibandingkan dengan mereka yang cuma merawat diri mereka sendiri."

Dia mencatat bahwa bagi mereka yang "sepenuhnya terlibat dalam tindakan baik mereka," mengatakan tindakan menjadi terkait dengan "pengurangan kecemasan dan depresi."

Pada saat yang sama, tim juga mengamati bahwa berulang kali melakukan tindakan kebaikan tertentu tampaknya tidak sebermanfaat seperti memvariasikan rutinitas seseorang dalam terkait hal ini.

Baca Juga: Sekuat Tenaga Menahan Stand Agar Tak Diterjang Angin, Perjuangan Pekerja Ini Bikin Salut

Oleh karena itu, Andiappan dan rekan-rekannya menyarankan bahwa mengubah tindakan baik yang Anda lakukan adalah penting.

 

Untuk informasi terkini seputar dunia teknologi, sains dan anime, jangan lupa untuk subscribe halaman Facebook kami di sini.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak