Berbekal Teleskop Luar Angkasa Baru, China Berburu Planet Mirip Bumi

Teleskop luar angkasa baru milik China ini diklaim lebih hebat dari Kepler kepunyaan NASA.

Agung Pratnyawan
Jum'at, 13 Mei 2022 | 14:29 WIB
Ilustrasi luar angkasa. (Pixabay/lumina_obscura)

Ilustrasi luar angkasa. (Pixabay/lumina_obscura)

Hitekno.com - China menyiapkan teleskop luar angkasa baru dalam rangka penelitian dan perburuan eksoplanet. Yakni Teleskop Bumi 2.0 yang diklaim punya sensivitas lebih tinggi dibanding teleskop Kepler milik NASA.

Misi penelusuran eksoplanet berbasis luar angkasa China ini diajukan oleh Shanghai Astronomical Observatory (SAO).

Dalam misi tersebut, China akan meluncurkan Teleskop Bumi 2.0 yang akan menghabiskan empat tahun mengorbit Matahari-Bumi.

Baca Juga: Teleskop Hubble Deteksi Uap Air di Bulan Jupiter, Ada Kehidupan?

Di sekitar orbit itu, China akan menempatkan tujuh teleskop untuk mengamati tanda-tanda peredupan saat planet transit atau lewat di depan sebuah bintang saat mengorbit.

Target utama misi China ini adalah eksoplanet seukuran Bumi dengan orbit serupa di sekitar bintang mirip Matahari.

Misi ini membutuhkan sensitivitas tinggi untuk melihat sinyal transit planet kecil, serta pemantauan jangka panjang.

Baca Juga: Sempat Ditunda, Penerus Teleskop Luar Angkasa Hubble Siap Dikirim

Teleskop tersebut akan mengukur ukuran planet dan periode orbit untuk mengidentifikasi kandidat untuk pengamatan lanjutan yang terkait kelayakhunian potensial planet.

Eksoplanet. [Melmak/Pixabay]
Eksoplanet. [Melmak/Pixabay]

"Kandidat planet ini dapat ditindaklanjuti dengan teleskop berbasis darat untuk mendapatkan pengukuran tentang berapa massa dan kepadatannya," kata Ge Jian, profesor di SAO, dikutip dari Space.com, Rabu (11/5/2022).

Misi tersebut akan menindaklanjuti pengamatan area luar angkasa yang dipelajari oleh teleskop luar angkasa Kepler NASA selama sembilan tahun.

Baca Juga: Menurut Ilmuwan, NASA Tak Akan Bisa Memperbaiki Teleskop Hubble

Tapi Teleskop Bumi 2.0 akan memiliki bidang pandang yang jauh lebih besar. Artinya, teleskop dapat mengamati area yang lebih luas.

Bidang pandang Kepler adalah 115 derajat persegi dan mampu mengamati setengah juta bintang serta menemukan 2.392 eksoplanet.

Sayangnya, dari ribuan planet tersebut, tidak ada satu pun planet yang berada di sekitar bintang mirip Matahari yang berpotensi sebagai kembaran Bumi.

Baca Juga: China Segera Luncurkan Teleskop Luar Angkasa, Tak Kalah dari Hubble NASA

Sebagai perbandingan, Teleskop Bumi 2.0 akan mencakup 500 derajat persegi dan diharapkan memantau 1,2 juta bintang, selama empat tahun misi dengan enam hingga tujuh teleskop yang memiliki bukaan 30 cm.

"Jika tingkat kemunculan Bumi 2.0 adalah 10 persen, maka kita perlu mencari sekitar 2.000 bintang tipe Matahari untuk mendeteksi transit Bumi 2.0," tambah Ge.

Teleskop Kepler NASA. [NASA]
Teleskop Kepler NASA. [NASA]

Simulasi survei para peneliti menunjukkan bahwa teleskop dapat mendeteksi sekitar 30.000 planet baru.

Khusus teleskop ketujuh akan dibekali kepekaan untuk mendeteksi planet berbatu yang dingin atau mengambang bebas seukuran Mars.

Keputusan tentang pendanaan misi Teleskop Bumi 2.0 diharapkan akan diumumkan pada Juni 2022.

Jika misi Teleskop Earth 2.0 dipilih, tim akan mulai menyiapkan satelit untuk peluncuran pada 2026.

Kita nantikan saja peluncuran teleskop luar angkasa baru milik China, apakah sehebat teleskop Kepler NASA dalam meneliti eksoplanet. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak