Penjelasan Ilmuwan soal Suhu Panas Terik di Indonesia

Menurut ilmuwan, fenomena suhu panas yang terjadi belakangan ini hanya berlangsung sesaat dengan durasi terbatas.

Agung Pratnyawan
Selasa, 10 Mei 2022 | 12:36 WIB
Ilustrasi cuaca panas. (pixabay/stux)

Ilustrasi cuaca panas. (pixabay/stux)

Hitekno.com - Ilmuwan Perubahan Iklim Wayan Suparta menjelaskan fenomena suhu panas terik yang melanda Indonesia beberapa hari ini. 

Seperti diwartakan sebelumnya, beberapa kota di Indonesia mengalami peningkatan suhu dalam beberapa hari terakhir.

Menurut Wayan Suparta, fenomena suhu panas yang terjadi belakangan ini hanya berlangsung sesaat dengan durasi terbatas.

Baca Juga: Ini Penjelasan BMKG Soal Penyebab Suhu Panas Terik di Indonesia

Alasannya, Indonesia akan segera memasuki peralihan dari musim hujan ke kemarau.

"Betul menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa kita di bulan Mei ini akan memasuki musim kemarau. Bulan Mei ini sebagai puncak musim peralihan dari musim hujan ke kemarau, atau biasa kita sebut musim Pancaroba," ungkap Wayan dimuat Suara.com, Senin (9/5/2022) malam.

Ilmuwan Perubahan Iklim ini memaparkan, puncak musim panas atau kemarau biasanya terjadi di bulan Juli atau sedikit bergeser ke Agustus pertengahan.

Baca Juga: BMKG: Suhu Panas Beberapa Hari Ini Bukan karena Gelombang Panas

"Di musim Pancaroba ini tidak jarang terjadi cuaca ekstrim, misalnya angin ribut, puting beliung, curah hujan yang kadang terlalu tinggi, awan panas, dan banyak badai tropis lainnya," katanya.

"Pancaroba ini ya musim ekstrim (Mei dan September) untuk di Indonesia. September-Oktober (secara astronomi 22-23 September) yaitu peralihan dari musim kemarau ke musim hujan," tambah dia.

Ilustrasi kekeringan. (Pixabay)
Ilustrasi kekeringan. (Pixabay)

Secara Astronomi, papar Wayan Suparta, sejak 21-22 Maret setiap tahun terjadi gerak semu tahunan Matahari.

Baca Juga: Peringatan BMKG: Suhu Panas Terik Bakal Berlangsung sampai Pertengahan Mei 2022

Posisi Matahari berada di wilayah utara ekuator mengindikasikan jika sebagian wilayah Indonesia akan mulai masuk pada musim kemarau.

"Posisi matahari di utara Khatulistiwa ya artinya daerah bagian atas (utara) akan banyak menerima sinar radiasi matahari (panas)," sebut Wayan.

Lebih lanjut, Wayan mengungkap kalau posisi Matahari seolah-olah berubah setiap tahun mengikuti rasi bintang jika dilihat dari Bumi.

Baca Juga: Tekan Laju Perubahan Iklim, BMKG Ingatkan Pemerintah Ambil Langkah Konkret

Maka dari itu fenomena tersebut dinamakan gerak semu tahunan Matahari.

"Padahal matahari sebagai pusat tata surya itu tidak bergerak, kita yang seolah-olah melihatnya bergerak atau berubah posisi. Setiap perubahan ini tentu akan membawa dampak badai meteorologi atau perubahan iklim," jelas dia.

Itulah penjelasan Ilmuwan Perubahan Iklim Wayan Suparta soal fenomena suhu panas terik yang melanda sejumlah kota di Indonesia belakangan. (Suara.com/ Dicky Prastya).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak