BRIN: Matahari Tepat di Atas Pulau Jawa Seminggu ke Depan

Fenomena ini terjadi karena sumbu rotasi Bumi yang miring 66,6 derajat terhadap ekliptika.

Agung Pratnyawan
Sabtu, 09 Oktober 2021 | 06:00 WIB
Ilustrasi matahari. (pixabay/qimono)

Ilustrasi matahari. (pixabay/qimono)

Hitekno.com - Dikutip dari Suara.com, laporan terbaru menyebutkan kalau Matahari bakal berada di atas pulau Jawa selama pekan depan.

Laporan ini dari yang dikatakan Pusat Riset Sains Antariksa Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang.

Ia menyebutkan kalau Matahari bakal berada di atas Pulau Jawa selama sepekan, yakni 8 Oktober hingga 14 Oktober 2021.

Baca Juga: Ditemukan Bayi Matahari, Menurut Ilmuwan Berusia 600 Juta Tahun

Andi mengatakan dampak fenomena tersebut adalah ketika tengah hari, tidak ada bayangan yang terbentuk dari benda tegak tak berongga seperti tongkat dan tiang. Oleh karenanya, fenomena itu disebut juga sebagai hari tanpa bayangan di Pulau Jawa.

"Fenomena ini terjadi karena sumbu rotasi Bumi yang miring 66,6 derajat terhadap ekliptika," kata Andi dalam keterangan di Jakarta, Jumat (8/10/2021) seperti dimuat Suara.com.

Selain itu, saat tengah hari, ketika sinar Matahari datang tegak lurus permukaan Bumi, intensitas radiasi Matahari akan maksimum. Sehingga, ketika tutupan awan sangat minim, suhu permukaan Bumi saat siang hari akan maksimum.

Baca Juga: Penampakan Tak Terduga Terlihat Saat Gerhana Matahari Cincin Terjadi

Namun, hal tersebut tidak berlaku saat tutupan awan cukup besar sehingga suku permukaan Bumi cenderung menurun, meskipun hawa gerah tetap dapat dirasakan akibat berkurangnya kelembaban.

Hari tanpa bayangan akan terjadi di Jawa selama 8 - 13 Oktober 2021. Foto: Matahari bersinar di langit Bandung Raya, Senin (22/3/2021). [Istimewa]
Hari tanpa bayangan akan terjadi di Jawa selama 8 - 13 Oktober 2021. Foto: Matahari bersinar di langit Bandung Raya, Senin (22/3/2021). [Istimewa]

Andi mengimbau masyarakat agar tidak panik, melainkan menjaga tubuh agar selalu terhidrasi dengan baik dan menggunakan alat pelindung, seperti tabir surya, payung dan topi.

Andi menuturkan Matahari tidak selalu berada di atas garis khatulistiwa atau lintang 0 derajat melainkan berada di lintang 23,4 derajat lintang utara (LU) atau garis balik utara hingga 23,4 derajat lintang selatan (LS) atau garis balik selatan.

Baca Juga: Matahari Berada di Titik Terjauh dari Bumi Hari Ini, Apa Dampaknya?

Wilayah yang terletak di antara dua garis balik tersebut memungkinkan akan mengalami Matahari di atas tempat tersebut ketika tengah hari sebanyak dua kali setahun.

Sementara pada kejadian khusus, untuk wilayah sekitar garis khatulistiwa akan mengalami Matahari di atas garis khatulistiwa ketika Ekuinoks Maret dan Ekuinoks September. Ekuinoks merupakan fenomena astronomi, yakni saat Matahari melintasi garis khatulistiwa.

Pulau Jawa terletak di antara lintang 6 derajat sampai 8 derajat LS atau berada di sebelah selatan garis khatulistiwa, sehingga Matahari akan berada di atas Pulau Jawa beberapa hari setelah Ekuinoks September dan beberapa hari sebelum Ekuinoks Maret.

Baca Juga: Pantau Aktivitas Matahari, NASA Akan Uji Teknologi Baru Ini

Untuk mengecek hilangnya bayangan saat tengah hari ketika hari tanpa bayangan, Andi mengatakan warga dapat menyiapkan benda tegak seperti tongkat, tiang, spidol, botol, dan sebagainya. Letakkan benda di permukaan yang rata. Jika tidak ada, dapat menggunakan bandulan dalam keadaan setimbang.

Kemudian, kalibrasikan jam yang akan digunakan untuk menandai waktu. Kemudian, amati bayangan yang dihasilkan oleh benda pada tanggal dan jam yang sudah ditentukan.

Itulah laporan terbaru peneliti BRIN yang menyebutkan Matahari bakal berada di atas Pulau Jawa selama sepekan, yakni 8 Oktober hingga 14 Oktober 2021. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Berita Terkait

TERKINI

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"
sains | 14:04 WIB
Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial.
sains | 16:10 WIB
Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?
sains | 16:22 WIB
Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi.
sains | 15:44 WIB
Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting.
sains | 13:54 WIB
Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan.
sains | 18:50 WIB
Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu.
sains | 18:26 WIB
Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?
sains | 10:19 WIB
Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini.
sains | 20:20 WIB
Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini.
sains | 17:01 WIB
Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?
sains | 10:25 WIB
SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia.
sains | 15:42 WIB
Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia.
sains | 15:59 WIB
Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia.
sains | 15:48 WIB
Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?
sains | 16:38 WIB
Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!
sains | 13:09 WIB
Pernah melihat kucing yang bermain atau sekadar rehat secara syahdu di dalam kardus? Ternyata inilah sebabnya.
sains | 19:41 WIB
Berikut adalah sederet bahan makanan sumber vitamin K. Apa saja?
sains | 18:41 WIB
Tampilkan lebih banyak