LAPAN Mulai Kembangkan Laboratorium Pengujian Komponen Pesawat Terbang

Upaya LAPAN dalam mengejar ketertinggalan dalam penguasaan teknologi dan sains penerbangan dan antariksa di tengah keterbatasan anggaran dan sumber daya lain.

Agung Pratnyawan
Sabtu, 07 Agustus 2021 | 12:30 WIB
Logo LAPAN. (LAPAN)

Logo LAPAN. (LAPAN)

Hitekno.com - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengumumkan rencana pengembangan laboratorium pengujian komponen pesawat terbang.

Langkah LAPAN dalam mengembangkan laboratorium pengujian ini sebagai bentuk dukungan pada industri penerbangan Indonesia.

"Yang kami lakukan adalah memanfaatkan sumber pendanaan dari SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) untuk mengembangkan lab-lab kami salah satu yang saat ini dalam proses yaitu Lab DO-160 nantinya bisa dimanfaatkan untuk pengujian komponen-komponen pesawat terbang," kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin dalam Seminar virtual (Webinar) Progres Keantariksaan Indonesia di Jakarta, Jumat (6/8/2021).

Baca Juga: ISS Buang 2,9 Ton Sampah Antariksa, Bisa Jatuh ke Bumi?

Dalam seminar yang diadakan sebagai rangkaian kegiatan memperingati Hari Keantariksaan Nasional itu, Thomas menuturkan pihaknya terus berupaya mengejar ketertinggalan dalam penguasaan teknologi dan sains penerbangan dan antariksa di tengah keterbatasan anggaran dan sumber daya lain.

Kepala LAPAN  mengatakan salah satu strategi yang dilakukan pihaknya adalah dengan memanfaatkan sumber pendanaan SBSN untuk mendanai pengembangan fasilitas laboratorium termasuk laboratorium uji.

Sumber daya berupa ketersediaan fasilitas merupakan sesuatu yang mutlak dalam pengembangan teknologi penerbangan.

Baca Juga: Badan Antariksa Jepang Bagikan Foto Sampel Asteroid Ryugu

Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Teknologi Penerbangan Tahun 2020, Laboratorium DO-160 merupakan laboratorium yang baru dibangun pada 2020 melalui anggaran SBSN. Lab itu berfungsi untuk menguji komponen yang terpasang di dalam atau di luar badan pesawat udara.

Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin. (suara.com/Pebriansyah Ariefana)
Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin. (suara.com/Pebriansyah Ariefana)

Pengujian terhadap komponen pesawat udara tersebut wajib dilakukan oleh industri komponen pesawat udara sesuai dengan regulasi CASR/FAR yang kemudian dijabarkan dalam bentuk standar pengujian yang bernama Standar RTCA DO-160.

RTCA DO-160 merupakan standar pengujian komponen pesawat udara yang diakui dan digunakan oleh EUROCAE di Eropa dan FAA di Amerika Serikat serta Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) di Indonesia untuk mengeluarkan sertifikat kelaikan.

Baca Juga: Sebelum ke Bulan, NASA Uji Coba Baju Antariksa di Bawah Air

Pengujian terhadap komponen pesawat udara adalah hal yang wajib dilakukan oleh industri pembuat komponen pesawat udara.

Rencananya Lab D0-160 akan dilengkapi dan melayani 18 seksi uji yang terdiri dari seksi uji Temperature dan Altitude, seksi uji Temperature Variation, seksi uji Humidity, seksi uji Vibration, seksi uji Explosive Proofness, seksi Uji Waterproofness, seksi uji Sand and Dust, seksi uji Salt Spray, seksi uji Magnetic Effect, seksi uji Power Input.

Kemudian, ada seksi uji Voltage Spike, seksi uji Audio Frequency Conducted Susceptibility – Power Inputs, seksi uji Induced Signal Susceptibility, seksi uji Radio Frequency Susceptibility (Radiated and Conducted), seksi uji Emission of Radio Frequency Energy, seksi uji Icing, seksi uji Electrostatic Discharge dan seksi uji Fire and Flammability.

Baca Juga: Lapan Pantau Cuaca Antariksa, Bisa Berdampak pada Kehidupan Manusia

Sampai dengan akhir 2020, pembangunan Gedung Lab DO-160 belum selesai, dan dilanjutkan pada 2021.

Sesuai dengan target Indikator Kinerja Utama (IKU) Pusat Teknologi Penerbangan tahun 2021, lab tersebut akan diusahakan untuk mendapatkan akreditasi ISO/IEC 17025:2017 agar bisa segera operasional melayani para pemangku kepentingan dan memberikan kontribusi pemasukan ke kas negara melalui mekanisme pelayanan jasa uji teknologi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). 

Itulah pengumuman resmi LAPAN yang akan mengembangkan laboratorium pengujian komponen pesawat terbang. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak