Ilmuwan Ciptakan Cat Paling Putih di Dunia, Ini Tujuannya!

Menurut ilmuwan, cat putih ini punya kelebihan tersendiri.

Agung Pratnyawan
Rabu, 21 April 2021 | 08:30 WIB
Ilustrasi rumah dengan cat dinding warna putih. (Pixabay)

Ilustrasi rumah dengan cat dinding warna putih. (Pixabay)

Hitekno.com - Para ilmuwan mengklaim telah menemukan formula baru dalam mebuat cat paling putih di dunia. Ternyata di balik hal ini, ada tujuan khususnya.

Menurut para ilmuwan, formula baru cat paling putih di dunia ini diklaim bisa membantu mengurangi krisi iklim global.

Cat putih ini dapat memantulkan 98,1 persen dari semua cahaya yang mengenainya dan membuatnya jauh lebih dingin dari suhu lingkungan, bahkan saat di bawah sinar Matahari penuh.

Baca Juga: Kenapa Mumi Ini Punya Ekspresi Berteriak? Ilmuwan Ungkap Rahasianya

Menurut para ahli, jika digunakan untuk melapisi bangunan, cat tersebut dapat membantu memerangi pemanasan global dengan mengurangi ketergantungan pada penggunaan AC bertenaga listrik.

"Jika kita menggunakan cat ini untuk menutupi atap sekitar 92,9 meter persegi, kami memperkirakan kita bisa mendapatkan daya pendinginan 10 kilowatt. Itu lebih kuat daripada AC sentral yang digunakan oleh kebanyakan rumah," kata Xiulin Ruan, insinyur mekanik dari Ruan of Purdue University.

Penelitian tim didasarkan pada cat yang sebelumnya dikembangkan tahun lalu, yang mencapai tingkat refleksi sebesar 95,5 persen.

Baca Juga: Misteri Laba-laba Menyeramkan di Mars, Ini Penjelasan Ilmuwan

Namun, formula baru dalam cat putih kali ini membuatnya lebih mirip dengan Vantablack, pigmen hitam yang menyerap hingga 99,965 persen cahaya.

Ilustrasi rumah dengan cat dinding warna putih. (Pixabay)
Ilustrasi rumah dengan cat dinding warna putih. (Pixabay)

Untuk mengembangkan cat baru ini, para peneliti mencari bahan putih yang sangat reflektif. Cat pada penelitian sebelumnya terbuat dari partikel kalsium karbonat, senyawa kimia yang ditemukan dalam kapur, batu kapur, dan marmer.

Sementara untuk formula baru, para ahli beralih menggunakan barium sulfat yang terbentuk secara alami sebagai mineral barit dan biasa digunakan sebagai pigmen pada cat putih.

Baca Juga: Ilmuwan Deteksi Bekas Hantaman Meteor 430 Ribu Tahun Lalu, Ada di Antartika

"Kami menemukan bahwa dengan menggunakan barium sulfat, secara teoritis dapat membuat benda-benda menjadi sangat reflektif, yang berarti itu benar-benar putih," tambah Ruan, dikutip dari Science Alert, Selasa (20/4/2021).

Rahasianya terdapat pada ukuran dan konsentrasi partikel. Berbagai ukuran partikel barium sulfat berbeda memungkinkan cat menyebarkan jumlah cahaya maksimum.

Dengan kata lain, semakin banyak kandungan barium sulfat, maka semakin banyak cahaya yang dapat dipantulkan.

Baca Juga: Klaim Ilmuwan, Cara Ini Akan Hentikan Naiknya Permukaan Air Laut

Namun, ada kasus di mana terlalu banyak barium sulfat dapat merusak keutuhan cat dan membuatnya rapuh serta bersisik saat mengering.

Para ahli telah menemukan solusinya dengan menggunakan konsentrasi sekitar 60 persen barium sulfat dalam media akrilik.

Selama uji lapangan, tim menemukan bahwa permukaan yang dicat secara konsisten berhasil menjaga suhu lebih dingin dari suhu sekitar, setidaknya 4,5 derajat Celcius dan mencapai daya pendinginan rata-rata 117 watt per meter persegi.

Temuan ini dapat mengubah Bumi menjadi lebih baik dan mengurangi penggunaan AC. Cat barium sulfat ini bekerja dengan baik, andal, dan dapat diproduksi secara komersial dengan cukup mudah.

Dalam penelitian yang telah dipublikasikan di ACS Applied Materials & Interfaces, tim peneliti telah mengajukan paten dan berharap cat tersebut dapat segera digunakan secara umum.

Itulah temuan formula baru cat paling putih di dunia yang diklaim ilmuwan dapat membantu mengurangi krisi iklim global. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak