Cara China Manipulasi Cuaca Bikin Negara Tetangga Resah, Kenapa?

Apa yang dilakukan China hingga negara lain khawatir?

Agung Pratnyawan
Jum'at, 19 Februari 2021 | 19:00 WIB
Ilustrasi cuaca. (Unsplash/david clarke)

Ilustrasi cuaca. (Unsplash/david clarke)

Hitekno.com - Manipulasi cuaca banyak dilakukan dengan berbagai cara, termasuk pemanfaatan teknologi. Namun apa yang dilakukan pemerintah China dianggap salah satu yang sukses dan dapan diandalkan.

Bagaimana China bisa melakukannya? Bukan menggunakan dukun pawang hujan, melainkan metode penyemaian awan atau cloud seeding yang sudah dikenal dalam teknologi manipulasi cuaca.

Namun negara ini menggunakan cara yang dianggap cukup ekstrem, yakni dengan mengerahkan alat-alat seperti roket dan meriam.

Baca Juga: Proses Terjadinya Hujan, Mulai dari Evaporasi hingga Air Jatuh ke Tanah

Melansir dari bbc.com -- jaringan suara.com Kamis, (18/2/2021), roket dan meriam merupakan alat-alat yang digunakan dalam menjalankan program manipulasi cuaca China.

Dengan bantuan manipulasi cuaca, Beijing yang merupakan salah satu kota dengan polusi terparah di dunia, langitnya bisa tiba-tiba cerah ketika ada acara kenegaraan penting.

China juga merencanakan perluasan wilayah manipulasi cuaca. Hal itu disampaikan pada 2 Desember 2020 melalu pernyataan dari Dewan Negara. 

Baca Juga: Begini Cara Kerja Pawang Hujan Kekinian, Tak Lagi Bakar Kemenyan

Program tersebut, dalam pernyataan itu, disebutkan akan bermanfaat untuk penanganan bencana, mendukung sektor pertanian,  membantu penanganan kebakaran hutan atau padang rumput, serta saat kekeringan, meskipun pihak berwenang tidak memberikan banyak rincian.

Ilustrasi langit biru dengan awan putih. (Pixabay)
Ilustrasi langit biru dengan awan putih. (Pixabay)

Program manipulasi cuaca yang diterapkan oleh China ini juga menimbulkan kekhawatiran bagi negara tetangga. Salah satunya iaalah India.

Manipulasi cuaca tersebut dikhawatirkan memberi dampak pada perubahan musim panas di negara yang berbatasan langsung dengan China tersebut.

Baca Juga: Kamu Harus Tahu, Ini 4 Fakta Mengenai Hujan

"Salah satu kekhawatirannya adalah apakah teknologi ini akan berdampak pada perubahan musim panas di India, yang juga merupakan kunci bagi seluruh wilayah. Namun tidak banyak penelitian terkait hal ini," kata Dhanasree Jayaram, pakar iklim dari Manipal Academy of Higher Education di Karnataka, India, kepada BBC.

"(Metode ini juga digunakan) Di sub-Sahara Afrika dan timur laut benua, di mana terjadi kekeringan yang sangat bermasalah, atau juga Australia, misalnya." lanjutnya.

Bukan hanya itu, kurangnya koordinasi kegiatan manipulasi cuaca dapat menyebabkan tuduhan 'pencurian hujan' antar negara tetangga. Hal itu disampaikan oleh Peneliti dari National Taiwan University dalam laporan yang diterbitkan pada 2017 lalu.

Baca Juga: Ini Cara Kerja Pawang Hujan Kekinian

Itulah laporan terbarud dari metode manipulasi cuaca China yang membuat negara lain khawatir karena berdampak pada perubahan musim di wilayah lain. (Suara.com/ Aprilo Ade Wismoyo).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak