Menurut Ilmuwan AS, Kepunahan Massal Hewan Terjadi Setiap 27 Juta Tahun

Kepunahan massal yang paling terkenal terjadi 66 juta tahun lalu, ketika 70 persen dari semua spesies di darat dan di laut musnah.

Agung Pratnyawan
Selasa, 15 Desember 2020 | 13:30 WIB
Ilustrasi perubahan iklim di bumi. (pixabay/TheDigitalArtist)

Ilustrasi perubahan iklim di bumi. (pixabay/TheDigitalArtist)

Hitekno.com - Tim ilmuwan Amerika Serikat (AS), menyampaikan kalau kepunahan massal hewan darat termasuk amfibi, reptil, mamalia hingga burung bisa terjadi setiap 27 juta tahun sekali.

Hal ini disampaikan berdasarkan analisis statistik para ilmuwan pada peristiwa kepunahan massal, yang diketahui memusnahkan tetrapoda atau hewan dengan empat kaki.

Tim peneliti ini mendeteksi, frekuensi dasar yang signifikan secara statistik dari kepunahan massal di suatu tempat di wilayah 27,5 juta tahun.

Baca Juga: Timbunan Uang Palsu Mesir Kuno Ditemukan Ilmuwan di Situs Arkeologi

Kepunahan massal ini sejalan dengan dampak asteroid besar dan aliran lava vulkanik yang menghancurkan, yang dikenal sebagai letusan banjir basal.

Tim ilmuwan mengatakan bahwa kepunahan dapat ditentukan oleh orbit Bumi di Bimasakti, yang memicu hujan komet dengan potensi memusnahkan semua kehidupan di Bumi.

Penemuan terbaru tentang kepunahan massal yang terjadi secara bersamaan dan tiba-tiba di darat dan di lautan serta dari siklus umum 26 hingga 27 juta tahun, memberikan kepercayaan pada gagasan tentang peristiwa bencana global berkala sebagai pemicu kepunahan.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Spesies Baru Paus, Pancarkan Sinyal Tak Biasa

Faktanya, tiga dari pemusnahan massal spesies di darat dan di laut telah diketahui terjadi pada waktu yang sama dengan tiga dampak terbesar dalam 250 juta tahun terakhir, masing-masing mampu menyebabkan bencana global dan mengakibatkan kepunahan.

Ilustrasi dinosaurus. (Shutterstock)
Ilustrasi dinosaurus. (Shutterstock)

Menurut Profesor Michael Rampino, penulis penelitian dari Universitas New York, peristiwa kepunahan vertebrata yang terakhir terjadi 7,25 juta tahun lalu, sehingga peristiwa berikutnya bisa terjadi sekitar 20 juta tahun di masa depan.

Dilansir Dailymail, Selasa (15/12/2020), peristiwa kepunahan massal yang paling terkenal terjadi pada 66 juta tahun lalu, ketika 70 persen dari semua spesies di darat dan di laut, termasuk dinosaurus, tiba-tiba punah. Peristiwa tersebut diyakini terjadi karena tumbukan asteroid atau komet besar dengan Bumi.

Baca Juga: Ilmuwan Israel Klaim Ada Perjanjian Rahasia Antara Alien dan AS

Ahli paleontologi juga mengatakan, tampaknya kepunahan massal kehidupan laut terjadi dalam siklus 26 juta tahun.

Para ahli astrofisika berhipotesis bahwa hujan komet berkala terjadi di tata surya setiap 26 hingga 30 juta tahun, menghasilkan dampak siklus dan mengakibatkan kepunahan massal secara berkala.

Tim ilmuwan melaporkan bahwa delapan dari sepuluh peristiwa kepunahan darat terjadi bersamaan dengan episode kepunahan laut yang diketahui. Delapan kepunahan massal yang terjadi secara bersamaan di darat dan di lautan juga cocok dengan waktu letusan banjir basal.

Baca Juga: Ilmuwan Israel: Alien Masih Bersembunyi, Sampai Manusia Siap

"Kepunahan massal global tampaknya disebabkan oleh dampak bencana terbesar dan vulkanisme masif, mungkin kadang-kadang terjadi bersamaan," kata Profesor Rampino.

Penelitian telah diterbitkan di jurnal Historical Biology ini, para ilmuwan menyebut bahwa dalam jangka panjang, letusan dapat menyebabkan pemanasan rumah kaca yang mematikan dan lebih banyak asam serta lebih sedikit oksigen di lautan.

Ilustrasi Bumi. (pexels/pixabay)
Ilustrasi Bumi. (pexels/pixabay)

Ahli lain juga telah memperingatkan bahwa peristiwa kepunahan massal paling cepat akan terjadi pada 2100 akibat pemanasan global.

Menurut penelitian 2017 di Science Advances, pada 2100, diprediksi sekitar 310 gigaton karbon akan ditambahkan ke lautan.

Tak hanya itu, diperkirakan beruang kutub akan punah pada tahun 2030-an, pandemi besar lainnya pada tahun 2080-an, dan krisis kemanusiaan global pada awal abad ke-22.

Itulah hasil analisis tim ilmuwan yang mengklaim kalau kepunahan massal hewan bisa terjadi setiap 27 juta tahun sekali. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak