Astronom Temukan Struktur Bintang Kuno, Hasil Terkoyak Bimasakti

Ini adalah sebaran bintang-bintang yang diyakini sebagai sisa-sisa gugusan bola bintang kuno yang terkoyak oleh Bimasakti sekitar 2 miliar tahun yang lalu.

Agung Pratnyawan
Senin, 03 Agustus 2020 | 06:00 WIB
Ilustrasi galaksi dan alam semesta. (Pixabay/ Gerd Altmann)

Ilustrasi galaksi dan alam semesta. (Pixabay/ Gerd Altmann)

Hitekno.com - Para astronom menemukan struktur bintang kuno yang menarik perhatian mereka. Disebutkan kalau temuan itu terbentuk karena terkoyak Bimasakti 2 miliar tahun lalu.

Penelitian tentang gugus globular, kumpulan bola bintang yang mengorbit galaksi dengan lebih dari 150 di antaranya ditemukan di sekitar Bimasakti, menunjukkan bahwa gugus ini terbentuk dari generasi bintang paling awal.

Sebuah studi terbaru yang dilakukan tim astronom internasional menemukan struktur di sekitar Bimasakti yang dijuluki Phoenix Stream. Ini adalah sebaran bintang-bintang yang diyakini sebagai sisa-sisa gugusan bola bintang kuno yang terkoyak oleh Bimasakti sekitar 2 miliar tahun yang lalu.

Baca Juga: Usai Dekati Pluto, Astronom Cari Target Baru New Horizons

Komposisi bintang-bintang pada Phoenix Stream membuat struktur itu menjadi unik. Dilaporkan dalam jurnal Nature, para astronom kemungkinan menemukan sisa-sisa peninggalan dari gugus globular tertua yang diketahui, sebuah peninggalan zaman lampau.

"Begitu kami tahu bintang mana yang berasal dari Phoenix Stream, kami mengukur kelimpahan unsur-unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium, sesuatu yang kami sebut sebagai logam," kata Zhen Wan, penulis utama dan ilmuwan dari University of Sydney, seperti dikutip dari IFL Science pada Kamis (30/7/2020).

Penampakan Bimasakti dari satelit TESS NASA. [NASA]
Penampakan Bimasakti dari satelit TESS NASA. [NASA]

"Kami benar-benar terkejut menemukan bahwa Phoenix Stream memiliki tingkat keasaman yang sangat rendah, membuatnya sangat berbeda dengan semua gugus bola lainnya di galaksi. Meskipun gugusan itu dihancurkan miliaran tahun yang lalu, kita masih dapat mengetahui gugusan itu terbentuk di semesta awal dari komposisi bintang-bintangnya," lanjutnya.

Baca Juga: Astronom Kembangkan Peta 3D Terbesar Alam Semesta, Cakup 2 Juta Galaksi

Bintang-bintang dari semesta awal memang dibuat secara eksklusif dari hidrogen dan helium, kemudian ledakan eksplosifnya menyebarkan unsur-unsur yang lebih berat ke dalam kosmos. Jika Phoenix Stream memang sebuah gugus bola, maka mungkin alam semesta memiliki lebih dari satu cara untuk membentuk kumpulan bintang padat ini.

"Aliran ini berasal dari sebuah gugus yang menurut pemahaman kami, seharusnya tidak ada. Satu penjelasan yang masuk akal adalah Phoenix Stream mewakili jenis terakhir, sisa populasi gugus bola yang lahir di lingkungan yang sangat berbeda dengan yang kita lihat hari ini," tambah Dr Ting Li dari Carnegie Observatories.

Masih ada banyak pertanyaan yang belum terjawab. Para ahli masih tidak yakin bagaimana Phoenix Stream terbentuk dan berencana untuk mempelajari lebih banyak aliran bintang untuk mengetahuinya.

Baca Juga: Amati Korona Lubang Hitam, Astronom: Kini Meredup

Itulah temuan astronom, struktur bintang kuno yang disebut terjadi karena terkoyak Bimasakti 2 miliar tahun lalu. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak