Observatorium Itera Lampung Berhasil Potret Komet Swan, Ini Penampakannya

Komet Swan diperkirakan melewati Bumi paling dekat pada 13 Mei dan paling dekat dengan matahari pada 27 Mei 2020.

Agung Pratnyawan
Sabtu, 09 Mei 2020 | 12:45 WIB
Observatorium Itera Lampung Berhasil Potret Komet Swan. (UPT OAIL ITERA Lampung)

Observatorium Itera Lampung Berhasil Potret Komet Swan. (UPT OAIL ITERA Lampung)

Hitekno.com - Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) Institut Teknologi Sumatera (ITERA) telah sukses mengabadikan kemunculan komet C/2020 F8 Swan atau lebih dikenal sebagai komet Swan.

Observatorium Itera Lampung mengabadikan kemunculan komet Swan ini menggunakan teleskop Lunt Engineering 80 ED, jenis refraktor double akromatik.

"Gambar tersebut didapatkan oleh OAIL pada Rabu (6/5)," kata Pengamat OAIL ITERA Aditya Abdillah Yusuf, melalui keterangannya, di Bandarlampung, Jumat (8/5/2020).

Baca Juga: Melintas Dekat Bumi Pekan Depan, Begini Cara Melihat Komet SWAN

Ia mengatakan, bahwa komet Swan disebut oleh para astronom sebagai komet terbaik yang dapat dilihat tahun ini. Bahkan hingga akhir Mei 2020 komet Swan akan menjadi target untuk pengamatan, baik dengan alat ataupun dengan mata telanjang.

"Komet Swan diperkirakan melewati Bumi paling dekat pada 13 Mei dan paling dekat dengan matahari pada 27 Mei 2020," katanya.

Namun perlu diingat, kata dia, komet adalah benda langit yang sangat mudah berubah-ubah bisa sangat cerah dan mudah diamati dengan mata telanjang tapi juga dapat secara tiba-tiba memecah dan pudar sehingga sulit teramati.

Baca Juga: Menakjubkan, Teleskop Hubble Rekam Pecahnya Komet ATLAS

Ia mengatakan bahwa berdasarkan data komet Swan melesat dengan kecepatan 48.996 kilometer per detik akan melintasi Bumi dalam perjalanannya mengorbit Matahari dan kemungkinan benda langit ini berasal dari Oort Cloud, sebuah lokasi sekitar 100 ribu unit astronomi atau 100 ribu kali jarak Bumi dan Matahari.

Observatorium Itera Lampung Berhasil Potret Komet Swan. (UPT OAIL ITERA Lampung)
Observatorium Itera Lampung Berhasil Potret Komet Swan. (UPT OAIL ITERA Lampung)

"Mayoritas masyarakat menyebut komet, sebagai bintang berekor tapi untuk komet Swan bukan merupakan bintang, karena, secara keseluruhan, terdapat miliaran komet yang mengorbit matahari. Benda langit tersebut akan masuk ke dalam orbit karena gaya gravitasi Matahari," katanya.

Kepala UPT OAIL Dr Hakim L Malasan mengatakan selain melakukan pengamatan komet Swan, OAIL ITERA juga selalu menghadirkan citra obyek langit dan menyuguhkan edukasi astronomi bagi masyarakat luas.

Baca Juga: Hancur, Komet ATLAS Tak Bisa Terlihat dari Bumi

"Bagi masyarakat yang ingin mengetahui seputar hasil pengamatan OAIL, dapat mengaksesnya melalui media sosial dan website OAIL," katanya. 

Itulah kesuksesan Observatorium Itera Lampung dalam mengabadikan komet Swan yang telah melintasi Bumi. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Baca Juga: Meredup, Apakah Komet Atlas Masih Terlihat dari Bumi?

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak