Menakjubkan, Teleskop Hubble Rekam Pecahnya Komet ATLAS

Sebelum melintas, Komet ATLAS telah pecah menjadi potongan-potongan kecil.

Agung Pratnyawan
Kamis, 30 April 2020 | 15:00 WIB
Teleskop Hubble Rekam Pecahnya Komet ATLAS. (YouTube/ HubbleESA)

Teleskop Hubble Rekam Pecahnya Komet ATLAS. (YouTube/ HubbleESA)

Hitekno.com - komet C/2019 Y4 atau komet Atlas yang sebelumnya diprediksi akan bisa diamati dari Bumi malah pecah berkeping-keping. Menariknya, kejadian ini terekam Teleskop Hubble.

Awalnya diprediksi komet Atlas akan melintas pada April 2020, dan karena saking terangnya akan bisa terlihat dari Bumi.

Teleskop Luar Angkasa Hubble berhasil mengabadikan pecahnya komet tersebut yang terbelah menjadi sebanyak 30 buah pada 20 April dan 25 buah pada 23 April.

Baca Juga: Ulang Tahun, Teleskop Hubble Pamer Foto Menakjubkan Ini

Komet ini pertama kali ditemukan pada Desember 2019 oleh sistem survei robot ATLAS (Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System) di Hawaii.

Pada awal Maret, para astronot masih melihat tingkat kecerahan komet sehingga memprediksi komet dapat dilihat dengan mata telanjang pada awal Mei. Namun, komet ATLAS tiba-tiba mulai menjadi redup.

Dalam sebuah konsensus pengamatan yang diambil dari Comet Observations Database menyebutkan bahwa setelah mencapai magnitudo +8 ketika melintasi orbit Mars, komet ATLAS semakin redup dengan magnitudo yang terus meningkat menjadi +8,8 hingga +9,2, di mana semakin besar angka magnitudo maka semakin redup objek langit tersebut.

Baca Juga: Hancur, Komet ATLAS Tak Bisa Terlihat dari Bumi

Para astronom menemukan keberadaan nukleus yang membuat komet ATLAS meredup.

Pecahan Komet ATLAS. [NASA]
Pecahan Komet ATLAS. [NASA]

Pengamatan baru Teleskop Hubble ini mengenai pecahnya komet pada 20 dan 23 April mengungkapkan bahwa pecahan-pecahan komet semuanya diselimuti oleh debu komet yang disapu sinar Matahari.

Gambar-gambar yang ditangkap Teleskop Hubble memberikan bukti lebih lanjut bahwa fragmentasi komet mungkin umum dan bahkan mungkin merupakan mekanisme dominan di mana inti padat dan dingin pada komet mati.

Baca Juga: Meredup, Apakah Komet Atlas Masih Terlihat dari Bumi?

"Penampilan komet itu berubah secara substansial antara dua hari, sangat banyak sehingga cukup sulit untuk menghubungkan titik-titik," ucap David Jewitt dari UCLA, pemimpin salah satu dari dua tim yang mengabadikan pecahnya komet dengan Teleskop Hubble, seperti dikutip laman Phys.org, Kamis (30/4/2020).

Pecahnya komet terjadi begitu cepat dan tidak terduga, membuat sebagian besar astronom tidak yakin tentang penyebab hancurnya komet.

Baca Juga: Sebelum Terlihat Lagi, Komet Atlas Mungkin Sudah Hancur Duluan

Menurut astrofisikawan Gianluca Masi, pendiri dan direktur Virtual Telescope Project di Italia, mengatakan bagian inti atau nukleus komet ATLAS telah hancur dan terbagi dalam empat fragmen besar.

Para astronom mengatakan bahwa analisis lebih lanjut dari data Teleskop Hubble mungkin dapat memberikan petunjuk baru. Komet ATLAS yang hancur saat ini terletak di dalam orbit Mars, pada jarak sekitar 145 juta kilometer dari Bumi.

Itulah kejadian pecahnya komet Atlas yang berhasil diabadikan Teleskop Luar Angkasa Hubble. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak