Ilmuwan Tak Sengaja Lakukan Rekayasa Genetika Pada Tikus, Ini Hasilnya

Ilmuwan dapat merekayasa seperti apa bentuk tikus nantinya.

Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia

Posted: Minggu, 27 Januari 2019 | 20:30 WIB
Ilustrasi tikus. (Pixabay)

Ilustrasi tikus. (Pixabay)

Hitekno.com - Jutaan tikus belum lama ini digunakan dalam sebuah penelitian ilmiah yang melibatkan rekayasa genetika. Hasil dari penelitian ini sukses menciptakan sebuah tikus dengan bentuk yang dapat mereka rekayasa.

Menurut salah satu penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Development Cell, gen yang dikenal dengan kode nama LIN28B ini mempengaruhi karakteristik metabolisme dan ukuran tubuh sehingga menghasilkan bentuk yang mereka inginkan.

"Jaringan pengatur yang sama, mengendalikan mekanisme yang mengatur bagaimana pola tubuh terbentuk, yang sering dikooptasi untuk berkembangan lainnya," ujar Moises Mallo, peneliti di Instituto Gulbenkian de Ciencia di Lisbon, Portugal.

Mallo menambahkan, mempelajari jaringan ini dapat memberi informasi yang relevan untuk memahami proses perkembangan lainnya.

Salah satu timnya sedang mencoba memodelkan tumor ginjal dengan mengendalikan ekspresi gen, yakni proses di mana kode genetik digunakan untuk mengarahkan produksi protein atau molekul lain dari LIN28B.

Manipulasi genetik tikus. (AIRES ET AL/DEVELOPMENTAL CELL)
Rekayasa genetika tikus. (AIRES ET AL/DEVELOPMENTAL CELL)

"Apa yang kami temukan adalah bahawa hewan-hewan dengan gen yang diekspresikan berlebihan ini memiliki ekor yang sangat panjang," kata Daisy Robinton, penulis dari Harvard, kepada Newsweek.

Menurut Robinton, tak perlu membuat genotipe untuk mengetahui bahwa tikus-tikus telah mengaktifkan gen ini. Sementara hasil ini merupakan penemuan rekayasa genetika yang tak disengaja.

"Penemuan ini merupakan hasil yang tak terduga dan tak disengaja, tetapi menyenangkan. Kami menyadari betapa pentingnya pekerjaan ini, karena penemuan seperti ini tak pernah dijelaskan di dunia hewan mana," jelas Daisy Robinton.

Manipulasi genetik tikus. (AIRES ET AL/DEVELOPMENTAL CELL)
Rekayasa genetika tikus. (AIRES ET AL/DEVELOPMENTAL CELL)

Tim lain arahan Mallo, yang sedang menyelidiki gen GDF11, diketahui memicu perkembangan ekor embrio sebuah tikus.

Mereka memperhatikan bahwa tikus dengan mutasi gen ini, memiliki ekor yang lebih pendek dan lebih tebal daripada tikus normal. Begitu pula LIN28B memiliki pengaruh penting pada proses ini.

Baca Juga: Ini Penjelasan Ilmiah Mengapa Kita Gampang Lupa Nama Orang

Pada dasarnya, LIN28B mengatur waktu bagaimana blok sel tertentu yang mengatur kulit, otot, tulang rawan, tendon dan tulang belakang, berkembang di embrio sehingga memengaruhi bentuk ekor.

"Ada juga implikasi penting dalam penelitian ini untuk memahami evolusi. Seleksi alam telah menciptakan berbagai panjang ekor yang sesuai dengan tekanan evolusi yang berbeda," kata Robinson.

Sampai sekarang pun, hanya sedikit diketahui bagaimana panjang ekor tikus dapat dikontrol dan rekayasa genetika yang dapat berpengaruh pada morfogenesis.

×
Zoomed
Berita Terkait Berita Terkini

Durasi terjadinya gerhana bulan pada 7 September 2025, mulai dari fase awal hingga akhir, berlangsung selama sekitar 5 j...

sains | 17:50 WIB

Beberapa fenomena langit yang akan terjadi pada September 2025....

sains | 13:21 WIB

AI tak bisa menyelesaikan tes teka-teki yang dapat diselesaikan manusia hanya dalam hitungan detik....

sains | 16:26 WIB

Salah satu pohon tertinggi di dunia yang berusia 450 tahun terbakar....

sains | 20:11 WIB

Fenomena langka Bulan hitam akan terjadi pada 23 Agustus 2025....

sains | 19:06 WIB