Harta Mark Zuckerberg Merosot Usai Coca-Cola Boikot Facebook

Nilai saham Facebook turun lebih dari 8 persen pada penutupan perdagangan.

Dinar Surya Oktarini
Minggu, 28 Juni 2020 | 19:12 WIB
Mark Zuckerberg. (Newsroom Facebook)

Mark Zuckerberg. (Newsroom Facebook)

Hitekno.com - Harta milik bos Facebook, Mark Zuckerberg berkurang hinga 7,21 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 103,4 triliun pada Sabtu (27/6/2020) usai sejumlah perusahaan besar dunia boikot media sosial Facebook hingga berhenti pasang iklan

Akibat berkurangnya harta hingga Rp 103,4 triliun, Mark Zuckerberg kini bukan lagi menjadi orang terkaya ketiga di dunia. Posisinya digantikan oleh Bos Louis Vuitton, Bernard Arnault.

Nilai saham Facebook turun lebih dari 8 persen pada penutupan perdagangan Jumat (26/6/2020), setelah jumlah perusahaan yang memutuskan untuk memboikot semakin banyak. Perusahaan-perusahaan itu bergabung dalam kampanye bertajuk #StopHateforProfit.

Baca Juga: 3 Populer: 7 Hero Mobile Legends Tersakit di Early-Game dan Masak Mi Instan

Mereka menuding Facebook mencari untung dengan cara menyebarkan kebencian, mengagungkan kekerasan, dan menyebarkan hoaks ke tengah khalayak. Mereka berharap dengan aksi boikot ini Facebook mengubah kebijakannya.

Lebih dari 100 perusahaan boikot Facebook

Ilustrasi Facebook. (Unsplash/Alex Haney)
Ilustrasi Facebook. (Unsplash/Alex Haney)

Coca-Cola adalah merek teranyar yang memutuskan untuk berhenti memasang iklan di media sosial, termasuk Facebook, Instagram, dan Twitter. Bos Coca-Cola, James Quincey, mengatakan bahwa perusahannya akan menghentikan iklan di media sosial selama 30 hari.

Baca Juga: Penampakan di Kereta Commuter Ini Bikin Salfok, Netizen: Siapa yang Taruh?

"Tidak ada tempat untuk rasialisme di dunia dan tak ada tempat untuk rasialisme di media sosial," tulis Quincey di website resmi Coca-Cola.

"Coca-Cola akan menghentikan sementara iklan di semua media sosial di seluruh dunia selama setidaknya 30 hari. Kami akan menggunakan waktu ini untuk mempertimbangkan kembali kebijakan periklanan kami untuk menentukan apakah diperlukan revisi. Kami juga meminta akuntabilitas dan transparansi dari para mitra media sosial," imbuh Quincey.

Tetapi Coca-Cola mengatakan mereka tidak ikut dalam kampanye #StopHateforProfit.

Baca Juga: Esmeralda Savage, ONIC Esports Lolos ke Playoffs MPL Invitational

Lebih dari 100 perusahaan di seluruh dunia yang sudah memastikan terlibat dalam kampanye boikot Facebook ini antara lain Unilever, Verizon, Ben's & Jerry, Levi Strauss & Co, Honda, dan masih banyak lagi.

Platform kebencian

Facebook menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir karena membiarkan Presiden AS, Donald Trump mengumbar kebohongan, menyebarkan kebencian, dan mendorong publik melakukan kekerasan.

Baca Juga: Kritik Mark Zuckerberg, Karyawan Facebook Ini Dipecat

Misalnya beberapa waktu lalu Facebook dikecam karena membiarkan Donald Trump memposting seruan untuk menembak demonstran di tengah gelombang protes terhadap kematian George Floyd, lelaki kulit hitam yang dibunuh polisi di Minneapolis.

Facebook juga membiarkan Trump mengunggah informasi yang salah atau hoaks soal sistem pencoblosan suara dalam pemilihan umum di AS. Pada November nanti Trump akan berusaha mempertahankan kursi nomor satu di AS dalam pemilu.

Kebijakan Facebook ini berbanding terbalik dengan Twitter yang dengan tegas menindak cuitan-cuitan ngaco dari Trump. 

Misalnya, belum lama ini cuitan Donald Trump dilabelicek fakta oleh Twitter karena berpotensi hoaks. (Suara.com/Liberty Jemadu)

Berita Terkait
TERKINI

Seluruh transaksi di acara JakCloth Ramadan 2024 akan menggunakan QRIS dan transfer bank melalui BI FAST....

internet | 14:12 WIB

PointStar menyatakan dukungannya terhadap misi pemerintah dengan memungkinkan integrasi seluruh proses bisnis organisasi...

internet | 17:09 WIB

Grab menjadi perusahaan teknologi pertama yang menerima Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPP...

internet | 17:15 WIB

Seminar di UI memfokuskan pada perkembangan terkini dalam ilmu data, komputasi super, AI generatif, dan etika AI....

internet | 21:26 WIB

Dalam acara ini, peserta bertukar pendapat mengenai tren saat ini dan prospek masa depan AI dalam pendidikan....

internet | 16:31 WIB

Aplikasi Merchant BCA ini didesain sebagai solusi untuk memberdayakan bisnis dari berbagai skala....

internet | 09:36 WIB

Keberadaan CCTV selama ini nyatanya tak cukup mencegah aksi kejahatan....

internet | 12:24 WIB

Berdasarkan feedback pengguna, Samsung akan menyediakan opsi dan pengalaman yang semakin ditingkatkan melalui SamsungGal...

internet | 20:46 WIB

Nuon Digital Indonesia menjajakibisnis baru dan melakukan inovasi pada produk-produk andalannya....

internet | 17:48 WIB

Perubahan nama ini merupakan langkah strategis Google untuk menggabungkan chatbot Bard dan layanan AI lainnya di bawah s...

internet | 18:15 WIB

Program AI TEACH for Indonesia merupakan program pengembangan kapasitas yang bertujuan untuk mengembangkan lanskap pendi...

internet | 17:14 WIB

Pinhome mengumumkan kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam pengadaan proteksi keselamatan kerja bagi seluruh Rekan...

internet | 09:56 WIB

Didukung Kominfo dan universitas-universitas setempat, kampanye ini bertujuan mengeksplorasi lanskap AI dan mendiskusika...

internet | 11:44 WIB

Di 14 kota, ribuan driver Grab bersama keluarga nonton bareng film Srimulat: Hidup Memang Komedi...

internet | 08:56 WIB

Mengakses konten Premier League melalui situs web atau perangkat streaming tidak resmi akan membuat diri mereka rentan t...

internet | 08:46 WIB

Dell Technologies menyoroti tren-tren baru yang akan membentuk industri teknologi pada tahun 2024 dan di masa depan....

internet | 12:06 WIB

Meningkatkan sistem keamanan menjadi langkah yang baik, tetapi upaya tersebut hanya menjangkau permukaan penyalahgunaan ...

internet | 07:24 WIB
Tampilkan lebih banyak