Militer AS Siapkan Sistem Tenaga Nuklir di Luar Angkasa, Secara Masuk Tahap Uji Coba

Seperti apa teknologitenaga nuklir baru di luar angkasa yang akan digunakan militer AS tersebut?

Agung Pratnyawan
Senin, 30 Mei 2022 | 18:47 WIB
Penampakan siang dan malam dari luar angkasa. (twitter/Astro_Christina)

Penampakan siang dan malam dari luar angkasa. (twitter/Astro_Christina)

Hitekno.com - Menurut laporan terbaru, militer Amerika Serikat (AS) menyiapkan teknologi tenaga nuklir baru di luar angkasa. Rencananya akan sebegera memasuki tahap uji coba.

Bukan dalam waktu dekat, namun Defense Innovation Unit (DIU) baru melakukan uji coba sistem tenaga nuklir baru di luar angkasa ini pada 2027 mendatang.

Seperti apa teknologi tenaga nuklir baru di luar angkasa yang akan digunakan militer AS tersebut? 

Baca Juga: Ditemukan Batu Luar Angkasa Misterius, Diduga Berasal dari Supernova Langka

Unit yang tergabung dalam pemerintah Amerika Serikat tersebut mengumumkan dua kontrak yang diberikan kepada dua perusahaan, Ultra Safe Nuclear dan Avalanche Energy.

Keduanya diminta mendemonstrasikan propulsi nuklir dan kemampuan daya, untuk pesawat ruang angkasa kecil yang akan beroperasi di ruang cislunar (Bumi-Bulan).

Ini adalah bagian dari proyek militer Amerika Serikat untuk mengawasi kegiatan komersial dan pemerintah, yang akan meningkat di ruang cislunar dalam beberapa dekade mendatang, termasuk program Artemis yang dipimpin NASA.

Baca Juga: Berbekal Teleskop Luar Angkasa Baru, China Berburu Planet Mirip Bumi

Jika berjalan sesuai rencana, Ultra Safe Nuclear akan mendemonstrasikan EmberCore, baterai radioisotop nuklir yang dapat diisi ulang untuk propulsi dan daya.

Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA). [Darpa]
Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA). [Darpa]

"Sistem radioisotop generasi berikutnya ini akan mampu meningkatkan tingkat daya 10 kali lebih tinggi, dibandingkan dengan sistem plutonium, dan menyediakan lebih dari 1 juta kilowatt jam (kWh) energi hanya dalam beberapa kilogram bahan bakar," jelas DIU, dikutip dari Space.com, Senin (30/5/2022).

Di sisi lain, Avalanche Energy akan memerangkap ion fusi di medan elektrostatik dengan bantuan magnetron untuk menjaga elektron lebih dekat ke inti.

Baca Juga: Tak Hanya Dipegang Elon Musk, Permen Kopiko Sudah Pernah Sampai Luar Angkasa

Organisasi militer lain yang mencari teknologi nuklir cislunar adalah Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA).

Pada 4 Mei, organisasi tersebut mengumumkan siap untuk melanjutkan proyek untuk merancang, mengembangkan, dan merakit mesin roket termal nuklir yang diharapkan dapat mengorbit pada 2026.

Sementara itu, NASA juga tengah mengembangkan sistem propulsi termal nuklir sendiri.

Baca Juga: Ditemukan Kuburan Massal Baru di Ukraina, Terlihat dari Luar Angkasa

Sistem seperti itu diyakini dapat membawa astronaut ke Mars dalam waktu setengah dari propulsi saat ini yang memakan waktu enam hingga sembilan bulan.

Itulah rencana militer AS menyiapkan sistem tenaga nuklir baru di luar angkasa yang siap diuji coba pada 2027 mendatang. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak