Menjelajah Selama 5 Tahun, Ilmuwan Temukan Kelompok Spesies Atlantik Baru

Proyek ATLAS yang dilakukan selama lima tahun melibatkan lebih dari 80 ilmuwan serta mahasiswa.

Dinar Surya Oktarini
Jum'at, 01 Januari 2021 | 06:45 WIB
Ilustrasi terumbu karang. (Pixabay/marcelokato)

Ilustrasi terumbu karang. (Pixabay/marcelokato)

Hitekno.com - Lebih dari 80 ilmuwan serta mahasiswa melakukan proyek ATLAS yang dilakukan selama lima tahun mencakup 45 ekpedisi penelitian. Sebanyak 12 lokasi  di Atlantik utara, para ahli menemukan kelompok spesies baru.

Bantuan robot bawah air yang menyelam ke laut dalam, para ilmuwan mendeteksi lusinan spesies baru termasuk ikan, karang air dingin, dan spesies spons invertebrata lainnya. Ditambah 35 spesies di daerah yang sebelumnya tidak diketahui.

Di antara temuan baru, para ahli menemukan tumbuhan karang yang dikenal sebagai Epizoanthus martinsae di kedalaman lebih dari 400 meter.

Baca Juga: Seragam Hingga Atribut FPI Lainnya Dihapus dari Platform Belanja Online

Penemuan lain mencakup sejenis hewan menetap yang menyerupai lumut, yang disebut Microporella funbio. Hewan mirip lumut lainnya bernama Antropora gemarita juga ditemukan menyaring dan memberi makan partikel makanan yang hanyut di laut dalam.

Spesies baru, terumbu karang. [Science Alert]
Spesies baru, terumbu karang. [Science Alert]

"Sebagai tempat kelahiran biologi laut dalam dan tempat lahir oseanografi, Atlantik Utara adalah tempat yang harus kami ketahui dengan baik. Tetapi hanya dalam 20 tahun terakhir kami menemukan betapa beragam dan rentannya habitat laut dalam sebenarnya," kata Murray Roberts, koordinator ATLAS, seperti dikutip dari Science Alert, Kamis (31/12/2020).

Sayangnya, manusia tampaknya lebih banyak mengetahui tentang daratan dan bahkan permukaan Bulan daripada Atlantik dalam.

Baca Juga: Perhatikan Hal Ini Sebelum Memilih Laptop Acer

Spons dan karang mungkin tidak terlihat seperti spesies hewan penting dalam skema besar, tetapi di laut dalam keduanya membentuk fondasi bagi sebagian besar ekosistem.

Di sisi lain, lautan menyerap hingga sepertiga karbon di atmosfer dan penelitian dari proyek ATLAS menunjukkan, separuh dari semua habitat karang air dingin berisiko akibat pemanasan suhu.

Itu juga bukan satu-satunya ancaman yang dihadapi komunitas laut dalam ini. Proyek ATLAS menemukan pengasaman laut dan penangkapan ikan juga menempatkan hampir 20 persen ekosistem perairan dalam pada risiko tinggi.

Baca Juga: Cek Dulu Perbedaan PS4 dan PS5, Pilih Mana?

Saat ini, para ilmuwan di Amerika Selatan juga bersiap untuk melakukan proyek serupa. Proyek terbaru ini akan mengeskplorasi lautan Atlantik selatan yang jauh lebih jarang dieksplorasi dan ekspedisi diperkirakan akan selesai pada 2023. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak