Selama 2019, Limbah Elektronik Tembus 53,6 Juta Ton

Bentuk limbah elektronik pun beragam, dari baterai lawas, kabel bekas, dan benda elektronik lainnya yang mengandung material beracun.

Agung Pratnyawan
Senin, 06 Juli 2020 | 09:30 WIB
Ilustrasi sampah elektronik. (Pixabay)

Ilustrasi sampah elektronik. (Pixabay)

Hitekno.com - Limbah elektronik menjadi brang yang berbahaya bagi Bumi. Belum lama ini diungkap jumlah berapa banyak yang dihasilkan selama 2019 kemarin.

Selama 2019, jumlah sampah elektronik yang dihasilkan mencapai 53,6 juta ton. Ini berdasarkan laporan tahunan Global E-Waste Monitor 2020 yang dirilis PBB belum lama ini.

Dikutip dari ZDnet, Minggu (5/7/2020), PBB menggambarkan limbah elektronik sebagai produk elektronik bekas yang telah dibuang.

Baca Juga: LIPI Sebut Sampah Plastik dari Belanja Online Melonjak Saat PSBB, Waduh!

Bentuk sampah elektronik pun beragam. Mulai dari baterai lawas, kabel bekas, dan benda elektronik lainnya yang mengandung material beracun dan berbahaya, merkuri misalnya.

Karena itu, PBB mengategorikan limbah elektronik sebagai salah satu limbah yang membahayakan lingkungan dan kesehatan.

Untuk rinciannya, laporan tersebut mencatat bahwa limbah elektronik terbesar disumbang peralatan elektronik kecil dengan berat 17,4 juta ton.

Baca Juga: Ini 3 Negara Pembuang Sampah Antariksa Terbesar

Kemudian, 13 juta ton lainnya didapat dari peralatan besar, disusul peralatan pertukaran suhu seberat 11 juta ton, layar dan monitor seberat 6,7 juta ton, peralatan telekomunikasi berukuran mikro 4,7 juta ton, dan lampu seberat 0,9 juta ton.

Ilustrasi limbah elektronik. [Shutterstock]
Ilustrasi limbah elektronik. [Shutterstock]

Sementara untuk penyebarannya, negara-negara di benua Asia menyumbang limbah elektronik paling banyak dengan kontribusi 25 juta ton.

Diikuti Amerika seberat 13 juta ton, dan Eropa menyumbang 12 juta ton. Adapun gabungan sampah elektronik dari Afrika dan Oceania mencapai 2,9 juta ton.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan 13 Gram Sampah Plastik di Perut Penyu Hijau Ini, Miris!

Jika dihitung berdasarkan individu, Eropa dan Oceania rata-rata berkontribusi menyumbang limbah lebih dari 16 kg per orang.

Di Amerika sekitar 13 kg sampah per orang, Asia seberat 5,6 kg per orang, dan terendah di Afrika sekitar 2,5 kg per individu.

"Temuan tahun ini mengindikasikan bahwa kita tidak benar-benar mengimplementasikan tujuan pembangunan berkelanjutan," ujar Sekjen PBB David M. Malone.

Baca Juga: Simalakama Bank Sampah, Antara Finansial dan Prihatin Lingkungan

Sedangkan di masa depan, PBB memperkirakan bahwa jumlah limbah elektronik di Bumi pada tahun 2030 akan menembus angka 74 juta ton.

Itulah laporan terbaru jumlah limbah elektronik yang diproduksi selama 2019 silam. (Suara.com/ Tivan Rahmat).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak