LIPI Sebut Sampah Plastik dari Belanja Online Melonjak Saat PSBB, Waduh!

PSBB yang ditetapkan pemerintah ternyata membuka masalah baru.

Agung Pratnyawan
Senin, 01 Juni 2020 | 06:30 WIB
Ilustrasi belanja online lewat smartphone. (Pixabay)

Ilustrasi belanja online lewat smartphone. (Pixabay)

Hitekno.com - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diharapkan dapat memutus rantai penyebaran COVID-19, namun siapa sangka membuka masalah baru. Yakni peningkatan jumlah sampah plastik dari belanja online.

Seperti diketahui, selama PSBB masyarakat diharapkan untuk di rumah saja. Dan belanja online jadi salah satu solusi ketika masyarakat tak bisa keluar rumah.

Hal penelitian ini diungkapkan oleh Pusat Penelitian Oseanografi dan Pusat Penelitian Kependudukan LIPI dalam studi berjudul ‘Dampak PSBB dan WFH Terhadap Sampah Plastik di kawasan Jabodetabek’.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan 13 Gram Sampah Plastik di Perut Penyu Hijau Ini, Miris!

Penelitian ini sendiri dilakukan LIPI melalui survei online yang berlangsung pada periode 20 April hingga 5 Mei 2020.

Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas warga Jabodetabek melakukan belanja online, termasuk makanan, yang cenderung meningkat semenjak pemerintah menetapkan kebijakan PSBB.

Jika sebelum PSBB para partisipan survei hanya membeli produk secara online sebanyak 1 hingga 5 kali dalam satu bulan, kini melonjak menjadi 1 hingga 10 kali dalam sebulan.

Baca Juga: Mengaku Temukan Sampah Plastik di Tubuh Cumi-cumi, Ini Fakta Sebenarnya

Akibatnya, penggunaan layanan delivery makanan lewat jasa transportasi online turur meroket. Padahal, 96 persen paket dibungkus dengan plastik yang tebal dan ditambah dengan bubble wrap.

Ilustrasi situs belanja online. (Pixabay)
Ilustrasi situs belanja online. (Pixabay)

LIPI juga mencatat, selotip, bungkus plastik, dan bubble wrap merupakan pembungkus berbahan plastik yang paling sering digunakan untuk membungkus produk belanja online.

Gilanya, jumlah sampah plastik dari bungkus paket di Jabodetabek mengungguli jumlah sampah plastik dari kemasan yang dibeli.

Baca Juga: Lihat Dermaga Penuh Sampah Plastik dan Kotoran, Bikin Netizen Sedih

Pada saat yang sama, penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa 60 persen responden menilai penggunaan bungkus plastik tidak bisa mengurangi risiko paparan COVID-19.

Untuk hasil tersebut, temuan ini sesuai dengan penelitian lainnya yang menyebut bahwa virus COVID-19 dapat bertahan di permukaan plastik selama tiga hari, lebih lama disbanding permukaan lain seperti kardus atau stainless steel.

Data survei LIPI juga mengungkap tingkat kesadaran warga yang tinggi terhadap isu sampah plastik. Tapi ironisnya, kesadaran masyarakat tentang bahaya sampah plastik belum dibarengi dengan aksi nyata.

Baca Juga: Saring Sampah Plastik di Selokan Pakai Cara Ini, Netizen Auto Setuju!

Ilustrasi situs belanja online. (Pixabay)
Ilustrasi situs belanja online. (Pixabay)

"Hanya separuh dari warga yang memilah sampah untuk didaur ulang. Hal ini berpotensi meningkatkan sampah plastik dan menambah beban tempat pembuangan akhir selama PSBB/WFH," tutup Intan Suci Nurhati, peneliti Pusat Penelitian seonografi LIPI.

Itulah penjelasan LIPI pada temuan peningkatan jumlah sampah plastik dari belanja online selama PSBB dilaksanakan. (Suara.com/ Tivan Rahmat).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak