Tercyduk Bersenggama, Pasangan Lalat Membeku Selama 41 Juta Tahun

Selain lalat yang bersenggama, peneliti juga menemukan spesies semut purba baru yang menjadi fosil.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Selasa, 07 April 2020 | 08:30 WIB
Lalat purba yang terjebak di dalam fosil getah damar atau amber. (Monash University/ Jeffrey Stilwell)

Lalat purba yang terjebak di dalam fosil getah damar atau amber. (Monash University/ Jeffrey Stilwell)

Hitekno.com - Jika lalat mempunyai rasa malu, mungkin mereka ikut merasa malu setelah leluhur mereka tercyduk bersenggama dan terawetkan selama 41 juta tahun. Bak Romeo dan Juliet, pasangan lalat romantis ini benar-benar mempunyai peninggalan "memori" yang sangat membekas.

Terjebak di dalam fosil getah damar (amber), peneliti berhasil mengabadikan "kisah cinta" mereka ke dalam jurnal ilmiah.

Tak hanya lalat purba yang bersenggama, peneliti juga menemukan laba-laba prasejarah, semut, dan serangga kecil yang terjebak di dalam fosil getah damar.

Baca Juga: Ilmuwan Mengklaim Merkurius Purba Kemungkinan Menyimpan Potensi Kehidupan

Penelitian mengenai deretan hewan kecil yang terjebak menjadi fosil ini telah diterbitkan di jurnal Scientific Reports.

Menurut rilis resmi dari Monash University, sekelompok peneliti mereka berhasil menemukan salah satu fosil getah damar tertua yang berhasil dikumpulkan dari belahan Bumi bagian selatan.

Deretan hewan yang terjebak dalam fosil getah damar atau amber. (Jurnal Scientific Reports/ Jeffrey Stilwell)
Deretan hewan yang terjebak dalam fosil getah damar atau amber. (Jurnal Scientific Reports/ Jeffrey Stilwell)

Sebagai referensi, fosil amber biasanya dikaitkan dengan belahan Bumi utara, khususnya Myanmar, yang telah menghasilkan bermacam-macam fosil yang membingungkan selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Armadilo Purba Raksasa Bisa Tumbuh Sebesar Mobil, Ilmuwan Temukan Buktinya

Namun, fosil amber ini justru ditemukan di belahan Bumi bagian selatan, termasuk pada situs-situs di Australia dan Selandia Baru.

Penelitian mengenai deretan hewan kecil yang terjebak di ke dalam amber dipimpin oleh Jeffrey Stilwell, seorang paleontologis dari Monash School of Earth, Atmosphere and Environment.

Koleksi pada penelitian baru ini mencakup periode waktu yang luas, mulai dari periode Trias Akhir sekitar 230 juta tahun yang lalu hingga Eosen Tengah Akhir sekitar 41 juta tahun yang lalu.

Baca Juga: Berbentuk Paus di Tengah Hutan, Batuan Purba Ini Berumur Puluhan Juta Tahun

Penelitian melibatkan tim ilmuwan yang berasal dari negara Australia, Spanyol, Italia, dan Inggris untuk mempelajari lebih dari 5.800 keping amber yang ditemukan di Macquarie Harbour Formation Tasmania Barat (54-52 juta tahun) dan Anglesea Coal Measures, Victoria, Australia (42-40 juta tahun lalu).

Mereka juga mengamati "perilaku beku" langka dari dua lalat berkaki panjang (Dolichopodidae) yang sedang bersenggama.

Ilustrasi spesies semut purba yang disebut Monomorium saat terjebak di dalam amber. (Jurnal Scientific Reports_J. A. Penas)
Ilustrasi spesies semut purba yang disebut Monomorium saat terjebak di dalam amber. (Jurnal Scientific Reports_J. A. Penas)

Ahli peleontologi lain bernama Victoria McCoy dari University of Wisconsin menjelaskan bahwa posisi "romantis" tersebut mungkin tidak benar-benar mewakili posisi kematian terakhir mereka.

Baca Juga: Ditemukan Spesies Lalat Baru di Inggris, Keberadaannya Bantu Petani Jeruk

"Mungkin salah satu lalat terperangkap dalam damar dan lalat lainnya sangat bersemangat sehingga mencoba untuk kawin," kata McCoy dikutip dari Gizmodo.

Selain pasangan lalat yang tercyduk bersenggama dan membeku selama 41 juta tahun, peneliti juga menemukan spesies fosil semut baru yang disebut Monomorium dan Hexapod, keduanya dari selatan Gondwana.

Para ilmuwan juga menemukan sepotong amber yang berusia sekitar 230 juta tahun, fosil damar tertua dari Pangaea selatan.

Sebagai referensi, Gondwana, benua super yang terdiri dari Amerika Selatan, Afrika, Madagaskar, India, Antartika, dan Australia, memisahkan diri dari benua super Pangea sekitar 200 juta tahun yang lalu.

Penelitian lalat purba dan hewan-hewan purba yang terperangkap di dalam fosil getah damar (amber) sangat berguna karena memberikan wawasan baru mengenai asal-usul dan evolusi biota di Australia dan sekitarnya.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak