Mengenal Lempeng Indo-Australia, Penyebab Gempa Seminggu Ini

BMKG menyebutkan bahwa gempa bumi ini terjadi karena bukti adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia.

Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia

Posted: Senin, 23 September 2019 | 09:15 WIB
Ilustrasi gempa. (pixabay/Angelo_Giordano)

Ilustrasi gempa. (pixabay/Angelo_Giordano)

Hitekno.com - Seminggu ini, beberapa daerah di Indonesia diguncang gempa dengan besaran beragam. Walaupun tidak berpotensi tsunami, analisa BMKG mengungkap bahwa lempeng Indo-Australia adalah penyebab gempa seminggu ini.

Pada Kamis (19/9/2019), gempa berkekuatan 5,6 magnitudo ini terjadi selama dua kali dengan pusat di laut dekat Tuban. BMKG mencatat bahwa gempa ini terjadi dalam rentang waktu 25 menit.

Berdasarkan catatan BMKG, gempa pertama ini dirasakan di beberapa wilayah di Denpasar, Lombok Barat, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa. Bima, Dompu, dan Karangasem.

Gempa kedua dengan kekuatan 6 magnitudo kembali terjadi di Barat Laut Tuban dan terasa hingga Tuban, Denpasar, Malang, Madura, Mataram, Lombok, Bima, Yogyakarta, Surabaya, hingga Bandung.

BMKG secara resmi mengumumkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami dan tidak ada kerusakan tertentu akibat guncangan ini.

Gambaran lempeng di dunia. (BMKG)
Gambaran lempeng di dunia. (BMKG)

Kembali pada Minggu (22/9/2019), gempa bumi tektonik dengan kekuatan 6 magnitudo melanda Laut Banda, Maluku. Guncangan ini dirasa oleh sebagian masyarakat Kota Saumlaki dan beberapa daerah sekitar.

BMKG menyebutkan bahwa gempa bumi ini terjadi karena bukti adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia.

Terjadinya deformasi batuan sebagai pemicu gempa di kedalaman 70 km menjadi petunjuk oleh para ahli bahwa sedang terjadi proses subduksi atau penunjaman lempeng Indo-Australia di bawah Laut Banda yang masih aktif.

Lempeng Indo-Australia sendiri merupakan dua lempeng tektonik yang termasuk benua Australia dan samudra yang berada di sekelilingnya. Kedua lempeng ini bergabung pada 20 sampai 55 juta tahun abad yang lalu.

Ilustrasi gempa. (pixabay/Tumisu)
Ilustrasi gempa. (pixabay/Tumisu)

Seperti yang diketahui, lempeng Indo-Australia ini merupakan saudara dari dua lempeng tektonik lainnya yaitu Eurasia dan Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah utara dan menyusup ke dalam lempeng Eurasia.

Baca Juga: Sempat Heboh di Facebook, Serbuan ke Area 51 Cuma Diikuti 200 Orang

Pembentukan lempeng Indo-Australia ini terjadi setelah daratan India dan Australia menyatu dalam super continent. Saat akhirnya terpisah, timbul kerak samudera. Hal ini yang lalu membuat Indonesia memiliki banyak gunung api.

Berada di daerah tiga lempeng ini, membuat Indonesia rentang gempa bumi. Gempa bumi yang terjadi seminggu ini adalah efek samping dari adanya aktivitas di lempeng Indo-Australia.

Berita Terkait Berita Terkini

Beberapa fenomena langit yang akan terjadi pada September 2025....

sains | 13:21 WIB

AI tak bisa menyelesaikan tes teka-teki yang dapat diselesaikan manusia hanya dalam hitungan detik....

sains | 16:26 WIB

Salah satu pohon tertinggi di dunia yang berusia 450 tahun terbakar....

sains | 20:11 WIB

Fenomena langka Bulan hitam akan terjadi pada 23 Agustus 2025....

sains | 19:06 WIB

Ahli kimia memaparkan bahayanya menggunakan gas air mata yang sudah kedaluwarsa....

sains | 11:17 WIB