Menjelajah Lebih dari 3.500 Km, Rubah Arktik Bikin Ilmuwan Terpukau

Rubah Arktik ternyata mampu menjelajahi pulau-pulau terbesar di Kutub Utara dengan rute fantastis.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Kamis, 04 Juli 2019 | 08:45 WIB
Rubah Arktik yang menjadi objek penelitian. (Twitter/ NorskPolar)

Rubah Arktik yang menjadi objek penelitian. (Twitter/ NorskPolar)

Hitekno.com - Sekelompok ilmuwan dikagetkan dengan kemampuan rubah Arktik yang ternyata di luar dugaan mereka. Hewan berkaki empat tersebut mampu menjelajahi pulau-pulau terbesar di Kutub Utara dan lautan es beku dengan jarak lebih dari 3.500 kilometer.

Sebelumnya, penelitian mengenai elang yang mampu menempuh ribuan kilometer mungkin mampu memukau banyak orang.

Namun tunggu dulu, elang menggunakan sayap dan bantuan angin untuk menjangkau jarak tersebut.

Baca Juga: Perubahan Iklim, Gletser Himalaya Mencair Dua Kali Lebih Cepat

Rubah Arktik diketahui hanya mengandalkan keempat kakinya dan tidak mempunyai sayap untuk menempuh jarak ribuan kilometer tersebut.

Tentunya hal tersebut sangat luar biasa untuk dikagumi.

Ilmuwan yang tergabung di sebuah lembaga penelitian resmi pemerintah Norwegia, Norsk Polarinstitutt, kaget bukan kepalang setelah objek penelitian mereka terdeteksi menempuh jarak ribuan kilometer.

Baca Juga: Jika Perubahan Iklim adalah Perang, Kita Sudah Kalah Menghadapinya

Ilustrasi rubah Arktik. (Norsk Polarinstitutt/ Jon Leithe)
Ilustrasi rubah Arktik. (Norsk Polarinstitutt/ Jon Leithe)

Penelitian mereka mengenai jangkauan rubah Arktik betina muda tersebut telah diterbitkan di jurnal Polar Research pada akhir Juni 2019.

Perjalanan rubah Arktik dimulai dari Spietsbergen, pulau terbesar di kepulauan Svalbard, yang terletak di antara daratan Norwegia dan Kutub Utara.

Rubah Arktik itu akhirnya berhenti di Pulau Ellesmere, Kanada.

Baca Juga: Mulai Bermigrasi, Hewan di Arktik Kebingungan

Dikutip dari CNN, Eva Fuglei, seorang ilmuwan yang tergabung dalam penelitian, awalnya tidak percaya bahwa rubah tersebut dapat mencapai jarak sejauh itu.

Rubah dilengkapi dengan pemancar (transmitter) sehingga ilmuwan dapat melacak pergerakannya.

Rute yang dilalui oleh rubah Arktik dalam penjelajahannya. (Jurnal Polar Research)
Rute yang dilalui oleh rubah Arktik dalam penjelajahannya. (Jurnal Polar Research)

"Kami tidak berpikir itu benar. Mungkinkah rubah itu ditemukan mati, kerahnya dilepas dan sekarang naik kapal? Tapi tidak, tidak ada perahu yang melaju jauh di lautan yang membeku menjadi es. Jadi kami hanya harus mengikuti apa yang dilakukan rubah," komentar Fuglei dalam keterangannya di situs Norsk Polarinstitutt.

Baca Juga: Arktik Tambah Subur, Kabar Buruk Bagi Bumi

Jarak total 3.506 kilometer dapat ditempuh oleh rubah Arktik hanya dalam waktu 76 hari saja.

Rubah Arktik mampu melewati ratusan kilometer lautan es yang membeku di Samudra Arktik kemudian melewati gletser di Greenland.

Hewan menakjubkan tersebut melakukannya dengan rata-rata menempuh jarak 46 kilometer dalam sehari.

Rubah Arktik ketika mencapai sebuah pulau di Kanada. ( Norsk Polarinstitutt/ Eva Fuglei)
Rubah Arktik ketika mencapai sebuah pulau di Kanada. ( Norsk Polarinstitutt/ Eva Fuglei)

Jarak terjauh yang pernah ditempuh dalam sehari adalah 155 kilometer.

Saat itu, rubah Arktik melintasi pedalaman Greenland dengan kecepatan tinggi dalam waktu singkat.

Para ilmuwan meyakini bahwa rubah Arktik melesat begitu cepat karena kesempatan mencari makan yang terbatas di wilayah itu.

Penelitian mengenai rubah Arktik dan rutenya ini sangat penting bagi ilmuwan untuk mengetahui pola pembiakan dan perilaku hewan tersebut.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak