Ratusan Kerangka Budak Afrika Ditemukan, Sebab Kematiannya Sangat Tragis

Budak Afrika mendapat perlakuan tidak layak pada abad ke-15.

Angga Roni Priambodo | Rezza Dwi Rachmanta
Sabtu, 23 Maret 2019 | 12:00 WIB
Ilustrasi budak. (Pixabay/ KlausHausmann)

Ilustrasi budak. (Pixabay/ KlausHausmann)

Hitekno.com - Pada awal abad ke-15, penjelajah Portugis seperti Henry the Navigator mulai berlayar ke Afrika, membawa kembali barang-barang dan memperbudak orang. Sebuah penelitian arkeologi terbaru mengungkapkan bahwa ratusan budak Afrika ternyata telah mengalami kematian tragis.

Hal itu dapat diketahui setelah sekelompok peneliti menemukan bahwa dari susunan ratusan kerangka budak Afrika, mereka telah dikubur dengan tidak layak.

Terdapat 150 kerangka yang dibuang di Lagos, Portugal. Ratusan kerangka tersebut berasal dari situs Valle da Gafaria.

Baca Juga: Peneliti Menemukan Spesies Ular Baru, Mematikan Tanpa Perlu Buka Mulut

Situs tersebut terletak di luar tembok Abad Pertengahan kota pelabuhan Lagos di sepanjang pantai barat daya Portugal.

Ketika kerangka manusia pertama kali dianalisis, bentuk dan gaya gigi mereka yang unik menunjukkan bahwa mereka mungkin berasal dari Afrika.

Analisis genetik mengonfirmasi bahwa leluhur mereka berasal dari Afrika bagian selatan, sebuah populasi yang menggunakan bahasa Bantu.

Baca Juga: Misteri Cat Loreng di Suku Kuno Terpecahkan, Pengusir Makhluk Ini

Penelitian ini telah diterbitkan di International Journal of Osteoarchaeology dan disusun oleh 3 pakar arkeologi yang bernama Maria Teresa Ferreira, Catarina Coelho, dan Sofia Wasterlain.

Kerangka budak Afrika ditemukan dalam posisi terikat. (Instagram/ Poweredbyosteons)
Kerangka budak Afrika ditemukan dalam posisi terikat. (Instagram/ Poweredbyosteons)

Ketiga peneliti dari University of Coimbra tersebut sangat terkejut setelah menemukan fakta bahwa ratusan budak Afrika dibuang ke tempat sampah.

Gereja Katolik Abad Pertengahan sangat berperan dalam menangani penguburan dan kematian di Portugal.

Baca Juga: Ritual Potong Jari Suku Kuno Terjadi di Seluruh Dunia

Tubuh akan diangkut ke gereja dalam prosesi pemakaman, dan kuburan akan dipilih sedekat mungkin dengan bangunan keagamaan.

Elit dan bangsawan akan dimakamkan di daerah yang dilindungi (di dalam tembok) sementara kaum marginal berada di luar.

Kaum marginal distigmatisasi oleh penyakit, kutukan, dan posisi sosial yang lebih rendah.

Baca Juga: Anak Panah Suku Kuno Ditemukan, Berumur 1.000 Tahun

Berdasarkan catatan sejarah, tak semua budak dilarang dalam pemakaman yang layak. Banyak yang dibaptis pada saat kedatangan mereka ke Portugal, oleh karena itu, budak seperti mereka memiliki hak untuk pemakaman keagamaan.

Namun, karena kondisi buruk di atas kapal, banyak orang yang datang tanpa dibaptis sehingga kemungkinan mereka tidak dimakamkan dengan layak.

Kerangka budak Afrika ditemukan dalam posisi tidak dikubur dengan layak. (Instagram/ poweredbyosteons)
Kerangka budak Afrika ditemukan dalam posisi tidak dikubur dengan layak. (Instagram/ poweredbyosteons)

''Karena posisi sosial mereka tidak diketahui, mayat-mayat itu diperlakukan seperti sisa-sisa binatang. Terkubur di atas tanah bebas apa saja atau dibuang ke tempat sampah,'' kata Ferreira dikutip dari Forbes.

Dari 150 kerangka budak Afrika, lebih dari setengahnya tampak dikubur tanpa perawatan. Sebanyak enam kerangka ditemukan dalam posisi terikat.

Bahkan terdapat kerangka yang dikubur dengan posisi tidak layak, seperti dibuang langsung begitu saja.

Para peneliti akan melakukan penelitian lebih lanjut karena penemuan ini merupakan indikasi tinggi angka kematian pada kapal budak terutama pada budak Afrika.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak