Banyak Banget, Ilmuwan Menemukan 83 Lubang hitam di Tepi Alam Semesta

Penemuan puluhan lubang hitam diharapkan dapat menguak rahasia alam semesta awal.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Rabu, 20 Maret 2019 | 11:30 WIB
Ilustrasi quasar dengan lubang hitam super masif di tengahnya. (Universitas Princeton/ Yoshiki Matsuoka)

Ilustrasi quasar dengan lubang hitam super masif di tengahnya. (Universitas Princeton/ Yoshiki Matsuoka)

Hitekno.com - Sebuah tim ilmuwan internasional mengatakan bahwa mereka menemukan 83 lubang hitam super masif baru di ujung ekstrem dari alam semesta.

Namun santai saja, jarak lubang hitam itu sangat jauh dari Bumi sehingga monster-monster tersebut terlalu jauh untuk menyakiti dan melahap kita.

Seorang profesor ilmu astrofisika di Universitas Princeton, Amerika Serikat yang bernama Michael Strauss, mengatakan bahwa hal itu merupakan penemuan yang luar biasa.

Baca Juga: Ini Temuan Misterius NASA di Permukaan Planet Mars

Dengan kecepatan cahaya, akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mencapai tepi ekstrem alam semesta.

Ilmuwan menjelaskan bahwa 83 lubang hitam supermasif itu berasal dari apa yang disebut sebagai alam semesta awal.

83 lubang hitam quasar yang ditemukan oleh peneliti. (National Astronomical Observatory of Japan)
83 lubang hitam quasar yang ditemukan oleh peneliti. (National Astronomical Observatory of Japan)

''Memahami bagaimana lubang hitam dapat terbentuk di alam semesta awal, dan seberapa umum mereka, merupakan tantangan bagi model kosmologis kita,'' kata Michael Strauss, dalam pernyataannya.

Baca Juga: Teori Baru, Bumi Menabrak Planet Lain untuk Menghasilkan Kehidupan

Penemuan tersebut dibuat oleh 48 astronom di seluruh dunia dan menuangkannya dalam lima makalah baru yang diterbitkan di The Astrophysical Journal dan Publications of the Astronomical Observatory of Japan.

Puluhan astronom dapat menemukan 83 lubang hitam berdasarkan data yang diambil dengan Hyper Suprime-Cam.

Itu merupakan instrumen paling mutakhir pada Subaru Telescope di National Astronomical Observatory Jepang.

Baca Juga: Teori Lubang Hitam Terbukti di Tahun Ini, Para Ilmuwan Takjub

Para peneliti menggabungkannya dengan data yang ada di tiga teleskop lebih kuat di seluruh dunia.

Salah satu quasar yang berjarak 18,3 miliar tahun cahaya atau berada di ujung ekstrim alam semesta yang dapat diamati ilmuwan. (National Astronomical Observatory of Japan)
Salah satu quasar yang berjarak 18,3 miliar tahun cahaya atau berada di ujung ekstrem alam semesta yang dapat diamati ilmuwan. (National Astronomical Observatory of Japan)

Lubang hitam-lubang hitam tersebut yang baru ditemukan adalah quasar, dimana mereka menembakkan materi dengan kekuatan seperti jet kosmik.

Para peneliti berharap dengan lebih banyaknya pengumpulan data dan analisis akan menjelaskan bagaimana beberapa quasar paling awal di alam semesta terbentuk

Baca Juga: Galaksi Kupu-kupu dengan Dua Lubang Hitam Besar Pembunuh Bintang

Seorang peneliti lain dari Ehime University yang bernama Yoshiki Matsuok menjelaskan bahwa penemuan tersebut akan menjadi subjek yang menarik.

Ilustrasi pembentukan Bumi dan ledakan Big Bang di galaksi kita. Penemuan 83 lubang hitam sama seperti di dalam fase setelah Big Bang. (Universitas Princeton_Kyle McKernan)
Ilustrasi pembentukan Bumi dan ledakan Big Bang di galaksi kita. Penemuan 83 lubang hitam sama seperti di dalam fase setelah Big Bang. (Universitas Princeton_Kyle McKernan)

''Quasar yang kami temukan akan menjadi subjek yang menarik untuk pengamatan lebih lanjut dengan fasilitas saat ini dan di masa depan. Kami juga akan belajar tentang pembentukan dan evolusi awal (lubang hitam super masif),'' kata Matsuok dikutip dari Futurism.

Para peneliti berharap dengan penemuan 83 lubang hitam, maka rahasia terbentuknya alam semesta di awal bisa terkuak.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak