Teori Baru, Bumi Menabrak Planet Lain untuk Menghasilkan Kehidupan

Setelah satu miliar simulasi, ilmuwan berhasil mengungkapkan teori ini.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Kamis, 24 Januari 2019 | 12:30 WIB
Bumi purba bertabrakan dengan planet lain. (Rice University)

Bumi purba bertabrakan dengan planet lain. (Rice University)

Hitekno.com - Sebuah tabrakan yang terjadi miliaran tahun yang lalu diprediksi membentuk Bulan sehingga mengorbit permanen. Bumi menabrak planet tersebut juga kemungkinan membawa semua bahan yang dibutuhkan untuk kehidupan.

Lebih dari 4,4 miliar tahun lalu, sebuah benda seukuran Mars menabrak Bumi yang masih berusia primitif.

Tabrakan tersebut meluncurkan Bulan yang kita kenal ke orbit permanen di planet kita.

Baca Juga: Beli Permata di Indonesia, Bule Ini Temukan Wujud Misterius di Dalamnya

Sebuah studi baru menemukan bahwa peristiwa ini bisa memiliki dampak yang jauh lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Tabrakan kuno itu juga bisa memberikan planet kita karbon, nitrogen, dan belerang yang diperlukan akan kehidupan terbentuk.

Penelitian ini diterbitkan pada hari Rabu (23/01/2019) di dalam jurnal Science Advances.

Baca Juga: Satu Hari di Planet Saturnus Cuma 10 Jam, Ini Penjelasannya

Saat itu, Bumi mempunyai kondisi seperti Mars saat ini. Bumi memiliki inti dan mantel, tetapi bagian non inti sangat buruk pada unsur-unsur volatil seperti nitrogen, karbon, dan belerang.

Elemen-elemen di bagian non-inti planet kita, yang disebut "Bumi Silikat Curah," dapat saling berbaur.

Ilustrasi Bumi purba yang belum ada kehidupan. (Earth Chronicles)
Ilustrasi Bumi purba yang belum ada kehidupan. (Earth Chronicles)

Tetapi mereka tidak pernah berinteraksi dengan unsur-unsur inti.

Baca Juga: NASA Menemukan "Dunia Ketiga", Planet Baru Misterius

Meskipun beberapa volatil ada di intinya, mereka tidak dapat mencapai lapisan luar planet.

Kemudian sebuah tabrakan besar terjadi. Teori sebelumnya, sebuah meteorit merupakan salah satu elemen yang menabrak Bumi.

Namun setelah dihitung, ilmuwan mempunyai satu masalah, rasio karbon dan nitrogen tidak sesuai.

Baca Juga: Baru Ditemukan, Planet Ini Penuh dengan Harta Karun Berharga

Jadi mereka menguji teori lain, bagaimana jika planet lain membawa ''barang-barang'' yang dibutuhkan oleh kehidupan?

''Bumi bisa bertabrakan dengan berbagai jenis planet,'' kata Damanveer Grewal, mahasiswa keprofesoran Department of Earth, Environmental and Planetary Sciences di Rice University, Texas dikutip dari Live Science.

Jika tabrakan ini terjadi, dua inti planet akan bergabung dan dua mantel juga ikut menyatu.

Di laboratorium khusus, ia dan timnya menciptakan kondisi suhu tinggi, tekanan tinggi di mana inti planet dapat terbentuk.

Dengan memvariasi suhu, tekanan, dan proporsi belerang dalam percobaan mereka, tim menciptakan skenario tertentu.

Ilustrasi tabrakan antar planet. (SpaceTravelFoundation)
Ilustrasi tabrakan antar planet. (SpaceTravelFoundation)

Skenario itu dapat mengetahui bagaimana elemen-elemen tersebut dapat membagi antara inti dan sisa dari planet yang dihipotesiskan.

Setelah menjalankan 1 miliar simulasi, mereka menemukan bahwa ada skenario yang masuk akal.

Skenario itu adalah menghadirkan tabrakan dan penggabungan Bumi dengan planet seukuran Mars yang mengandung sekitar 25 hingga 30 persen belerang di intinya.

Seorang ahli petrologi eksperimental di Centre de Recherches Pétrographiques et Géochimiques di Prancis mendukung teori ini.

''Teori ini sangat mungkin. Pekerjaan ini adalah hasil yang sangat sukses dari penelitian bertahun-tahun dari berbagai tim yang berbeda,'' kata Célia Dalou, seorang ahli petrologi asal Prancis.

Teori baru yang mengungkap Bumi menabrak planet lain sehingga muncul kehidupan sangat menarik karena percobaan sebelumnya tak mampu menghasilkan teori ini.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak