Bumi Makin Sekarat, Pohon Ini Menceritakan Semuanya

Karya seni kreatif ini belum pernah ditemukan sebelumnya.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Selasa, 18 Desember 2018 | 13:00 WIB
Karya seni Voice of Nature yang menceritakan kondisi lingkungan. (YouTube/ Thijs Biersteker)

Karya seni Voice of Nature yang menceritakan kondisi lingkungan. (YouTube/ Thijs Biersteker)

Hitekno.com - Seorang seniman dan juga aktivis lingkungan yang peduli dengan Bumi membuat karya seni yang menakjubkan. Melalui karya seni berjudul ''Voice of Nature'' atau ''Suara Alam'', sebatang pohon bisa menceritakan kondisi sekitarnya dan perubahan iklim yang mulai memburuk.

Ia memodifikasi sebatang pohon dengan kabel detektor dan program khusus agar bisa ''bercerita'' mengenai keadaannya.

Seorang seniman yang bernama Thijs Biersteker menggunakan cara yang berbeda dalam menyampaikan perubahan iklim pada orang-orang modern.

Baca Juga: Lubang Samsung Galaxy S10 Tak Sebesar Galaxy A8S, Seberapa kecil?

Pohon merupakan pemegang rekor alam, perubahan lingkungan terjadi karena keberadaan mereka semakin sedikit.

Pohon-pohon mendokumentasikan kehidupan mereka melalui cincin pertumbuhan tahunan yang tersembunyi di balik kulit kayu.

Pola cincin akan berubah ketika kondisi lingkungan mengandung polusi tinggi. (YouTube/ Thijs Biersteker)
Pola cincin akan berubah ketika kondisi lingkungan mengandung polusi tinggi. (YouTube/ Thijs Biersteker)

Bagi mereka yang menyukai biologi, cincin tersebut dapat menceritakan kisah yang mendetail mengenail kondisi sebuah pohon.

Baca Juga: Lumut Berubah Warna di Antartika, Pertanda Buruk Bagi Manusia

Cincin itu dapat mengungkap penyakit serangga, kebakaran hutan, kekeringan, dan kondisi iklim di sekitar pohon.

Karya seni Biersteker didasarkan pada satu pohon di Chengdu, kota berpenduduk 14 juta orang di Cina sebelah barat daya.

Pohon itu penuh dengan sensor yang terhubung ke akar, daun, dan rantingnya.

Baca Juga: Ilmuwan Rancang Tim Fortnite untuk Edukasi Perubahan Iklim

Sensor tersebut akan mengumpulkan 1.600 titik data sehingga akan mengabarkan perubahan lingkungan di sekitar pohon.

Kumpulan sensor dapat memantau kondisi lingkungan seperti tingkat CO2, suhu, kelembapan di tanah, dan tingkat cahaya.

Puluhan sensor ditempelkan di pohon. (YouTube/ Thijs Biersteker)
Puluhan sensor ditempelkan di pohon. (YouTube/ Thijs Biersteker)

Mereka akan terhubung melalui algoritma yang ditanamkan pada sebuah program sehingga menghasilkan cincin digital setiap detiknya.

Baca Juga: Rekor Cuaca Terpanas di California, Waspada Perubahan Iklim

Cincin ini dapat digunakan untuk mendokumentasikan kesehatan pohon secara nyata.

Karya seni Voice of Nature atau Suara Alam juga membuat efek perubahan iklim pada alam lebih mudah diakses.

Dikutip dari Vice, ini akan memudahkan manusia mengakses ''bukti'' perubahaan iklim dan kondisi Bumi yang makin sekarat.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh ilmuwan mengungkap bahwa es berusia tua di Arktik mulai menghilang dan lumut di Kutub Utara juga telah berubah warna.

Hal tersebut lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa kondisi lingkungan kita semakin mengkhawatirkan.

Manusia modern mungkin menyangsikan ''bukti'' yang ada di Kutub Utara atau Arktik karena terlalu jauh dan akses ke sana sangat terbatas.

Dengan adanya karya seni ini, manusia modern dapat mengakses ''bukti'' di tempat terdekat mereka.

Biersteker mengatakan bahwa proyeksi cincin digital menjadi indah ketika tingkat polusi meningkat.

Ironisnya, pohon itu menciptakan cincin digital yang indah hampir tiap waktu. Itu menunjukkan bahwa polusi kota sangat mengkhawatirkan.

Karya seni yang sangat kreatif ini dapat menggugah orang agar semakin menyadari perubahan iklim yang terjadi di sekitar mereka.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak