Final Fantasy 7 Remake. (Square Enix)
Hitekno.com - Di tengah gempuran kecerdasan buatan (AI) yang mulai merambah industri game, sebuah pernyataan tegas datang dari salah satu sutradara paling berpengaruh saat ini. Naoki Hamaguchi, sutradara di balik Final Fantasy 7 Rebirth, tidak hanya menolak penggunaan AI untuk sisi kreatif.
Naoki Hamaguchi juga melempar tantangan keras kepada timnya dan seluruh kreator di dunia: manusia harus membuktikan diri lebih unggul dari kecerdasan AI.
Pernyataannya ini menjadi sebuah manifesto yang menenangkan hati para gamer, menegaskan bahwa "jiwa" dari sebuah karya seni tidak akan pernah bisa digantikan oleh algoritma.
Garis Batas yang Jelas: Kreativitas adalah Milik Manusia
Dalam sebuah wawancara yang menjadi sorotan, Hamaguchi menarik garis batas yang sangat jelas. Meskipun mengakui kompleksitas pengembangan game modern, ia menolak untuk melihat AI sebagai solusi di ranah kreatif.
Baginya, "penggunaan AI di sisi kreatif pengembangan game, terutama saat ini, bukanlah sesuatu yang bisa kami lanjutkan."
Sikap ini menunjukkan komitmen mendalam pada proses yang mengandalkan intuisi, emosi, dan kolaborasi manusia.
Sejalan dengan pandangan kreator legendaris lain seperti Hideo Kojima yang melihat AI lebih sebagai "teman" untuk "menangani tugas-tugas pengembangan yang membosankan," Hamaguchi setuju bahwa AI bisa berguna untuk mencari referensi.
Namun, untuk urusan meracik narasi, mendesain karakter, atau membangun dunia yang imersif, ia sepenuhnya percaya pada kekuatan tim manusianya.
Sebuah Tantangan, Bukan Penolakan Terhadap Teknologi
Baca Juga: RAM 8GB Kini Jadi Standar Baru HP Rp1 Jutaan, Rombak Ekspektasi Pasar di 2025
Puncak dari filosofi Hamaguchi terungkap dalam sebuah pernyataan kuat yang kini menjadi viral. Alih-alih sekadar menolak teknologi, ia justru mengubahnya menjadi sebuah tantangan untuk menjadi lebih baik.
"Saya ingin berpikir, sebagai kreator dan sebagai bagian dari tim kreatif saya, betapa pun AI mencoba mengganggu dan mengambil bagian dalam sisi kreatif, sebagai manusia, sebagai tim saya, kami ingin menjadi kreator yang cukup baik sehingga kami bisa melakukan lebih baik daripada AI, dan kami pasti akan mendorongnya," ungkap Hamaguchi.
Pernyataan ini bukan sekadar penolakan, melainkan sebuah seruan bagi para seniman, penulis, dan desainer game untuk terus mengasah keahlian mereka hingga melampaui apa yang bisa dihasilkan oleh mesin sekalipun.
Ini adalah sebuah pengingat bahwa di jantung industri game, elemen paling krusial bukanlah efisiensi atau kecepatan, melainkan sentuhan manusia yang tak tergantikan.