Hitekno.com - Sekelompok hacker telah mengklaim berhasil membobol data warga China belum lama ini. Tak tanggung-tanggung, ada 1 miliar data warga China yang mereka gondol.
Menurut dilaporkan Suara.com, hacker mengklaim kalau telah mendapatkan data sebanyak itu dari database kepolisian Shanghai.
Baca Juga
YouTube Health Diluncurkan, Sediakan Informasi Kesehatan yang Kredibel
WhatsApp: Pesan Pengguna Tak Bisa Diintip Gara-gara PSE Lingkup Privat
BSSN Peroleh Akses ke Program Intelijen Ancaman Siber Microsoft
Viral Driver Ojol Curhat Dapat Customer Unik, Diminta Bangunin Pacar hingga Lepaskan Burung
Studi: 500 Juta Orang Asia Tenggara Hidup Bareng Kelelawar Pembawa Virus Corona
Hacker ini juga melaporkan berapa besaran data yang diambilnya dan data apa saja yang tersimpan pada database kepolisian Shanghai yang mereka bobol.
Data yang dibobol hacker ini berkapasitas 23TB dan dijual seharga 10 Bitcoin atau setara Rp 3 triliun (per kurs 5 Juli), seperti dikutip dari Engadget, Selasa (5/7/2022).
Sekumpulan data ini mencakup nama, alamat, tempat lahir, kartu identitas, hingga nomor telepon. Salah satu sampel data itu cocok dengan laporan kriminal yang terjadi pada 1995 silam.

Bahkan, beberapa jurnalis mengkonfirmasi kalau data itu memang cocok saat menelepon nomor-nomor yang ada di daftar kebocoran data.
Belum diketahui bagaimana para hacker ini menyusup ke database kepolisian.
Namun, dugaan sementara mengatakan kalau mereka masuk lewat sistem buatan Aliyun, perusahaan cloud milik Alibaba, yang juga menjadi wadah database itu.
Tidak diketahui seberapa besar jangkauan dari efek kebocoran data tersebut.
Namun, para pakar keamanan siber mengklaim kalau insiden ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah China.
Itulah laporan terkini dari aksi pembobolan 1 miliar data warga China yang diklaim hacker berasal dari database kepolisian Shanghai. (Suara.com/ Dicky Prastya).