Berkedok Aplikasi, Skype dan Zoom Jadi Target Serangan Siber

Aplikasi pertemuan sosial berbasis daring belakangan menjadi populer di tengah pandemi virus Corona (Covid-19).

Dinar Surya Oktarini
Rabu, 15 April 2020 | 19:05 WIB
Ilustrasi video call. (pexels/Edward Jenner)

Ilustrasi video call. (pexels/Edward Jenner)

Hitekno.com - Kini aplikasi berbasis video conference kian populer di tengah pandemi COVID-19. Perusahaan global cybersecurity Kaspersky menyelidiki lanskap ancaman untuk aplikasi pertemuan sosial demi memastikan keamanan dan kenyamanan proses komunikasi penggunanya.

Hasil analisis mendeteksi sekitar 1.300 file teridentifikasi menggunakan nama yang serupa dengan aplikasi populer seperti Zoom, Webex, dan Slack. Para pelaku kejahatan siber menggunakan kesempatan di tengah krisis seperti ini dan mendistribusikan berbagai ancaman siber dengan kedok aplikasi terkemuka.

"Kami berpikir bahwa, penting bagi orang-orang untuk mengetahui tentang keberadaan ancaman semacam itu. Dalam keadaan seperti saat ini, ketika sebagian besar dari kita bekerja dari rumah, sangat penting untuk memastikan bahwa apa yang kita gunakan sebagai platform pertemuan sosial daring diunduh dari sumber sah, dengan pengaturan tepat dan tidak memiliki kerentanan berat yang belum diatasi sebelumnya," ucap Denis Parinov, pakar keamanan di Kaspersky.

Baca Juga: Melejit! Unduhan TikTok Versi Android Tembus 1 Miliar

Jumlah penyebaran file yang menyamar sebagai aplikasi pertemuan sosial populer didominasi oleh Zoom sebanyak 42 persen, Webex 22 persen, Gotomeeting 13 persen, Flock dan Slack 11 persen, Join.me dan Lifesize 0,46 persen, MSteams 0,23 persen, dan HighFive 0,08 persen.

Ilustrasi aplikasi Zoom di ponsel pintar. [Shutterstock]
Ilustrasi aplikasi Zoom di ponsel pintar. [Shutterstock]

Menurut keterangan pers yang didapat Suara.com, di antara 1.300 file tersebut setidaknya ada 200 ancaman yang terdeteksi. Ancaman paling umum adalah dua jenis adware yaitu DealPly dan DownloadSponsor.

Kedua jenis adware ini merupakan pemasang atau installer yang akan menampilkan iklan atau mengunduh modul adware. Perangkat lunak tersebut biasanya muncul pada perangkat pengguna setelah diunduh dari pasar tidak resmi.

Baca Juga: Terpopuler: 7 HP Murah RAM 3 GB Rp 1 Jutaan dan Bocah Dikerjai Google

Di sisi lain, pada beberapa kasus, pakar Kaspersky menemukan ancaman yang disamarkan sebagai file .lnk atau pintas (shortcuts) ke aplikasi. Bahkan sebagian besar terdeteksi sebagai Exploit.Win32.CVE-2010-2568, sebuah kode berbahaya yang cukup lama ada namun masih tersebar luas. Ini memungkinkan penyerang menginfeksi beberapa komputer dengan malware tambahan.

Tetapi menurut para ahli, "raja" sebenarnya dari aplikasi pertemuan sosial yang paling banyak digunakan oleh pelaku kejahatan siber dalam percobaan mendistribusikan ancaman siber adalah Skype.

Kaspersky berhasil menemukan sebanyak 120.000 file mencurigakan yang menggunakan nama aplikasi tersebut. Perlu diwaspadai, penggunaan nama aplikasi Skype pun tidak hanya ditujukan untuk mendistribusikan adware, tetapi juga berbagai malware seperti Trojan.

Baca Juga: Dukung Keluarga Mitra, Gojek YABB dan Alfamart Bagikan Paket Sembako

Ilustrasi malware. [Shutterstock]
Ilustrasi malware. [Shutterstock]

Denis Parinov menambahkan bahwa tidak ada lonjakan dramatis dalam jumlah serangan atau jumlah file yang disamarkan sebagai aplikasi pertemuan sosial yang populer saat ini. Jumlah aktual dari file-file yang ditemukan cukup berada di level moderat. Namun lain halnya dengan Skype, aplikasi ini pada dasarnya sudah menjadi target bagi para pelaku kejahatan siber selama bertahun-tahun karena popularitasnya.

Di kesempatan berbeda, Director of Global Research & Analysis Team (GReAT), APAC at Kaspersky Vitaly Kamluk berpendapat bahwa aplikasi dan platform-platform terkenal, memang menjadi sasaran empuk bagi para penjahat siber.

"Zoom kini menjadi salah satu platform group teleconference yang paling banyak digunakan, di saat pandemi Covid-19 ini. Para penjahat siber memang menargetkan platform-platform terkenal yang kini menjadi komoditi masyarakat luas," ujarnya melalui virtual conference, Rabu (15/4/2020).(Suara.com/ Lintang Siltya Utami)

Baca Juga: Begini Cara Gunakan Face ID iPhone Ketika Pakai Masker

Berita Terkait
TERKINI

Seminar di UI memfokuskan pada perkembangan terkini dalam ilmu data, komputasi super, AI generatif, dan etika AI....

internet | 21:26 WIB

Dalam acara ini, peserta bertukar pendapat mengenai tren saat ini dan prospek masa depan AI dalam pendidikan....

internet | 16:31 WIB

Aplikasi Merchant BCA ini didesain sebagai solusi untuk memberdayakan bisnis dari berbagai skala....

internet | 09:36 WIB

Keberadaan CCTV selama ini nyatanya tak cukup mencegah aksi kejahatan....

internet | 12:24 WIB

Berdasarkan feedback pengguna, Samsung akan menyediakan opsi dan pengalaman yang semakin ditingkatkan melalui SamsungGal...

internet | 20:46 WIB

Nuon Digital Indonesia menjajakibisnis baru dan melakukan inovasi pada produk-produk andalannya....

internet | 17:48 WIB

Perubahan nama ini merupakan langkah strategis Google untuk menggabungkan chatbot Bard dan layanan AI lainnya di bawah s...

internet | 18:15 WIB

Program AI TEACH for Indonesia merupakan program pengembangan kapasitas yang bertujuan untuk mengembangkan lanskap pendi...

internet | 17:14 WIB

Pinhome mengumumkan kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam pengadaan proteksi keselamatan kerja bagi seluruh Rekan...

internet | 09:56 WIB

Didukung Kominfo dan universitas-universitas setempat, kampanye ini bertujuan mengeksplorasi lanskap AI dan mendiskusika...

internet | 11:44 WIB

Di 14 kota, ribuan driver Grab bersama keluarga nonton bareng film Srimulat: Hidup Memang Komedi...

internet | 08:56 WIB

Mengakses konten Premier League melalui situs web atau perangkat streaming tidak resmi akan membuat diri mereka rentan t...

internet | 08:46 WIB

Dell Technologies menyoroti tren-tren baru yang akan membentuk industri teknologi pada tahun 2024 dan di masa depan....

internet | 12:06 WIB

Meningkatkan sistem keamanan menjadi langkah yang baik, tetapi upaya tersebut hanya menjangkau permukaan penyalahgunaan ...

internet | 07:24 WIB

Di tengah tingginya frekuensi insiden keamanan siber di Indonesia, hanya 53 persen yang siap untuk mencegah insiden ters...

internet | 07:25 WIB

Berikut adalah beberapa kata kunci yang perlu kita pahami, agar kita dapat lebih mengenali istilah AI....

internet | 09:45 WIB

Nokia Bell Labs mendemonstrasikan teknologi proof-of-concept ini untuk pertama kalinya....

internet | 08:53 WIB
Tampilkan lebih banyak